Review Sadako DX: Kisah Legenda Hantu Sadako dengan Plot Twist
Jum'at, 25 November 2022 - 12:55 WIB
JAKARTA - Penggemar film horor Sadako bisa jadi akan kaget dengan cara sutradara Hisashi Kimura menggarap film ini, yang sangat jauh dari tipikal film-film sebelumnya dari waralaba The Ring.
Sejak lahir pada 1995 atau 27 tahun yang lalu, publik mengenal Sadako sebagai salah satu sosok hantu perempuan paling mengerikan dalam budaya pop. Rambut panjangnya yang menutupi wajah, luka kukunya yang mengerikan, tatapan matanya yang bikin jatung melorot, serta tentu saja sumur yang ikonis, jadi paket horor yang tidak bisa dilupakan para penggemar film genre ini.
Citra atau image ini terus-menerus dikuatkan lewat 10 film horor Jepang Sadako lainnya. Kalau ditotal dengan film Korea Selatan dan Amerika Serikat, berarti ada 14 film yang seluruhnya masuk dalam waralaba The Ring.
Sadako DX adalah film ke-15 dari instalmen tersebut. Ini bukan film remake atau reboot, tapi melanjutkan legenda teror mematikan dari video kaset berisi hantu Sadako yang keluar dari sumur, lalu memberi kutukan kematian kepada siapa pun yang melihat video tersebut.
Foto: Kadokawa Pictures
Meski begitu, sutradara Hisashi Kimura tak memakai resep yang sama dengan ke-14 film The Ring lainnya. Ini langsung bisa dilihat dari premis awalnya. Pada film-film sebelumnya, kematian akan datang tujuh hari setelah seseorang menonton video Sadako. Namun dalam Sadako DX, kematian akan datang dalam waktu 24 jam saja.
Untuk menceritakan teror ini, dihadirkan sosok perempuan ber-IQ 200 bernama Ayaka Ichijo (Fuka Koshiba). Sesuai dengan tingkat kecerdasannya, Ayaka selalu berpikir logis dan tak percaya dengan kutukan Sadako. Menurutnya, selalu ada penjelasan ilmiah untuk hal ini.
Baca Juga: Review Film She Said: Kegigihan Wartawan Ungkap Pelecehan Seksual
Tentu saja, ada orang yang tak setuju dengan opini Ayaka. Dia adalah peramal bernama Master Kenshin (Hiroyuki Ikeuchi). Untuk membuktikan bahwa pendapat Ayaka salah, Master Kenshin memberikan salinan dari video Sadako keluar dari sumur.
Ayaka ogah menonton video itu. Namun malangnya, sang adik yaitu Futuba (Yuki Yagi) diam-diam menontonnya. Dari sini, Futuba mulai berhalusinasi, dan semakin banyak kejadian aneh terjadi membuat Ayaka mulai percaya pada legenda kutukan Sadako.
Foto: Kadokawa Pictures
Dari sini, secara keseluruhan cerita Sadako DX memang kelihatannya sama saja dengan film-film The Ring lainnya. Namun seiring cerita bergerak, penonton akan menemukan 'keanehan-keanehan' dari film ini.
Pertama, Sadako DX tampaknya sengaja memakai gaya sinematografi yang terkesan murahan, layaknya film yang minim bujet. Bahkan tampilan Sadako pun tak semengerikan sebelumnya. Sekilas, atmosfernya seperti film b-movie.
Namun perlu digarisbawahi, ini bukan berarti filmnya tidak bikin jantung dag-dig-dug. Percayalah, teror Sadako di sini tetap mengerikan.
Namun di tengah-tengah horor itu, penonton akan menyadari bahwa Sadako DX mau melucu dengan menempatkan karakter konyol Oji Maeda (Kazuma Kawamura). Kelakuan cenayang muda ini sering sekali dibikin garing dan slapstick. Penonton akan tetap tertawa, baik saat leluconnya tak lucu maupun saat ia benar-benar lucu.
Karakter lainnya yang membuat Sadako DX makin jadi seperti film komedi dibanding film horor adalah kehadiran pria misterius yang selalu membantu Ayaka dalam memecahkan kutukan yang menimpa Futaba. Saat ia bertemu dengan Oji, lengkaplah sudah tawa penonton.
Sejak lahir pada 1995 atau 27 tahun yang lalu, publik mengenal Sadako sebagai salah satu sosok hantu perempuan paling mengerikan dalam budaya pop. Rambut panjangnya yang menutupi wajah, luka kukunya yang mengerikan, tatapan matanya yang bikin jatung melorot, serta tentu saja sumur yang ikonis, jadi paket horor yang tidak bisa dilupakan para penggemar film genre ini.
Citra atau image ini terus-menerus dikuatkan lewat 10 film horor Jepang Sadako lainnya. Kalau ditotal dengan film Korea Selatan dan Amerika Serikat, berarti ada 14 film yang seluruhnya masuk dalam waralaba The Ring.
Sadako DX adalah film ke-15 dari instalmen tersebut. Ini bukan film remake atau reboot, tapi melanjutkan legenda teror mematikan dari video kaset berisi hantu Sadako yang keluar dari sumur, lalu memberi kutukan kematian kepada siapa pun yang melihat video tersebut.
Foto: Kadokawa Pictures
Meski begitu, sutradara Hisashi Kimura tak memakai resep yang sama dengan ke-14 film The Ring lainnya. Ini langsung bisa dilihat dari premis awalnya. Pada film-film sebelumnya, kematian akan datang tujuh hari setelah seseorang menonton video Sadako. Namun dalam Sadako DX, kematian akan datang dalam waktu 24 jam saja.
Untuk menceritakan teror ini, dihadirkan sosok perempuan ber-IQ 200 bernama Ayaka Ichijo (Fuka Koshiba). Sesuai dengan tingkat kecerdasannya, Ayaka selalu berpikir logis dan tak percaya dengan kutukan Sadako. Menurutnya, selalu ada penjelasan ilmiah untuk hal ini.
Baca Juga: Review Film She Said: Kegigihan Wartawan Ungkap Pelecehan Seksual
Tentu saja, ada orang yang tak setuju dengan opini Ayaka. Dia adalah peramal bernama Master Kenshin (Hiroyuki Ikeuchi). Untuk membuktikan bahwa pendapat Ayaka salah, Master Kenshin memberikan salinan dari video Sadako keluar dari sumur.
Ayaka ogah menonton video itu. Namun malangnya, sang adik yaitu Futuba (Yuki Yagi) diam-diam menontonnya. Dari sini, Futuba mulai berhalusinasi, dan semakin banyak kejadian aneh terjadi membuat Ayaka mulai percaya pada legenda kutukan Sadako.
Foto: Kadokawa Pictures
Dari sini, secara keseluruhan cerita Sadako DX memang kelihatannya sama saja dengan film-film The Ring lainnya. Namun seiring cerita bergerak, penonton akan menemukan 'keanehan-keanehan' dari film ini.
Pertama, Sadako DX tampaknya sengaja memakai gaya sinematografi yang terkesan murahan, layaknya film yang minim bujet. Bahkan tampilan Sadako pun tak semengerikan sebelumnya. Sekilas, atmosfernya seperti film b-movie.
Namun perlu digarisbawahi, ini bukan berarti filmnya tidak bikin jantung dag-dig-dug. Percayalah, teror Sadako di sini tetap mengerikan.
Namun di tengah-tengah horor itu, penonton akan menyadari bahwa Sadako DX mau melucu dengan menempatkan karakter konyol Oji Maeda (Kazuma Kawamura). Kelakuan cenayang muda ini sering sekali dibikin garing dan slapstick. Penonton akan tetap tertawa, baik saat leluconnya tak lucu maupun saat ia benar-benar lucu.
Karakter lainnya yang membuat Sadako DX makin jadi seperti film komedi dibanding film horor adalah kehadiran pria misterius yang selalu membantu Ayaka dalam memecahkan kutukan yang menimpa Futaba. Saat ia bertemu dengan Oji, lengkaplah sudah tawa penonton.
Lihat Juga :
tulis komentar anda