Sutradara Midsommar Sebut Film Terbarunya sebagai Nightmare Comedy

Jum'at, 05 Juni 2020 - 10:27 WIB
Ari Aster punya ciri khas membuat film horor yang mencekam secara psikologis, dan jalan cerita yang sulit ditebak. Foto/Nicholas Hunt, Getty Images
SANTA BARBARA - Sutradara Ari Aster ternyata lagi menyiapkan karya berikutnya setelah sukses meneror penonton lewat film "Hereditary" dan "Midsommar".

Saat ngobrol bareng tim Associated Students Program Board University of California, Santa Barbara, Ari menyebut bahwa dia baru aja menyelesaikan draft baru untuk proyek mendatangnya.

Sayangnya, sutradara berusia 33 tahun ini gak membocorkan banyak hal tentang ini. Dia cuma bilang karyanya ini dengan istilah "nightmare comedy".

"Ini akan berdurasi empat jam, dan (ratingnya) untuk usia 17 tahun ke atas," katanya, dikutip dari Comic Book.





Film "Hereditary". Foto: A24

Aster juga bilang bahwa film ini "bukan untuk semua orang". Kalo ini, sih, kayaknya kita semua udah tahu.

Buat kamu yang udah nonton "Hereditary" dan "Midsommar", pasti tahu bahwa horor yang dibawa Ari Aster berbeda dengan film horor kebanyakan. Ari mengandalkan teror psikologis, aksi brutal yang suka tiba-tiba muncul tanpa diduga, dan cerita liar yang susah ditebak.

Ari yang kuliah penyutradaraan di American Film Institute (AFI) Conservatory pernah bilang bahwa "Midsommar" adalah "apocalyptic break-up movie".



Film "Midsommar". Foto: A24

Jadi kalau dia bilang proyek film terbarunya sebagai "nightmare comedy", rasa-rasanya atmosfer filmnya tetap akan mencekam, tapi dengan bumbu sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

Belum ada informasi lebih detail soal proyek baru ini. Yang pasti, rumah produksi yang didirikannya, Square Peg, sekarang lagi ngerjain remake film fiksi ilmiah komedi dari Korea Selatan, "Save the Green Planet!".

Film yang dirilis pada 2003 ini bercerita tentang laki-laki yang menculik seorang lelaki lainnya yang diduganya sebagai alien.
(it)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More