5 Persamaan antara Serial Bleach, Naruto, dan One Piece
Minggu, 06 Februari 2022 - 22:57 WIB
Di awal 2000-an, Naruto, One Piece, dan Bleach adalah serial manga yang sangat populer di Weekly Shonen Jump. Ketiga serial itu menangkap hati banyak pencinta manga dan menciptakan fanbase yang loyal hingga sampai sekarang. Anime-nya pun tak kalah populernya dengan manga-nya.
Ketiga manga itu juga merupakan bagian dari serial yang paling panjang di Weekly Shonen Jump. Bahkan, salah satunya masih berjalan sampai saat ini. sementara, satunya lagi berlanjut ke spinoff setelah cerita aslinya sudah resmi selesai. Hingga saat ini, belum ada manga atau serial baru yang mampu meniru kesuksesan mereka.
Mengutip CBR, salah satu faktor yang membuat ketiga serial itu begitu populer adalah bagaimana mereka meng-cover materi subjek terkait. Semua judul tersebut adalah manga pertarungan shounen. Artinya, secara umum, serial ini menampilkan karakternya saling berhadapan di pertarungan yang intensif.
Pertarungan ini biasanya mirip satu sama lain. Tapi, persamaannya tidak hanya di situ. Serial ini punya karakter, elemen plot, tone, tema dan sejumlah hal kecil lain yang terasa sama. Lantas, apa saja persamaan ketiga serial yang disebut Big Three ini secara umum? Berikut ulasannya!
1. Arketipe karakter
Ketiga serial ini punya karakter yang sama, terutama protagonisnya. Luffy, Naruto dan Ichigo sama-sama keras kepala, pria muda dengan banyak potensi untuk tumbuh. Ketiganya didefinisikan dengan sikap yang tak mudah menyerah terhadap hidup dan selalu menyelesaikan masalah mereka. Mereka juga ingin dan berlatih untuk menjadi yang terkuat.
Luffy ingin menjadi Raja Perompak di One Piece. Naruto ingin Hokage di Naruto. Sementara, Ichigo di Bleach tidak terlalu ingin menjadi yang terkuat, tapi dia ingin bisa cukup kuat untuk melindungi mereka yang dekat dengannya—sentimen yang juga dipunyai Luffy dan Naruto.
Banyak orang yang ditemui para protagonis di sepanjang perjalanan mereka ini yang juga sama. Di antaranya adalah seorang gadis manis, lawan yang ramah, mentor yang bijak, teman dekat dan antagonis haus darah. Protagonisnya biasanya sangat menghargai pengalaman yang mereka lalui bersama semua orang yang mereka temui. Pengalaman ini membantu mereka tumbuh.
2. Pertarungan
Ketiga serial itu punya banyak persamaan atas bagaimana mereka menangani pertarungan mereka. Setiap cerita cenderung menyoroti pertarungan satu lawan satu antara protagonist, teman dan sekutunya, dan antagonis utama busur cerita. Kadang-kadang, mereka juga bertarung melawan pihak ketiga.
Petarung sering mengungkap kalau mereka menahan diri. Mereka kemudian akan mulai menggunakan kekuatan dan jurus mereka untuk mengungguli lawannya. Ini biasanya akan menyebabkan musuh mereka mendorong habis-habisan sampai melampaui batasan mereka dan unggul lagi.
Pertarungan seperti ini yang mencapai ketinggian baru untuk mengungguli musuhnya akan berlanjut sepanjang yang diinginkan plot ceritanya. Petarung akan menggunakan semua keterampilan dan strategi untuk menang. Tapi, kemenagan biasanya akan menjadi milik mereka yang kuat. Ini juga bisa menjadi milik protagonis setelah menemukan kekuatan dalam dan tekad untuk menang.
3. Elemen cerita
Sementara premis tentang perompak, ninja dan roh sepertinya berbeda, Big Three itu masih menemukan cara untuk menggemakan satu sama lain di cerita mereka. Semua cerita mereka bisa dipecah menjadi busur individu yang berbasis lokasi baru, teman baru dan musuh serta perubahan besar di plotnya. Busur ini dianggap selesai begitu protagonisnya mengalahkan antagonis utamanya di sebuah pertarungan besar.
Protagonisnya acap kali harus berlatih untuk mendapatkan kekuatan dan/atau keterampilan baru yang diperlukan untuk melakukan hal seperti itu. Ini akan memberikan mereka tepian yang sangat dibutuhkan. Setelah konflik utama selesai, protagonisnya akan punya waktu untuk merayakan, menyembuhkan luka dan pamitan kepada teman baru mereka sebelum melanjutkan petualangan mereka.
Ketiga manga itu juga merupakan bagian dari serial yang paling panjang di Weekly Shonen Jump. Bahkan, salah satunya masih berjalan sampai saat ini. sementara, satunya lagi berlanjut ke spinoff setelah cerita aslinya sudah resmi selesai. Hingga saat ini, belum ada manga atau serial baru yang mampu meniru kesuksesan mereka.
Mengutip CBR, salah satu faktor yang membuat ketiga serial itu begitu populer adalah bagaimana mereka meng-cover materi subjek terkait. Semua judul tersebut adalah manga pertarungan shounen. Artinya, secara umum, serial ini menampilkan karakternya saling berhadapan di pertarungan yang intensif.
Pertarungan ini biasanya mirip satu sama lain. Tapi, persamaannya tidak hanya di situ. Serial ini punya karakter, elemen plot, tone, tema dan sejumlah hal kecil lain yang terasa sama. Lantas, apa saja persamaan ketiga serial yang disebut Big Three ini secara umum? Berikut ulasannya!
1. Arketipe karakter
Ketiga serial ini punya karakter yang sama, terutama protagonisnya. Luffy, Naruto dan Ichigo sama-sama keras kepala, pria muda dengan banyak potensi untuk tumbuh. Ketiganya didefinisikan dengan sikap yang tak mudah menyerah terhadap hidup dan selalu menyelesaikan masalah mereka. Mereka juga ingin dan berlatih untuk menjadi yang terkuat.
Luffy ingin menjadi Raja Perompak di One Piece. Naruto ingin Hokage di Naruto. Sementara, Ichigo di Bleach tidak terlalu ingin menjadi yang terkuat, tapi dia ingin bisa cukup kuat untuk melindungi mereka yang dekat dengannya—sentimen yang juga dipunyai Luffy dan Naruto.
Banyak orang yang ditemui para protagonis di sepanjang perjalanan mereka ini yang juga sama. Di antaranya adalah seorang gadis manis, lawan yang ramah, mentor yang bijak, teman dekat dan antagonis haus darah. Protagonisnya biasanya sangat menghargai pengalaman yang mereka lalui bersama semua orang yang mereka temui. Pengalaman ini membantu mereka tumbuh.
2. Pertarungan
Ketiga serial itu punya banyak persamaan atas bagaimana mereka menangani pertarungan mereka. Setiap cerita cenderung menyoroti pertarungan satu lawan satu antara protagonist, teman dan sekutunya, dan antagonis utama busur cerita. Kadang-kadang, mereka juga bertarung melawan pihak ketiga.
Petarung sering mengungkap kalau mereka menahan diri. Mereka kemudian akan mulai menggunakan kekuatan dan jurus mereka untuk mengungguli lawannya. Ini biasanya akan menyebabkan musuh mereka mendorong habis-habisan sampai melampaui batasan mereka dan unggul lagi.
Pertarungan seperti ini yang mencapai ketinggian baru untuk mengungguli musuhnya akan berlanjut sepanjang yang diinginkan plot ceritanya. Petarung akan menggunakan semua keterampilan dan strategi untuk menang. Tapi, kemenagan biasanya akan menjadi milik mereka yang kuat. Ini juga bisa menjadi milik protagonis setelah menemukan kekuatan dalam dan tekad untuk menang.
3. Elemen cerita
Sementara premis tentang perompak, ninja dan roh sepertinya berbeda, Big Three itu masih menemukan cara untuk menggemakan satu sama lain di cerita mereka. Semua cerita mereka bisa dipecah menjadi busur individu yang berbasis lokasi baru, teman baru dan musuh serta perubahan besar di plotnya. Busur ini dianggap selesai begitu protagonisnya mengalahkan antagonis utamanya di sebuah pertarungan besar.
Protagonisnya acap kali harus berlatih untuk mendapatkan kekuatan dan/atau keterampilan baru yang diperlukan untuk melakukan hal seperti itu. Ini akan memberikan mereka tepian yang sangat dibutuhkan. Setelah konflik utama selesai, protagonisnya akan punya waktu untuk merayakan, menyembuhkan luka dan pamitan kepada teman baru mereka sebelum melanjutkan petualangan mereka.
tulis komentar anda