Film Pendek Subaja: Keadilan yang (Tidak) Diharapkan
Jum'at, 11 Februari 2022 - 14:04 WIB
JAKARTA - Tidak ada keterangan tentang makna dari judul film ini. Jika saya boleh menebak, “Subaja” merupakan akronim dari daerah asal ketiga karakter utama di dalamnya, yaitu: Sunda, Batak, dan Jawa.
Ya, film pendek berdurasi 24 menit yang tayang di Genflix ini bercerita tentang tiga pria dari latar belakang suku berbeda, yang dipertemukan karena sebuah misi yang harus mereka selesaikan. Mereka adalah Engkus (Emil Kusumo) dari Sunda, Bogat Sibutarbutar (Asta Nurcahya) dari Batak, dan Kasidi (Ricky Saldan) dari Jawa.
Ketiga karakter utama yang khas dilakonkan dengan apik sesuai keunikan masing-masing. Engkus merupakan pribadi yang tenang, penuh perhitungan, dan penuh strategi. Bogat sangat temperamental dan kesulitan meredakan tension after killing. Sedangkan Kasidi, petarung yang santun setiap akan dan usai berkelahi.
Foto: Genflix
Koreografi laga dalam film ini cukup rapi dan seru. Membuat saya terkenang pada serial TV Deru Debuyang populer pada tahun 1990-an. Jika menilik kekompleksan latar belakang para tokoh, alur cerita, konflik, dan tujuan dalam film ini, tentu akan sangat mengasyikkan jika film pendek ini direntangkan menjadi film layar lebar atau tontonan serial. Saya yakin hasilnya akan lebih berbobot daripada Deru Debu.
Baca Juga: Film Pendek Amarah Amara, Mengubah Energi Negatif Menjadi Positif
Bukan tanpa alasan, film ini tampak digarap serius meskipun terkesan banyak bagian yang dikorbankan karena batasan durasi. Kita juga bisa melihat kesungguhan pembuatnya karena Subajatelah dibawa ke beberapa festival film.
Film laga berbumbu komedi ini dibuka cukup seru dengan aksi ketiga tokoh menyelinap ke sebuah gudang pabrik. Hal ini mereka lakukan karena aksi demonstrasi bertiga guna menutup pabrik tidak diindahkan. Nahasnya, mereka tertangkap polisi dan diinterogasi oleh petugas Dina (Putri Adam).
Foto: Genflix
Polisi Dina berhasil membongkar identitas sesungguhnya dari mereka bertiga dan menawarkan kerja sama untuk meringkus pabrik yang dicurigai tersebut.
Baca Juga: Fakta Terbaru Simon Leviev Tinder Swindler dan Pacar Modelnya, Ingin Jadi Politikus!
Benar saja, ternyata memang ada kegiatan lain dalam pabrik itu yang berlangsung usai jam kerja. Terjadilah baku hantam antara para tokoh "Subaja” dan orang-orang suruhan pemilik pabrik. Mereka berhasil meringkus aktivitas tersebut dan memeroleh pujian dari polisi Dina yang menjadi pimpinan mereka dalam operasi.
Sayang, kita hanya bisa tersenyum getirpada akhir film. Kutipan berbunyi, “Keadilan tidak akan didapatkan bagi dia yang tidak mengharapkannya” menutup film ini dan menyisakan kepedihan atas satire yang dipertontonkan.
Farida Pane (Semarang)
Penikmat film dan anggota komunitas ISP Community
Ya, film pendek berdurasi 24 menit yang tayang di Genflix ini bercerita tentang tiga pria dari latar belakang suku berbeda, yang dipertemukan karena sebuah misi yang harus mereka selesaikan. Mereka adalah Engkus (Emil Kusumo) dari Sunda, Bogat Sibutarbutar (Asta Nurcahya) dari Batak, dan Kasidi (Ricky Saldan) dari Jawa.
Ketiga karakter utama yang khas dilakonkan dengan apik sesuai keunikan masing-masing. Engkus merupakan pribadi yang tenang, penuh perhitungan, dan penuh strategi. Bogat sangat temperamental dan kesulitan meredakan tension after killing. Sedangkan Kasidi, petarung yang santun setiap akan dan usai berkelahi.
Foto: Genflix
Koreografi laga dalam film ini cukup rapi dan seru. Membuat saya terkenang pada serial TV Deru Debuyang populer pada tahun 1990-an. Jika menilik kekompleksan latar belakang para tokoh, alur cerita, konflik, dan tujuan dalam film ini, tentu akan sangat mengasyikkan jika film pendek ini direntangkan menjadi film layar lebar atau tontonan serial. Saya yakin hasilnya akan lebih berbobot daripada Deru Debu.
Baca Juga: Film Pendek Amarah Amara, Mengubah Energi Negatif Menjadi Positif
Bukan tanpa alasan, film ini tampak digarap serius meskipun terkesan banyak bagian yang dikorbankan karena batasan durasi. Kita juga bisa melihat kesungguhan pembuatnya karena Subajatelah dibawa ke beberapa festival film.
Film laga berbumbu komedi ini dibuka cukup seru dengan aksi ketiga tokoh menyelinap ke sebuah gudang pabrik. Hal ini mereka lakukan karena aksi demonstrasi bertiga guna menutup pabrik tidak diindahkan. Nahasnya, mereka tertangkap polisi dan diinterogasi oleh petugas Dina (Putri Adam).
Foto: Genflix
Polisi Dina berhasil membongkar identitas sesungguhnya dari mereka bertiga dan menawarkan kerja sama untuk meringkus pabrik yang dicurigai tersebut.
Baca Juga: Fakta Terbaru Simon Leviev Tinder Swindler dan Pacar Modelnya, Ingin Jadi Politikus!
Benar saja, ternyata memang ada kegiatan lain dalam pabrik itu yang berlangsung usai jam kerja. Terjadilah baku hantam antara para tokoh "Subaja” dan orang-orang suruhan pemilik pabrik. Mereka berhasil meringkus aktivitas tersebut dan memeroleh pujian dari polisi Dina yang menjadi pimpinan mereka dalam operasi.
Sayang, kita hanya bisa tersenyum getirpada akhir film. Kutipan berbunyi, “Keadilan tidak akan didapatkan bagi dia yang tidak mengharapkannya” menutup film ini dan menyisakan kepedihan atas satire yang dipertontonkan.
Farida Pane (Semarang)
Penikmat film dan anggota komunitas ISP Community
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda