Mengapa Snowdrop Penuh Kontroversi? Ini Penjelasan Lengkapnya
Selasa, 21 Desember 2021 - 19:49 WIB
Dalam episode kedua dijelaskan bahwa ayah Soo-ho adalah seorang musisi peraih medali terkenal di Berlin yang menghadapi penindasan dan tidak dapat kembali ke Korea. Kemudian, Soo-ho, yang dibesarkan di Jerman, kembali ke Korea Selatan seorang diri setelah dewasa.
Sementara, dalam kehidupan nyata, Yun Insang juga seorang musisi yang telah memenangkan banyak penghargaan musik, tapi dilarang kembali ke Korea Selatan. Saat itu sedang parah-parahnya mahasiswa Korea-Jerman dituduh sebagai mata-mata. Yun Insang disiksa dan dipaksa mengaku hingga akhirnya ditahan.
Kejadian ini membuat banyak rekan sesama artis menandatangani petisi untuk kebebasannya. Setelah kejadian itu, ia berpartisipasi dalam pergerakan prodemokrasi Korea Selatan.
Kesamaan itu semakin nyata ketika terungkap bahwa ayah Soo-ho tidak dapat kembali ke negara asalnya dan terpaksa tinggal di Berlin.
6. Para Sponsor Menarik Diri
Para sponsor atau pengiklan dalam drama ini sudah mulai menarik produk mereka yang muncul di sana. Salah satu dari tiga sponsor besar, yaitu P&J Group, juga ikut menarik diri.
Baca Juga: Kontroversi Snowdrop, Para Pengiklan Langsung Tarik Produknya sebagai Sponsor
Jawaban JTBC atas Kontroversi
Pada Selasa (21/12), JTBC yang menayangkan drama ini akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tetap akan menayangkan Snowdrop.
"Latar belakang dan motif peristiwa penting dalam Snowdrop adalah saat rezim militer berkuasa. Dengan latar ini, isinya adalah kisah fiksi tentang pihak yang berkuasa yang berkolusi dengan pemerintah Korea Utara untuk mempertahankan otoritasnya. Snowdrop adalah karya kreatif yang menampilkan kisah-kisah pribadi individu-individu yang dimanfaatkan dan dikorbankan oleh penguasa," tulis JTBC, mengutip dari Soompi.
"Tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi dalam Snowdrop. Pemeran utama pria dan perempuan tidak ditampilkan ikut serta atau memimpin gerakan demokratisasi dalam episode ke-1 dan ke-2, dan mereka tidak melakukannya juga dalamepisode-episode mendatang," imbuh JTBC.
Lebih lanjut, JTBC juga tetap akan menampung saran dari masyarakat dengan membuka kolom komentar di situs web mereka.
Ristiani
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @risticp_
Sementara, dalam kehidupan nyata, Yun Insang juga seorang musisi yang telah memenangkan banyak penghargaan musik, tapi dilarang kembali ke Korea Selatan. Saat itu sedang parah-parahnya mahasiswa Korea-Jerman dituduh sebagai mata-mata. Yun Insang disiksa dan dipaksa mengaku hingga akhirnya ditahan.
Kejadian ini membuat banyak rekan sesama artis menandatangani petisi untuk kebebasannya. Setelah kejadian itu, ia berpartisipasi dalam pergerakan prodemokrasi Korea Selatan.
Kesamaan itu semakin nyata ketika terungkap bahwa ayah Soo-ho tidak dapat kembali ke negara asalnya dan terpaksa tinggal di Berlin.
6. Para Sponsor Menarik Diri
Para sponsor atau pengiklan dalam drama ini sudah mulai menarik produk mereka yang muncul di sana. Salah satu dari tiga sponsor besar, yaitu P&J Group, juga ikut menarik diri.
Baca Juga: Kontroversi Snowdrop, Para Pengiklan Langsung Tarik Produknya sebagai Sponsor
Jawaban JTBC atas Kontroversi
Pada Selasa (21/12), JTBC yang menayangkan drama ini akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tetap akan menayangkan Snowdrop.
"Latar belakang dan motif peristiwa penting dalam Snowdrop adalah saat rezim militer berkuasa. Dengan latar ini, isinya adalah kisah fiksi tentang pihak yang berkuasa yang berkolusi dengan pemerintah Korea Utara untuk mempertahankan otoritasnya. Snowdrop adalah karya kreatif yang menampilkan kisah-kisah pribadi individu-individu yang dimanfaatkan dan dikorbankan oleh penguasa," tulis JTBC, mengutip dari Soompi.
"Tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi dalam Snowdrop. Pemeran utama pria dan perempuan tidak ditampilkan ikut serta atau memimpin gerakan demokratisasi dalam episode ke-1 dan ke-2, dan mereka tidak melakukannya juga dalamepisode-episode mendatang," imbuh JTBC.
Lebih lanjut, JTBC juga tetap akan menampung saran dari masyarakat dengan membuka kolom komentar di situs web mereka.
Ristiani
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @risticp_
(ita)
tulis komentar anda