5 Beda Song Kang dan Nam Joo-Hyuk dalam Drama, Kamu Pilih yang Mana?
Jum'at, 25 Februari 2022 - 17:51 WIB
Foto: JTBC/tvN
Sebagai pegawai Badan Meteorologi, Lee Si-woo kelihatannya sudah hafal betul tentang serba-serbi cuaca. Tak heran, bahkan namanya pun memiliki arti “hujan yang turun tepat waktu”. Instingnya mengenai cuaca yang akan berubah pun sering kali selalu benar.
Lain halnya dengan Baek Yi-jin. Saat pertemuannya dengan lawan mainnya, Na Hee-do, di bimbingan belajar matematika, terdapat kode sandi pintu kamar mandi yang harus dibuka dengan menjawab soal matematika. Kemudian soal itu dikerjakan dengan mudah oleh Baek Yi-jin, bahkan tanpa menggunakan kertas. Sampai episode 4, terhitung sudah dua kali Baek Yi-jin melakukan hal ini.
4. Naik Mobil vs Naik Sepeda
Foto: JTBC/tvN
Dalam Forecasting Love and Weather, Song Kang mengutarakan keinginannya untuk membeli mobil. Akhirnya ia pun membeli mobil semi bekas dengan cicilan 36 kali.
Sementara akibat terlilit utang dan krisis moneter, seluruh aset yang dimiliki keluarga Nam Joo-hyuk dalam Twenty Five Twenty One habis dijual dan dipindahnamakan ke bibinya. Akhirnya, untuk bepergian Nam Joo-hyuk lebih sering menggunakan sepeda, terutama saat mengantar koran.
Baca Juga: 7 Idol Korea yang Pernah Tinggal di Asia Tenggara, Ada yang di Indonesia
5. Hangat Tapi Blak-blakan vs Tenang tapi Pasti
Foto: JTBC/tvN
Lee Si-woo digambarkan sebagai karakter yang sering tersenyum dan hangat. Namun di balik itu, ia adalah orang yang blak-blakan.
Saat mengetahui pendapatnya dipatahkan, ia akan terus melontarkan kalimat untuk meyakinkan lawan bicaranya, bahkan kepada senior sekalipun. Ia pun langsung mengajak lawan mainnya, Jin Ha-kyung untuk berpacaran walau baru dekat beberapa hari.
Sedangkan Baek Yi-jin adalah karakter yang tenang. Namun di balik ketenangan sikapnya, ia terus berusaha menggapai mimpinya untuk menyatukan keluarganya dan terus mencari pekerjaan.
Hal ini terlihat dari Baek Yi-jin yang dalam diamnya sering melamar pekerjaan saat sela kerja paruh waktunya, sehingga tiba-tiba beberapa kali dipanggil oleh perusahaan untuk melakukan wawancara pekerjaan.
Sekar Rahmadiana Ihsan
Kontributor GenSINDO
UIN Jakarta
Sebagai pegawai Badan Meteorologi, Lee Si-woo kelihatannya sudah hafal betul tentang serba-serbi cuaca. Tak heran, bahkan namanya pun memiliki arti “hujan yang turun tepat waktu”. Instingnya mengenai cuaca yang akan berubah pun sering kali selalu benar.
Lain halnya dengan Baek Yi-jin. Saat pertemuannya dengan lawan mainnya, Na Hee-do, di bimbingan belajar matematika, terdapat kode sandi pintu kamar mandi yang harus dibuka dengan menjawab soal matematika. Kemudian soal itu dikerjakan dengan mudah oleh Baek Yi-jin, bahkan tanpa menggunakan kertas. Sampai episode 4, terhitung sudah dua kali Baek Yi-jin melakukan hal ini.
4. Naik Mobil vs Naik Sepeda
Foto: JTBC/tvN
Dalam Forecasting Love and Weather, Song Kang mengutarakan keinginannya untuk membeli mobil. Akhirnya ia pun membeli mobil semi bekas dengan cicilan 36 kali.
Sementara akibat terlilit utang dan krisis moneter, seluruh aset yang dimiliki keluarga Nam Joo-hyuk dalam Twenty Five Twenty One habis dijual dan dipindahnamakan ke bibinya. Akhirnya, untuk bepergian Nam Joo-hyuk lebih sering menggunakan sepeda, terutama saat mengantar koran.
Baca Juga: 7 Idol Korea yang Pernah Tinggal di Asia Tenggara, Ada yang di Indonesia
5. Hangat Tapi Blak-blakan vs Tenang tapi Pasti
Foto: JTBC/tvN
Lee Si-woo digambarkan sebagai karakter yang sering tersenyum dan hangat. Namun di balik itu, ia adalah orang yang blak-blakan.
Saat mengetahui pendapatnya dipatahkan, ia akan terus melontarkan kalimat untuk meyakinkan lawan bicaranya, bahkan kepada senior sekalipun. Ia pun langsung mengajak lawan mainnya, Jin Ha-kyung untuk berpacaran walau baru dekat beberapa hari.
Sedangkan Baek Yi-jin adalah karakter yang tenang. Namun di balik ketenangan sikapnya, ia terus berusaha menggapai mimpinya untuk menyatukan keluarganya dan terus mencari pekerjaan.
Hal ini terlihat dari Baek Yi-jin yang dalam diamnya sering melamar pekerjaan saat sela kerja paruh waktunya, sehingga tiba-tiba beberapa kali dipanggil oleh perusahaan untuk melakukan wawancara pekerjaan.
Sekar Rahmadiana Ihsan
Kontributor GenSINDO
UIN Jakarta
(ita)
tulis komentar anda