4 Hal yang Bikin Love and Leashes Beda Jauh dengan Fifty Shades of Grey

Senin, 14 Februari 2022 - 11:32 WIB
Film Korea Love and Leashes menampilkan hubungan BDSM tanpa adegan erotis, tapi malah penuh komedi. Foto/Netflix
JAKARTA - Film Korea Love and Leashes dan film Barat Fifty Shades of Grey sama-sama mengangkat tema hubungan bondage, dominance, sadism, and masochism atau BDSM, tapi mengambil jalur cerita yang jauh berbeda.

Love and Leashes yang tayang di Netflix kini tengah menjadi salah satu tontonan viral di Indonesia. Film Korea yang diadaptasi dari webtoon Moral Sense ini bercerita tentang hubungan unik antara dua karyawan satu kantor, Jung Ji-woo (Seohyun Girls' Generation) dan Jung Ji-hoo (Jun U-KISS).

Berawal dari salah terima paket karena kemiripan nama, Ji-woo mengetahui bahwa rekan satu divisinya, Ji-hoo, ternyata senang dengan aktivitas seksual BDSM. Ji-hoo sempat takut 'aib'nya itu dibongkar Ji-woo, tapi ternyata perempuan itu tak menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang patut dipermasalahkan.



Kagum dengan pandangan Ji-woo, Ji-hoo lantas memintanya menjadi "tuan" untuknya. Sempat ragu, Ji-woo akhirnya menyetujui permintaan Ji-hoo, dengan kontrak selama tiga bulan. Dari sini, hubungan keduanya pun berkembang dinamis.

Sebelum Love and Leashes, film bertema BDSM lainnya yang sangat populer adalah Fifty Shades of Grey yang tayang pada 2015. Film ini dibintangi Jamie Dornan dan Dakota Johnson. Ceritanya tentang hubungan BDSM antara seorang pengusaha tampan dengan mahasiswi.

Meski temanya sama, juga sama-sama diberi rating dewasa (R untuk Fifty Shades of Grey dan 18+ untuk Love and Leashes), tapi genre kedua film ini berbeda. Yang pertama dilabeli genre drama erotis, sementara yang kedua bergenre komedi romantis.

Nah, berikut ini empat hal lainnya yang membuat Love and Leashes berbeda dari Fifty Shades of Grey.

1. Berisi Edukasi tentang Hubungan BDSM



Foto: Netflix

Dalam Fifty Shades of Grey, aktivitas BDSM digambarkan secara dramatis dan erotis. Namun dalam Love and Leashes, pendekatannya lebih dewasa dan edukatif.

Sebelum Ji-woo menerima tawaran Ji-hoo untuk menjadi "tuan"nya, Ji-woo mempelajari terlebih dahulu tentang BDSM di internet. Ia jadi memahami bahwa hubungan ini terdiri dari dua konsep, yaitu BD yang fokus pada membangun emosi dan psikologis antara dua pihak yang terlibat, serta SM yang mengarah pada kegiatan seksual, tapi tak harus terkait berhubungan badan.

Hubungan ini pun dijalankan atas aturan dan kesepakatan (consent) kedua belah pihak. Ini ditunjukkan dengan Ji-hoo yang membuat kontrak, lengkap dengan poin-poin yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan bersama. Ji-woo pun membaca kontrak itu dengan baik sebelum akhirnya menandatanganinya.

2. Bukannya Erotis, Malah Kocak



Foto: Netflix

Meski ratingnya 18+, film ini tak ada adegan berhubungan badan sama sekali. Bahkan, hanya ada satu scene berciuman antara Ji-woo dan Ji-hoo. Sepanjang durasi, aktivitas BDSM malah lebih banyak dipotret dengan atmosfer kocak.

Hal ini karena Ji-woo sebenarnya buta sama sekali tentang BDSM, jadi bisa dibilang dia lebih banyak melihat respons Ji-hoo lalu berimprovisasi "di lapangan". Sementara Ji-hoo digambarkan sebagai pria tampan yang cute, dan sangat penurut pada Ji-woo.

Baca Juga: Rating Drama Nam Joo Hyuk-Kim Tae Ri Ungguli Park Min Young-Song Kang
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More