Film Pendek Semu, Cara Sesat Mencari Bahagia
Jum'at, 26 November 2021 - 14:05 WIB
JAKARTA - Setiap orang pasti menginginkan hidup bahagia. Tidak ada orang yang tidak ingin bahagia. Namun persepsi tentang kebahagiaan tentu berbeda bagi setiap orang.
Ada yang bisa memiliki sepeda impian sudah membuatnya bahagia. Ada pula yang sudah memiliki ALL NEW BMW 320i masih belum merasa bahagia. Namun ada yang sudah merasa bahagia dengan memiliki sahabat atau teman dekat. Singkatnya kebahagiaan itu personal. Tidak sama satu dengan lainnya.
Film pendek yang dirilis Genflix berjudul Semu menceritakan tokoh (Dewangga Alamsyah) yang merasakan kesepian dalam hidupnya. Dia tinggal di sebuah kamar yang seadanya dan berantakan, dengan jendela yang ditutupi koran dan lubang kecil untuk sekadar mengintip yang terjadi di luar rumah.
Tokoh merasakan kehampaan dalam hidupnya sehingga pikirannya sering berkelana ke mana-mana. Kerinduan memiliki teman dekat atau sahabat menjadi suara-suara yang kerap menganggu benak dan hatinya. Suara yang seakan selalu memanggilnya untuk datang dan hidup bahagia bersama.
Menilik jalan cerita, tokoh menghilangkan rasa kesepian dan sakit yang dialaminya dengan mengonsumsi narkoba. Narkoba yang dianggap memberi rasa bahagia meski sesaat. Terlihat tokoh menghadapi sakau akibat tidak menemukan serbuk yang dicarinya. Seketika ia merasa bahagia setelah mengonsumsi serbuk jahanam itu.
Foto: Genflix
Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mencatat 24.878 orang Indonesia yang terjerat penyalahgunaan narkoba sepanjang semester I tahun 2021. Jumlah ini diprediksikan bertambah terus hingga akhir tahun.
Terlebih terjadi tren yang meningkat pada kasus narkoba setiap jelang akhir tahun. Telah terjadi darurat narkoba karena Indonesia saat ini bukan sekadar menjadi tempat transit, tapi tujuan akhir.
Letak geografis Indonesia telah membuka banyak pintu atau titik entry bagi masuknya peredaran narkoba dari luar negeri. Berbagai modus penyelundupan yang ditemukan baik melalui darat, laut, dan udara. Sebagai contoh di pulau Kalimantan saja terdapat 88 jalur tikus yang biasa digunakan dalam peredaran dan penyelundupan sindikat narkoba internasional. Belum pulau lainnya.
Baca Juga: Film Beri Sebuah Arti, Pertanyaan tentang Hal Terpenting dalam Hidup
Jumlah penduduk yang besar menjadikan Indonesia pangsa pasar yang menggiurkan bagi peredaran narkoba, terlebih ditunjang dengan gemerlapnya kehidupan malam yang semarak di kota-kota besar di Indonesia.
Berdasarkan data LIPI, ditemukan 180 orang dari 10 ribu penduduk Indonesia yang terkena narkoba. United Nations Office For Drug and Crime (UNODC) mensinyalir terdapat 275 juta penduduk dunia yang mengonsumsi narkoba. Data ini menunjukkan persoalan penyalahgunaan narkoba dan peredaran narkoba adalah persoalan besar yang menyangkut masa depan dunia, yang harus sama-sama dihadapi oleh seluruh pemimpin dan warga dunia.
Kembali kepada film Semu, tokoh merasakan kebahagiaan setelah mengonsumsi narkoba adalah kebahagiaan semu. Seolah nyata padahal tidak nyata. Seolah telah bertemu dengan teman atau sahabat dekatnya yang membuatnya gembira padahal tidak. Semu itu sesaat. Karena tidak nyata dan tidak abadi.
Foto: Genflix
Kebahagiaan memang berasal dari diri sendiri. Terkadang kita merasa pihak lain atau yang terjadi dari luar dapat menjadikan kita bahagia. Padahal kita yang menciptakan rasa bahagia itu. Ketidakbersyukuran kita inilah yang menjadi penghalang untuk menciptakan rasa bahagia.
Baca Juga: 7 Tipe Orang Hadapi Pandemi menurut Drama Happiness, Nomor 1 dan 6 Bikin Emosi
Memang kebahagiaan masih sebuah misteri karena setiap orang berbeda dalam menafsirkannya. Setiap orang berbeda dalam merasakannya. Sehingga batasan bahagia pun menjadi tidak sama. Namun bersyukur adalah kunci untuk menciptakan rasa bahagia itu. Otak kita akan merespons positif segala sesuatu yang kita hadapi dan kita miliki ketika kita bersyukur.
Jadi jangan menggantungkan kebahagiaan kita pada seseorang atau suatu benda. Apalagi narkoba. Jangan. Mari kita sayangi diri dan hidup kita. Kita ciptakan kebahagiaan yang sejati untuk diri dan hidup kita. Kebahagiaan memang akan selalu menjadi misteri, tapi yakinlah selalu bahwa kita dapat hidup bahagia.
Sanuazie Asrorie
Penikmat film dari komunitas KamAksara
Ada yang bisa memiliki sepeda impian sudah membuatnya bahagia. Ada pula yang sudah memiliki ALL NEW BMW 320i masih belum merasa bahagia. Namun ada yang sudah merasa bahagia dengan memiliki sahabat atau teman dekat. Singkatnya kebahagiaan itu personal. Tidak sama satu dengan lainnya.
Film pendek yang dirilis Genflix berjudul Semu menceritakan tokoh (Dewangga Alamsyah) yang merasakan kesepian dalam hidupnya. Dia tinggal di sebuah kamar yang seadanya dan berantakan, dengan jendela yang ditutupi koran dan lubang kecil untuk sekadar mengintip yang terjadi di luar rumah.
Tokoh merasakan kehampaan dalam hidupnya sehingga pikirannya sering berkelana ke mana-mana. Kerinduan memiliki teman dekat atau sahabat menjadi suara-suara yang kerap menganggu benak dan hatinya. Suara yang seakan selalu memanggilnya untuk datang dan hidup bahagia bersama.
Menilik jalan cerita, tokoh menghilangkan rasa kesepian dan sakit yang dialaminya dengan mengonsumsi narkoba. Narkoba yang dianggap memberi rasa bahagia meski sesaat. Terlihat tokoh menghadapi sakau akibat tidak menemukan serbuk yang dicarinya. Seketika ia merasa bahagia setelah mengonsumsi serbuk jahanam itu.
Foto: Genflix
Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mencatat 24.878 orang Indonesia yang terjerat penyalahgunaan narkoba sepanjang semester I tahun 2021. Jumlah ini diprediksikan bertambah terus hingga akhir tahun.
Terlebih terjadi tren yang meningkat pada kasus narkoba setiap jelang akhir tahun. Telah terjadi darurat narkoba karena Indonesia saat ini bukan sekadar menjadi tempat transit, tapi tujuan akhir.
Letak geografis Indonesia telah membuka banyak pintu atau titik entry bagi masuknya peredaran narkoba dari luar negeri. Berbagai modus penyelundupan yang ditemukan baik melalui darat, laut, dan udara. Sebagai contoh di pulau Kalimantan saja terdapat 88 jalur tikus yang biasa digunakan dalam peredaran dan penyelundupan sindikat narkoba internasional. Belum pulau lainnya.
Baca Juga: Film Beri Sebuah Arti, Pertanyaan tentang Hal Terpenting dalam Hidup
Jumlah penduduk yang besar menjadikan Indonesia pangsa pasar yang menggiurkan bagi peredaran narkoba, terlebih ditunjang dengan gemerlapnya kehidupan malam yang semarak di kota-kota besar di Indonesia.
Berdasarkan data LIPI, ditemukan 180 orang dari 10 ribu penduduk Indonesia yang terkena narkoba. United Nations Office For Drug and Crime (UNODC) mensinyalir terdapat 275 juta penduduk dunia yang mengonsumsi narkoba. Data ini menunjukkan persoalan penyalahgunaan narkoba dan peredaran narkoba adalah persoalan besar yang menyangkut masa depan dunia, yang harus sama-sama dihadapi oleh seluruh pemimpin dan warga dunia.
Kembali kepada film Semu, tokoh merasakan kebahagiaan setelah mengonsumsi narkoba adalah kebahagiaan semu. Seolah nyata padahal tidak nyata. Seolah telah bertemu dengan teman atau sahabat dekatnya yang membuatnya gembira padahal tidak. Semu itu sesaat. Karena tidak nyata dan tidak abadi.
Foto: Genflix
Kebahagiaan memang berasal dari diri sendiri. Terkadang kita merasa pihak lain atau yang terjadi dari luar dapat menjadikan kita bahagia. Padahal kita yang menciptakan rasa bahagia itu. Ketidakbersyukuran kita inilah yang menjadi penghalang untuk menciptakan rasa bahagia.
Baca Juga: 7 Tipe Orang Hadapi Pandemi menurut Drama Happiness, Nomor 1 dan 6 Bikin Emosi
Memang kebahagiaan masih sebuah misteri karena setiap orang berbeda dalam menafsirkannya. Setiap orang berbeda dalam merasakannya. Sehingga batasan bahagia pun menjadi tidak sama. Namun bersyukur adalah kunci untuk menciptakan rasa bahagia itu. Otak kita akan merespons positif segala sesuatu yang kita hadapi dan kita miliki ketika kita bersyukur.
Jadi jangan menggantungkan kebahagiaan kita pada seseorang atau suatu benda. Apalagi narkoba. Jangan. Mari kita sayangi diri dan hidup kita. Kita ciptakan kebahagiaan yang sejati untuk diri dan hidup kita. Kebahagiaan memang akan selalu menjadi misteri, tapi yakinlah selalu bahwa kita dapat hidup bahagia.
Sanuazie Asrorie
Penikmat film dari komunitas KamAksara
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda