Mengapa Snowdrop Penuh Kontroversi? Ini Penjelasan Lengkapnya
Selasa, 21 Desember 2021 - 19:49 WIB
JAKARTA - Setelah sempat mengundang kontroversi sebelum dramanya tayang, kini drama Snowdrop kembali diminta dihentikan atas alasan distorsi sejarah.
Permintaan penghentian tersebut disampaikan melalui sebuah petisi yang ditujukan ke Blue House, lembaga perwakilan pemerintah untuk menerima keluhan dan protes masyarakat. Petisi tersebut kini sudah ditandatangani lebih dari 200 ribu orang. Dengan jumlah itu, Blue House berarti wajib memberikan respons atas petisi itu.
Apa sebenarnya yang menjadi keberatan para penandatangan petisi? Berikut kronologi dari kontroversi drama Korea Snowdrop.
Sinopsis
Foto: JTBC
Drama ini bercerita tentang dua orang mahasiswa yang bertemu dan kemudian jatuh cinta dalam situasi yang rumit. Dalam drama ini, Jisoo BLACKPINK memerankan Young-ro, mahasiswi Sastra Inggris di Universitas Perempuan Hosu.
Sedangkan, Jung Hae-in berperan sebagai Lim Soo-ho, seorang mahasiswa pascasarjana universitas bergengsi di Jerman yang akhirnya kembali ke Korea Selatan. Namun aslinya, dia adalah mata-mata Korea Utara yang secara tidak disengaja dianggap sebagai aktivis pendukung demokrasi.
Latar Peristiwa dan Unsur Politik di Dalamnya
Foto: JTBC
Drama Snowdrop berlatar tahun 1987. Tahun ini adalah masa yang sangat penting bagi gerakan prodemokrasi di Korea Selatan, yang saat itu di bawah pemerintahan rezim militer Presiden Chun Doo-hwan.
Saat itu, pemerintahan Chun Doo-hwan sudah digempur oleh beragam demonstrasi dari pelajar di Korea. Namun demonstrasi tersebut selalu ditangani dengan kekerasan, termasuk dalam Gwangju Uprising yang digelar pada 18-27 Mei 1980, yang menewaskan ratusan orang.
Kemarahan masyarakat makin meledak saat mahasiswa Seoul National University Park Jong-cheol tewas di tangan polisi yang menangkap dan menginterogasinya dengan metode penyiksaan waterboarding. Dari sinilah gerakan June Democracy Movement lahir dan berlangsung pada 10- 29 Juni 1987.
Dari demonstrasi besar-besaran ini, banyak pelajar dan warga ditangkap dengan tuduhan menjadi mata-mata Korea Utara yang ingin menunggangi gerakan demokrasi. Banyak warga yang disiksa untuk mengaku. Bersamaan dengan itu, Presiden Chun Doo-hwan juga berencana mengangkat sekutunya, Roh Tae-woo, sebagai presiden berikutnya.
Baca Juga: 7 Drama Korea Romantis untuk Penonton 17+ yang Ratingnya Tinggi
Beragam Kontroversi
1. Sebelum Snowdrop Tayang
Pada Juli lalu, petisi pertama sudah dilayangkan dan meminta agar Snowdrop tidak ditayangkan. Penilaian ini berdasarkan sinopsis yang beredar, yang dianggap tidak menghormati gerakan prodemokrasi dan meromantisasi sekaligus memberi konotasi positif pada NSP.
Permintaan penghentian tersebut disampaikan melalui sebuah petisi yang ditujukan ke Blue House, lembaga perwakilan pemerintah untuk menerima keluhan dan protes masyarakat. Petisi tersebut kini sudah ditandatangani lebih dari 200 ribu orang. Dengan jumlah itu, Blue House berarti wajib memberikan respons atas petisi itu.
Apa sebenarnya yang menjadi keberatan para penandatangan petisi? Berikut kronologi dari kontroversi drama Korea Snowdrop.
Sinopsis
Foto: JTBC
Drama ini bercerita tentang dua orang mahasiswa yang bertemu dan kemudian jatuh cinta dalam situasi yang rumit. Dalam drama ini, Jisoo BLACKPINK memerankan Young-ro, mahasiswi Sastra Inggris di Universitas Perempuan Hosu.
Sedangkan, Jung Hae-in berperan sebagai Lim Soo-ho, seorang mahasiswa pascasarjana universitas bergengsi di Jerman yang akhirnya kembali ke Korea Selatan. Namun aslinya, dia adalah mata-mata Korea Utara yang secara tidak disengaja dianggap sebagai aktivis pendukung demokrasi.
Latar Peristiwa dan Unsur Politik di Dalamnya
Foto: JTBC
Drama Snowdrop berlatar tahun 1987. Tahun ini adalah masa yang sangat penting bagi gerakan prodemokrasi di Korea Selatan, yang saat itu di bawah pemerintahan rezim militer Presiden Chun Doo-hwan.
Saat itu, pemerintahan Chun Doo-hwan sudah digempur oleh beragam demonstrasi dari pelajar di Korea. Namun demonstrasi tersebut selalu ditangani dengan kekerasan, termasuk dalam Gwangju Uprising yang digelar pada 18-27 Mei 1980, yang menewaskan ratusan orang.
Kemarahan masyarakat makin meledak saat mahasiswa Seoul National University Park Jong-cheol tewas di tangan polisi yang menangkap dan menginterogasinya dengan metode penyiksaan waterboarding. Dari sinilah gerakan June Democracy Movement lahir dan berlangsung pada 10- 29 Juni 1987.
Dari demonstrasi besar-besaran ini, banyak pelajar dan warga ditangkap dengan tuduhan menjadi mata-mata Korea Utara yang ingin menunggangi gerakan demokrasi. Banyak warga yang disiksa untuk mengaku. Bersamaan dengan itu, Presiden Chun Doo-hwan juga berencana mengangkat sekutunya, Roh Tae-woo, sebagai presiden berikutnya.
Baca Juga: 7 Drama Korea Romantis untuk Penonton 17+ yang Ratingnya Tinggi
Beragam Kontroversi
1. Sebelum Snowdrop Tayang
Pada Juli lalu, petisi pertama sudah dilayangkan dan meminta agar Snowdrop tidak ditayangkan. Penilaian ini berdasarkan sinopsis yang beredar, yang dianggap tidak menghormati gerakan prodemokrasi dan meromantisasi sekaligus memberi konotasi positif pada NSP.
Lihat Juga :
tulis komentar anda