10 Film Superhero Terburuk yang Pernah Dibuat Sejauh Ini
Rabu, 15 September 2021 - 01:21 WIB
6. Green Lantern
Hanya beberapa tahun sebelum DCEU meluncur dengan Man of Steel, Ryan Reynolds memerankan Hal Jordan di Green Lantern. Film ini mengisahkan Hal yang mendapatkan Power Ring Green Lantern dan berusaha menghentikan Parallax dilepas ke semesta. Tapi, film ini tidak disukai penonton dan kritikus. Ini karena, utamanya, film ini memberikan kostum CGI yang tidak terlihat meyakinkan kepada Hal. Sampai hari ini, kostum masih diolok-olok penontonnya—bahkan Ryan sendiri. Sementara Ryan menebus dirinya di dunia film superhero di Deadpool, sejauh ini, Green Lantern baru sebatas cameo kecil di DCEU.
7. Ghost Rider: Spirit Of Vengeance
Ghost Rider yang dirilis pada 2007 tidak dianggap film bagus meskipun sukses secara finansial. Sementara bintangnya, Nicholas Cage, biasanya mendapatkan penggemar atas penampilannya, baik penonton dan kritikus menganggap film itu kuno, konvensional terhadap satu kesalahan, dan gagal menarik penonton. Sekuelnya, Ghost Rider: Spirit of Vengeance, tidak berhasil memperbaiki aspek yang sebelumnya dikritik. Bahkan, penampilan Nicholas membuat pecah kritikus. Film ini juga membunuh franchise ini. Ghost Rider tidak pernah lagi tampil secara live-action sampai Marvel merilis Agents of SHIELD.
8. Rise of the Silver Surfer
Usaha pertama Fox terhadap franchise Fantastic Four tidak pernah mendapatkan awal yang cerah. Film pertama dianggap cukup bisa ditonton, dengan casting yang bagus, tapi pada akhirnya bukan film yang mengagumkan. Meski begitu, ada potensi franchise dengan akarnya di film itu. Sekuel Fantastic Four yang dirilis pada 2007, Rise of the Silver Surfer, gagal mengungguli apa pun dari film pertamanya. Sekuel ini punya plot yang membingungkan, kurangnya resonansi emosional dan ketidakmampuan menghindari menggunakan Victor von Doom sekali lagi. Pada akhirnya, Rise of the Silver Surfer membunuh franchise ini sampai Fant4stic dirilis pada 2015.
9. Batman v Superman: Dawn of Justice
Percobaan kedua DCEU setelah Man of Steel, Batman v Superman: Dawn of Justice mempertemukan dua pahlawan terikonik DC itu melawan satu sama lain. Lex Luthor mengeksploitasi kerapuhan dan perbedaan filosofi mereka untuk menciptakan konflik. Meskipun sukses di pasaran, film ini dicela habis-habisan oleh kritikus karena durasinya dan bentangannya yang panjang di mana tidak terjadi konsekuensi apa pun. Plotnya lamban, dan hanya sedikit aksi atau lelucon untuk memecahkan keadaan. Adegan laganya dipuji, tapi pada akhirnya dianggap tidak cukup baik untuk bisa membuat film ini benar-benar bisa ditonton.
10. Hulk
Ang Lee adalah sutradara yang disukai karena film-filmnya seperti Brokeback Mountain dan Crouching Tiger, Hidden Dragon. Tapi, saat dia berusaha membuat film superhero, usahanya ini tidak diterima dengan baik. Hulk—yang dirilis pada 2003—tidak punya kaitan dengan The Incredible Hulk (2008) atau pun MCU secara keseluruhan. Film ini mengikuti petualangan Bruce Banner di dunia yang berbeda. Meskipun sinematografinya menarik secara visual, penggemar menganggap film ini kurang dalam plot dan aksinya. Teknologinya pun belum ada untuk menciptakan CGI Hulk yang bisa dipercaya. Hal-hal inilah yang mengganggu film ini.
Hanya beberapa tahun sebelum DCEU meluncur dengan Man of Steel, Ryan Reynolds memerankan Hal Jordan di Green Lantern. Film ini mengisahkan Hal yang mendapatkan Power Ring Green Lantern dan berusaha menghentikan Parallax dilepas ke semesta. Tapi, film ini tidak disukai penonton dan kritikus. Ini karena, utamanya, film ini memberikan kostum CGI yang tidak terlihat meyakinkan kepada Hal. Sampai hari ini, kostum masih diolok-olok penontonnya—bahkan Ryan sendiri. Sementara Ryan menebus dirinya di dunia film superhero di Deadpool, sejauh ini, Green Lantern baru sebatas cameo kecil di DCEU.
7. Ghost Rider: Spirit Of Vengeance
Ghost Rider yang dirilis pada 2007 tidak dianggap film bagus meskipun sukses secara finansial. Sementara bintangnya, Nicholas Cage, biasanya mendapatkan penggemar atas penampilannya, baik penonton dan kritikus menganggap film itu kuno, konvensional terhadap satu kesalahan, dan gagal menarik penonton. Sekuelnya, Ghost Rider: Spirit of Vengeance, tidak berhasil memperbaiki aspek yang sebelumnya dikritik. Bahkan, penampilan Nicholas membuat pecah kritikus. Film ini juga membunuh franchise ini. Ghost Rider tidak pernah lagi tampil secara live-action sampai Marvel merilis Agents of SHIELD.
8. Rise of the Silver Surfer
Usaha pertama Fox terhadap franchise Fantastic Four tidak pernah mendapatkan awal yang cerah. Film pertama dianggap cukup bisa ditonton, dengan casting yang bagus, tapi pada akhirnya bukan film yang mengagumkan. Meski begitu, ada potensi franchise dengan akarnya di film itu. Sekuel Fantastic Four yang dirilis pada 2007, Rise of the Silver Surfer, gagal mengungguli apa pun dari film pertamanya. Sekuel ini punya plot yang membingungkan, kurangnya resonansi emosional dan ketidakmampuan menghindari menggunakan Victor von Doom sekali lagi. Pada akhirnya, Rise of the Silver Surfer membunuh franchise ini sampai Fant4stic dirilis pada 2015.
9. Batman v Superman: Dawn of Justice
Percobaan kedua DCEU setelah Man of Steel, Batman v Superman: Dawn of Justice mempertemukan dua pahlawan terikonik DC itu melawan satu sama lain. Lex Luthor mengeksploitasi kerapuhan dan perbedaan filosofi mereka untuk menciptakan konflik. Meskipun sukses di pasaran, film ini dicela habis-habisan oleh kritikus karena durasinya dan bentangannya yang panjang di mana tidak terjadi konsekuensi apa pun. Plotnya lamban, dan hanya sedikit aksi atau lelucon untuk memecahkan keadaan. Adegan laganya dipuji, tapi pada akhirnya dianggap tidak cukup baik untuk bisa membuat film ini benar-benar bisa ditonton.
10. Hulk
Ang Lee adalah sutradara yang disukai karena film-filmnya seperti Brokeback Mountain dan Crouching Tiger, Hidden Dragon. Tapi, saat dia berusaha membuat film superhero, usahanya ini tidak diterima dengan baik. Hulk—yang dirilis pada 2003—tidak punya kaitan dengan The Incredible Hulk (2008) atau pun MCU secara keseluruhan. Film ini mengikuti petualangan Bruce Banner di dunia yang berbeda. Meskipun sinematografinya menarik secara visual, penggemar menganggap film ini kurang dalam plot dan aksinya. Teknologinya pun belum ada untuk menciptakan CGI Hulk yang bisa dipercaya. Hal-hal inilah yang mengganggu film ini.
(alv)
tulis komentar anda