Review Black Panther: Wakanda Forever: Full Emosi, Padat Aksi
Rabu, 09 November 2022 - 08:05 WIB
Black Panther: Wakanda Forever menjanjikan tontonan yang dipenuhi emosi. Sang sutradara, Ryan Coogler, mampu menciptakan sebuah tribute yang sangat indah bagi Chadwick Boseman, pemeran Black Panther yang meninggal dunia pada 2020. Di sepanjang film, kehadiran Chadwick sangatlah terasa.
Rasa duka mendalam sudah terasa sejak film berdurasi 2 jam 41 menit ini dibuka. Bayangan T’Challa (Chadwick Boseman) terus menggelayuti film ini. Bahkan, adegan pembuka Marvel Studios berupa kolase karakter-karakter mereka pun diganti semuanya dengan adegan yang menampilkan T’Challa. Lagu tema Marvel Studios pun tidak ada. Yang ada hanyalah kesunyian.
Kematian T’Challa meninggalkan ruang kosong di Wakanda. Negara itu tidak lagi punya pelindung. Ratu Ramonda (Angela Bassett) akhirnya naik takhta. Ratu ini sangat tegas. Diselimuti duka, ratu memerintah tanpa basa basi dan tidak kenal ampun pada siapa pun yang berusaha menyakiti keluarganya. Meski punya ratu yang kuat, Wakanda tetap rapuh.
Adik T’Challa, Shuri (Letitia Wright), sepertiya mengalami lima tahap duka cita. Dia masih dalam tahap denial meskipun bersikap seolah dirinya baik-baik saja dan sudah move on. Ketika dia masih diliputi dengan perasannya sendiri, Wakanda menghadapi ancaman baru dengan kemunculan Namor (Tenoch Huerta).
Namor terbukti menjadi ancaman yang sangat serius. Memerintah Talokan, sebuah kerajaan bawah laut dengan teknologi mutakhir, Namor telah bertekad untuk melindungi dan menyembunyikan keberadaan negaranya itu dari dunia luar. Jadi, ketika pemerintah asing, di sini Amerika Serikat, mulai mengusiknya, dia pun bertindak.
Foto: Marvel
Black Panther: Wakanda Forever mencampurkan konflik politik ini dengan drama kehilangan dan aksi bela negara yang seru. Sutradaranya, Ryan Coogler, berusaha dengan keras memberikan tontonan yang tidak hanya mengeksplorasi aksi, tapi juga menyuguhkan drama keluarga yang benar-benar menyentuh. Di antara entry lain di Marvel Cinematic Universe (MCU), Black Panther: Wakanda Forever adalah film dengan adegan menangis paling banyak. Dari awal sampai akhir film, bahkan adegan pascakreditnya, banjir air mata.
Usaha keras Ryan itu tentu bisa dimaklumi. Bukan perkara mudah mengisi posisi seorang protagonis yang karakternya disukai para penggemar. Chadwick meninggalkan lubang besar yang tidak dengan gampang bisa diisi siapa saja. Inilah di mana Ryan menunjukkan kualitasnya sebagai seorang sutradara. Ryan membuat karakter di film ini terlihat kuat dan punya ciri khas masing-masing tanpa harus menggantikan sosok T’Challa. Tidak ada karakter di Wakanda Forever yang dibuat mirip seperti T’Challa.
Inilah yang kemudian membuat karakter-karakter di Wakanda Forever menjadi diri mereka sendiri. Meski dibayangi kehadiran T’Challa, tapi mereka berhasil menunjukkan diri mereka sendiri. Angela Bassett, pemeran Ratu Ramonda, benar-benar menjadi sosok pemimpin yang mampu mengendalikan laju film ini. Aktingnya sebagai sosok Ratu yang tegas dan sebagai seorang ibu yang kehilangan anak benar-benar patut diacungi jempol. Dialah yang membuat kekuatan peranan wanita di dunia benar-benar terasa.
Foto: Marvel
Sementara, Wakanda Forever menjadi ajang perkembangan karakter Shuri. Dari seorang remaja yang hanya berkutat di laboratorium untuk mengembangkan teknologi, Shuri harus menghadapi kenyataan yang terpampang di hadapannya. Mau tidak mau, dia pun harus berdiri untuk membela rakyatnya. Meski berusaha tegar, pada akhirnya, Shuri harus menerima dan menyadari kalau dia sudah kehilangan orang yang dia kasihi.
Di film ini akan ada satu adegan Shuri yang cukup mengejutkan. Adegan ini akan terasa paralel dengan film pertama Black Panther. Ini adalah adegan penentu langkah Shuri ke depannya dan menunjukkan karakter Shuri yang selama ini dia pendam. Meski terasa berselimut misteri, tapi bagi penggemar yang menonton Black Panther pertama dengan cermat, pasti akan menemukan jawabannya.
Namor yang diperankan Tenoch Huerta benar-benar menjadi kekuatan yang mengintimidasi. Dia tidak perlu memasang muka sangar untuk terlihat menakutkan. Kata-katanya yang sopan dan senyumannya yang manis sudah cukup membuatnya terlihat sebagai ancaman. Belum lagi dia punya kekuatan yang luar biasa. Namor mungkin menjadi salah satu karakter overpowered di MCU. Meski punya banyak anak buah, tapi, Namor sudah bisa mengatasi satu pasukan besar seorang diri.
Perang antara Wakanda dan Talokan, meski sama-sama punya teknologi canggih, jauh dari kata mutakhir. Kedua suku itu lebih suka perang secara jarak dekat. Meski Wakanda punya pesawat canggih, tapi, kecanggihan itu masih bisa ditandingi kekuatan mentah dan supranatural pasukan Talokan. Pertempuran di antara kedua negara ini terasa epik, meski belum selevel dengan pertarungan di Avengers: Endgame.
Foto: Marvel
Rasa duka mendalam sudah terasa sejak film berdurasi 2 jam 41 menit ini dibuka. Bayangan T’Challa (Chadwick Boseman) terus menggelayuti film ini. Bahkan, adegan pembuka Marvel Studios berupa kolase karakter-karakter mereka pun diganti semuanya dengan adegan yang menampilkan T’Challa. Lagu tema Marvel Studios pun tidak ada. Yang ada hanyalah kesunyian.
Kematian T’Challa meninggalkan ruang kosong di Wakanda. Negara itu tidak lagi punya pelindung. Ratu Ramonda (Angela Bassett) akhirnya naik takhta. Ratu ini sangat tegas. Diselimuti duka, ratu memerintah tanpa basa basi dan tidak kenal ampun pada siapa pun yang berusaha menyakiti keluarganya. Meski punya ratu yang kuat, Wakanda tetap rapuh.
Adik T’Challa, Shuri (Letitia Wright), sepertiya mengalami lima tahap duka cita. Dia masih dalam tahap denial meskipun bersikap seolah dirinya baik-baik saja dan sudah move on. Ketika dia masih diliputi dengan perasannya sendiri, Wakanda menghadapi ancaman baru dengan kemunculan Namor (Tenoch Huerta).
Namor terbukti menjadi ancaman yang sangat serius. Memerintah Talokan, sebuah kerajaan bawah laut dengan teknologi mutakhir, Namor telah bertekad untuk melindungi dan menyembunyikan keberadaan negaranya itu dari dunia luar. Jadi, ketika pemerintah asing, di sini Amerika Serikat, mulai mengusiknya, dia pun bertindak.
Foto: Marvel
Black Panther: Wakanda Forever mencampurkan konflik politik ini dengan drama kehilangan dan aksi bela negara yang seru. Sutradaranya, Ryan Coogler, berusaha dengan keras memberikan tontonan yang tidak hanya mengeksplorasi aksi, tapi juga menyuguhkan drama keluarga yang benar-benar menyentuh. Di antara entry lain di Marvel Cinematic Universe (MCU), Black Panther: Wakanda Forever adalah film dengan adegan menangis paling banyak. Dari awal sampai akhir film, bahkan adegan pascakreditnya, banjir air mata.
Usaha keras Ryan itu tentu bisa dimaklumi. Bukan perkara mudah mengisi posisi seorang protagonis yang karakternya disukai para penggemar. Chadwick meninggalkan lubang besar yang tidak dengan gampang bisa diisi siapa saja. Inilah di mana Ryan menunjukkan kualitasnya sebagai seorang sutradara. Ryan membuat karakter di film ini terlihat kuat dan punya ciri khas masing-masing tanpa harus menggantikan sosok T’Challa. Tidak ada karakter di Wakanda Forever yang dibuat mirip seperti T’Challa.
Inilah yang kemudian membuat karakter-karakter di Wakanda Forever menjadi diri mereka sendiri. Meski dibayangi kehadiran T’Challa, tapi mereka berhasil menunjukkan diri mereka sendiri. Angela Bassett, pemeran Ratu Ramonda, benar-benar menjadi sosok pemimpin yang mampu mengendalikan laju film ini. Aktingnya sebagai sosok Ratu yang tegas dan sebagai seorang ibu yang kehilangan anak benar-benar patut diacungi jempol. Dialah yang membuat kekuatan peranan wanita di dunia benar-benar terasa.
Foto: Marvel
Sementara, Wakanda Forever menjadi ajang perkembangan karakter Shuri. Dari seorang remaja yang hanya berkutat di laboratorium untuk mengembangkan teknologi, Shuri harus menghadapi kenyataan yang terpampang di hadapannya. Mau tidak mau, dia pun harus berdiri untuk membela rakyatnya. Meski berusaha tegar, pada akhirnya, Shuri harus menerima dan menyadari kalau dia sudah kehilangan orang yang dia kasihi.
Di film ini akan ada satu adegan Shuri yang cukup mengejutkan. Adegan ini akan terasa paralel dengan film pertama Black Panther. Ini adalah adegan penentu langkah Shuri ke depannya dan menunjukkan karakter Shuri yang selama ini dia pendam. Meski terasa berselimut misteri, tapi bagi penggemar yang menonton Black Panther pertama dengan cermat, pasti akan menemukan jawabannya.
Namor yang diperankan Tenoch Huerta benar-benar menjadi kekuatan yang mengintimidasi. Dia tidak perlu memasang muka sangar untuk terlihat menakutkan. Kata-katanya yang sopan dan senyumannya yang manis sudah cukup membuatnya terlihat sebagai ancaman. Belum lagi dia punya kekuatan yang luar biasa. Namor mungkin menjadi salah satu karakter overpowered di MCU. Meski punya banyak anak buah, tapi, Namor sudah bisa mengatasi satu pasukan besar seorang diri.
Perang antara Wakanda dan Talokan, meski sama-sama punya teknologi canggih, jauh dari kata mutakhir. Kedua suku itu lebih suka perang secara jarak dekat. Meski Wakanda punya pesawat canggih, tapi, kecanggihan itu masih bisa ditandingi kekuatan mentah dan supranatural pasukan Talokan. Pertempuran di antara kedua negara ini terasa epik, meski belum selevel dengan pertarungan di Avengers: Endgame.
Foto: Marvel
tulis komentar anda