Manga Kenkanryu, Manga yang Terang-Terangan Benci K-Pop
Minggu, 21 November 2021 - 21:34 WIB
Manga dan anime adalah budaya pop Jepang yang kini populer di seluruh dunia. Namun, belakangan, mereka punya pesaing berat, yaitu Hallyu Wave dari Korea. K-Pop, K-Drama dan juga webtoon mulai membanjiri pasaran dan menjadi pesaing berat manga dan anime.
Kondisi ini tak dimungkiri membuat sebagian orang tidak suka. Di Jepang, ada satu pihak yang dengan terang-terangan mengungkapkan kebenciannya terhadap Hallyu Wave lewat manga. Manga Kenkanryu yang dirilis pada 2005 menuliskan tentang sentiment anti-Korea di Jepang.
Mengutip CBR, manga ini mengkritik aksi historis Korea Selatan (Korsel) di buku yang mengguncang negara. Meskipun manga ini sudah lama dilupakan, selama beberapa saat, manga ini berhasil menciptakan gerakan sinisme terhadap Korsel di Jepang. Lantas seperti apa manga yang menyebut BS di BTS ini? Simak ulasan berikut ini!
1. Membenci Hallyu Wave
Manga Kenkanryu mengisahkan tentang seorang siswa di Jepang bernama Kaname Okiayu. Dia berubah menjadi kritikus mental Korea setelah menemukan skandal terkait tim sepak bola Korea pada Piala Dunia 2002. Saat kuliah, dia bergabung dengan klub bernama Komisi Investigasi Asia Timur Jauh, yang mengamati permusuhan bersejarah Korsel dan Jepang.
Debat dan investigasi mereka mengatasi konsep seperti budaya Korsel yang diduga mencuri ide dari Jepang, inferioritas bahasa Hangul Korea dan masalah seputar imigran Zainichi Korea. Mereka juga membahas tentang popularitas Hallyu Wave. Gelombang popularitas platform hiburan Korea itu tereferensikan dalam buku yang diterjemahkan sebagai Membenci Hallyu Wave.
Manga, yang ditulis Sharin Yamano itu, adalah lebih pada serangkaian kuliah naratif ketimbang cerita nyata. Buku itu lebih berfokus pada melebih lebihkan ketimbang pengembangan karakter. Banyak karakter seperti teman Zainichi Kaname, Koichni, hanyalah properti plot yang digunakan untuk menyampaikan poin.
Harus dicatat juga kalau karakter Jepang-nya digambar dengan gaya seni stereotipikal ‘manga’ yang memberi mereka fitur Kaukasian yang hampir berlebihan. Di sisi lain, orang Korea digambar seperti orang Asia dengan gaya nyaris mirip karikatur. Meski menciptakan kontroversi, buku itu berjalan sepanjang 10 volume dengan volume terakhir dirilis pada 2015.
2. Dampak Manga Kenkanryu
Karena kontroversi dan hype yang diciptakan manga itu sangat terang-terangan menyerang popularitas media Korea, penjualan Manga Kenkanryu lumayan bagus. Keinginan untuk mem-pre-order manga itu mendorong manga itu menjadi yang terlaris saat dirilis. Dengan lebih dari 600.000 eksemplar yang terjual, sekuelnya dengan judul Manga Kenkanryu 2 kemudian diterbitkan. Selain itu, ada juga Manga Kenchugokuryu, di mana Sharin Yamano mendukung sentiment anti-China.
Respons di Jepang terkait manga itu bercampur. Ada kubu yang melihat mana ini sebagai penghasut dan hanya dari satu sudut pandang. Lainnya, seperti para netizen di papan pesan seperti 2channel muncul dengan ungkapan kesukaan mereka terhadap manga itu dan pesan di dalamnya. Respons di Barat tidak ada karena waktu itu K-Pop dan K-Drama masih 10 tahun jauhnya sebelum menjadi mainstream di sana.
Tapi, di Korsel, manga itu jelas dikritik karena hanya dari satu sudut pandang dan berpotensi tidak akurat di sejumlah kasus. Satu respons terhadap manga itu adalah buku berjudul Hyeomillyu yang ditulis Yang Byeong-sol. Buku itu diterjemahkan sebagai Gelombang Anti-Jepang. Tapi, buku itu tidak sukses atau bahkan jadi kontroversi di kedua negara itu.
Manga ini akan punya dampak yang lebih besar sekarang dengan media Korea berusaha keras mendapatkan perhatian setelah media Jepang. Tapi, mungkin sudahyang terbaik kalau Manga Kenkanryu ini dilupakan banyak orang. Orang-orang di seluruh dunia pun lebih baik bisa menikmati hiburan baik dari Jepang dan Korsel dengan mudah sekarang.
Kondisi ini tak dimungkiri membuat sebagian orang tidak suka. Di Jepang, ada satu pihak yang dengan terang-terangan mengungkapkan kebenciannya terhadap Hallyu Wave lewat manga. Manga Kenkanryu yang dirilis pada 2005 menuliskan tentang sentiment anti-Korea di Jepang.
Mengutip CBR, manga ini mengkritik aksi historis Korea Selatan (Korsel) di buku yang mengguncang negara. Meskipun manga ini sudah lama dilupakan, selama beberapa saat, manga ini berhasil menciptakan gerakan sinisme terhadap Korsel di Jepang. Lantas seperti apa manga yang menyebut BS di BTS ini? Simak ulasan berikut ini!
1. Membenci Hallyu Wave
Manga Kenkanryu mengisahkan tentang seorang siswa di Jepang bernama Kaname Okiayu. Dia berubah menjadi kritikus mental Korea setelah menemukan skandal terkait tim sepak bola Korea pada Piala Dunia 2002. Saat kuliah, dia bergabung dengan klub bernama Komisi Investigasi Asia Timur Jauh, yang mengamati permusuhan bersejarah Korsel dan Jepang.
Debat dan investigasi mereka mengatasi konsep seperti budaya Korsel yang diduga mencuri ide dari Jepang, inferioritas bahasa Hangul Korea dan masalah seputar imigran Zainichi Korea. Mereka juga membahas tentang popularitas Hallyu Wave. Gelombang popularitas platform hiburan Korea itu tereferensikan dalam buku yang diterjemahkan sebagai Membenci Hallyu Wave.
Manga, yang ditulis Sharin Yamano itu, adalah lebih pada serangkaian kuliah naratif ketimbang cerita nyata. Buku itu lebih berfokus pada melebih lebihkan ketimbang pengembangan karakter. Banyak karakter seperti teman Zainichi Kaname, Koichni, hanyalah properti plot yang digunakan untuk menyampaikan poin.
Harus dicatat juga kalau karakter Jepang-nya digambar dengan gaya seni stereotipikal ‘manga’ yang memberi mereka fitur Kaukasian yang hampir berlebihan. Di sisi lain, orang Korea digambar seperti orang Asia dengan gaya nyaris mirip karikatur. Meski menciptakan kontroversi, buku itu berjalan sepanjang 10 volume dengan volume terakhir dirilis pada 2015.
2. Dampak Manga Kenkanryu
Karena kontroversi dan hype yang diciptakan manga itu sangat terang-terangan menyerang popularitas media Korea, penjualan Manga Kenkanryu lumayan bagus. Keinginan untuk mem-pre-order manga itu mendorong manga itu menjadi yang terlaris saat dirilis. Dengan lebih dari 600.000 eksemplar yang terjual, sekuelnya dengan judul Manga Kenkanryu 2 kemudian diterbitkan. Selain itu, ada juga Manga Kenchugokuryu, di mana Sharin Yamano mendukung sentiment anti-China.
Respons di Jepang terkait manga itu bercampur. Ada kubu yang melihat mana ini sebagai penghasut dan hanya dari satu sudut pandang. Lainnya, seperti para netizen di papan pesan seperti 2channel muncul dengan ungkapan kesukaan mereka terhadap manga itu dan pesan di dalamnya. Respons di Barat tidak ada karena waktu itu K-Pop dan K-Drama masih 10 tahun jauhnya sebelum menjadi mainstream di sana.
Tapi, di Korsel, manga itu jelas dikritik karena hanya dari satu sudut pandang dan berpotensi tidak akurat di sejumlah kasus. Satu respons terhadap manga itu adalah buku berjudul Hyeomillyu yang ditulis Yang Byeong-sol. Buku itu diterjemahkan sebagai Gelombang Anti-Jepang. Tapi, buku itu tidak sukses atau bahkan jadi kontroversi di kedua negara itu.
Manga ini akan punya dampak yang lebih besar sekarang dengan media Korea berusaha keras mendapatkan perhatian setelah media Jepang. Tapi, mungkin sudahyang terbaik kalau Manga Kenkanryu ini dilupakan banyak orang. Orang-orang di seluruh dunia pun lebih baik bisa menikmati hiburan baik dari Jepang dan Korsel dengan mudah sekarang.
(alv)
Lihat Juga :
tulis komentar anda