CERMIN: Barry adalah Kita
Rabu, 29 Juni 2022 - 15:00 WIB
Foto: HBO GO
Saya memiliki anak di usia 32 secara tak terduga. Saya hampir percaya hidup saya akan berakhirdalam usia 40. Tapi pada akhirnya, bagi orang-orang seperti Barry dan saya, normal selalu bisa didefinisikan masing-masing.
Saya percaya pada kesempatan kedua, sebagaimana Barry. Ia mati-matian mempercayai itu dan rela membuang “kariernya sebagai pembunuh profesional” begitu saja.
Pada akhirnya ia juga ingin dilihat normal sebagai orang-orang pada umumnya. Tapi bisa saja Barry tak akan pernah normal sebagaimana ukuran mayoritas orang-orang, sebagaimana juga saya dan yang membaca tulisan ini.
Mungkin pada akhirnya yang kita cari dari hidup adalah satu hal: ketenangan hati. Barry mendapatkannya dari berakting, sebuah kesempatan menarik ketika kita dibayar untuk menjadi orang lain. Saya mendapatkannya dari menjadi sutradara yang dibayar untuk bercerita tentang apa saja yang mungkin pernah saya alami dan rasakan.
Baca Juga: Extraordinary Attorney Woo, Drama Korea Terbaru Netflix tentang Pengacara Genius yang Autis
Hidup adalah tentang mengalami. Kita mengalami beragam pengalaman buruk, juga trauma untuk menguatkan kita. Kita juga berhak untuk menikmati sendiri pengalaman-pengalaman pahit itu dan menumpahkannya menjadi akting atau menjadi sebuah film.
Pada akhirnya ia memang tak sepenuhnya menjadi pengalaman hidup kita, tapi perubahan wujud itu mungkin menjadi transformasi bagi seseorang untuk bercermin mengenali dirinya sendiri. Mungkin karena pada akhirnya Barry, sebagaimana sebagian orang, adalah kita.
BARRY
Produser: Emily Heller, Julie Camino, Jason Kim, Johnnie Brady
Sutradara: Bill Hader, Alec Berg, Hiro Murai, Maggie Carey, Liza Johnson, Minkie Spiro
Penulis Skenario: Alec Berg, Bill Hader, Duffy Bodreau, Taofik Kolade, Emma Barrie, Emily Heller, Elizabeth Sarnoff, Jason Kim, Ben Smith, Sarah Solemani
Pemain: Bill Hader, Stephen Root, Sarah Goldberg
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Saya memiliki anak di usia 32 secara tak terduga. Saya hampir percaya hidup saya akan berakhirdalam usia 40. Tapi pada akhirnya, bagi orang-orang seperti Barry dan saya, normal selalu bisa didefinisikan masing-masing.
Saya percaya pada kesempatan kedua, sebagaimana Barry. Ia mati-matian mempercayai itu dan rela membuang “kariernya sebagai pembunuh profesional” begitu saja.
Pada akhirnya ia juga ingin dilihat normal sebagai orang-orang pada umumnya. Tapi bisa saja Barry tak akan pernah normal sebagaimana ukuran mayoritas orang-orang, sebagaimana juga saya dan yang membaca tulisan ini.
Mungkin pada akhirnya yang kita cari dari hidup adalah satu hal: ketenangan hati. Barry mendapatkannya dari berakting, sebuah kesempatan menarik ketika kita dibayar untuk menjadi orang lain. Saya mendapatkannya dari menjadi sutradara yang dibayar untuk bercerita tentang apa saja yang mungkin pernah saya alami dan rasakan.
Baca Juga: Extraordinary Attorney Woo, Drama Korea Terbaru Netflix tentang Pengacara Genius yang Autis
Hidup adalah tentang mengalami. Kita mengalami beragam pengalaman buruk, juga trauma untuk menguatkan kita. Kita juga berhak untuk menikmati sendiri pengalaman-pengalaman pahit itu dan menumpahkannya menjadi akting atau menjadi sebuah film.
Pada akhirnya ia memang tak sepenuhnya menjadi pengalaman hidup kita, tapi perubahan wujud itu mungkin menjadi transformasi bagi seseorang untuk bercermin mengenali dirinya sendiri. Mungkin karena pada akhirnya Barry, sebagaimana sebagian orang, adalah kita.
BARRY
Produser: Emily Heller, Julie Camino, Jason Kim, Johnnie Brady
Sutradara: Bill Hader, Alec Berg, Hiro Murai, Maggie Carey, Liza Johnson, Minkie Spiro
Penulis Skenario: Alec Berg, Bill Hader, Duffy Bodreau, Taofik Kolade, Emma Barrie, Emily Heller, Elizabeth Sarnoff, Jason Kim, Ben Smith, Sarah Solemani
Pemain: Bill Hader, Stephen Root, Sarah Goldberg
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
(ita)
tulis komentar anda