Ini Beda Gaya Berpuisi dari Masa ke Masa, dari Zaman Sanusi Pane hingga Fiersa Besari
Selasa, 28 April 2020 - 12:15 WIB
Foto: Pixabay
Dalam periode 1950-an, aliran puisi yang dianut oleh kebanyakan penyair pada masa itu adalah romansa dan naturalis. Gaya penulisan puisi pada periode ini umumnya menggunakan sajak-sajak yang indah dan kembali ke alam. Penulisan puisi pada periode ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan sastra dari Spanyol yang dibawa oleh Ramadhan KH.
5. PUISI ANGKATAN 1960-1980
Foto:Instagram:@damonosapardi
Periode 1960-1980 boleh dibilang sebagai masa keemasan bagi dunia puisi di Indonesia. Puisi pada periode ini mengandung banyak makna filosofis dan banyak beraliran naturalis dan ekspresionalis seperti pada puisi "Membaca Tanda-Tanda" karya Taufiq Ismail. Selain Taufiq Ismail, penyair pada periode ini antara lain Sapardi Djoko Damono dengan gaya puisi yang sederhana tapi penuh makna, dan Sutardji Colzoum Bachri yang membuat puisi seolah menjadi mantra.
6. PUISI ANGKATAN 1980-2000
Foto: Pixabay
Pada periode ini, puisi telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan dan sudah tidak terikat dengan aturan puisi lama. Penyampaian pesan puisi pada periode ini condong pada kritik sosial terhadap pemerintah.
7. PUISI ANGKATAN 2000 DAN SESUDAHNYA
Foto: Instagram @joko_pinurbo
Pada akhir tahun 2000-an hingga sekarang, puisi telah banyak mendapatkan corak yang begitu berwarna dan bebas aturan. Gaya bahasa yang digunakan banyak menggunakan bahasa sehari-hari dan majas yang mudah dipahami. Pelopor penyair pada periode ini di antaranya Wiji Thukul dan Joko Pinurbo, bahkan yang sekarang banyak kita dengar dan sangat nge-pop karyanya seperti milik Boy Candra dan Fiersa Besari.
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
Dalam periode 1950-an, aliran puisi yang dianut oleh kebanyakan penyair pada masa itu adalah romansa dan naturalis. Gaya penulisan puisi pada periode ini umumnya menggunakan sajak-sajak yang indah dan kembali ke alam. Penulisan puisi pada periode ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan sastra dari Spanyol yang dibawa oleh Ramadhan KH.
5. PUISI ANGKATAN 1960-1980
Foto:Instagram:@damonosapardi
Periode 1960-1980 boleh dibilang sebagai masa keemasan bagi dunia puisi di Indonesia. Puisi pada periode ini mengandung banyak makna filosofis dan banyak beraliran naturalis dan ekspresionalis seperti pada puisi "Membaca Tanda-Tanda" karya Taufiq Ismail. Selain Taufiq Ismail, penyair pada periode ini antara lain Sapardi Djoko Damono dengan gaya puisi yang sederhana tapi penuh makna, dan Sutardji Colzoum Bachri yang membuat puisi seolah menjadi mantra.
6. PUISI ANGKATAN 1980-2000
Foto: Pixabay
Pada periode ini, puisi telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan dan sudah tidak terikat dengan aturan puisi lama. Penyampaian pesan puisi pada periode ini condong pada kritik sosial terhadap pemerintah.
7. PUISI ANGKATAN 2000 DAN SESUDAHNYA
Foto: Instagram @joko_pinurbo
Pada akhir tahun 2000-an hingga sekarang, puisi telah banyak mendapatkan corak yang begitu berwarna dan bebas aturan. Gaya bahasa yang digunakan banyak menggunakan bahasa sehari-hari dan majas yang mudah dipahami. Pelopor penyair pada periode ini di antaranya Wiji Thukul dan Joko Pinurbo, bahkan yang sekarang banyak kita dengar dan sangat nge-pop karyanya seperti milik Boy Candra dan Fiersa Besari.
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
(it)
tulis komentar anda