Para Produser Singgung Etika Kerja Buruk Big Hit Music saat Bekerja untuk TXT, Netizen Ikut berdebat
Jum'at, 23 Juli 2021 - 10:32 WIB
SEOUL - Tiga produser musik curhat di Twitter dan mengatakan bahwa mereka tidak dibayar saat membuat musik untuk album comeback TXT mendatang.
Album yang dimaksud adalah album repackage "The Chaos Chapter: FIGHT OR ESCAPE" yang akan dirilis pada 17 Agustus mendatang.
Keluhan pertama disampaikan oleh produser Amerika yang membuat musik bergenre elektronik bernama Gupi. Dalam tweet yang dibuat pada Kamis (22/7) waktu setempat dan kini telah dihapus, Gupi menulis bahwa TXT mengontak sejumlah produser hyperpop untuk berkompetisi tanpa memberitahu masing-masing produser.
"Beat buatanku tidak terpilih... aku mengerjakannya berminggu-minggu jadi aku membocorkan info ini," tulisnya.
Foto: via Koreaboo
Cuitan Gupi lantas dikomentari oleh produser lainnya bernama Kevin Brim. Dia menyebut bahwa dirinya dikontak oleh salah satu produser Big Hit Music dan timnya menulis enam lagu untuk TXT, tapi tidak ada satu pun yang terpilih.
Gupi lalu merespons dengan menulis, "Mesin industri raksasa Big Hit Music memakai jasa para produser baru seperti tenaga kerja yang tidak dibayar".
Produser lainnya, Umru, juga mengatakan bahwa dia dihubungi Big Hit Music untuk membuat musik.
Baca Juga: Ini Peringkat 10 Idol Pria K-Pop Terpopuler Paruh Pertama 2021 (Januari-Juli)
Cuitan ketiga produser ini pun menimbulkan perdebatan di kalangan netizen. Mengutip Koreaboo , satu pihak menyebut bahwa begitulah cara kerja industri musik. Bahwa tak semua hasil kerja produser akan dipakai, yang artinya mereka memang belum tentu dibayar atas hasil kerja mereka.
Namun pihak lain mengatakan bahwa argumen tersebut hanya berlaku jika pihak produser yang berinisiatif mengirimkan demo musik mereka ke label. Namun jika pihak label yang menghubungi langsung tiap produser, itu artinya label punya permintaan khusus untuk artis tertentu.
Baca Juga: Alasan Pemerintah Korsel Larang Lagu BTS, BLACKPINK, dan ENHYPEN Diputar di Gym
Hingga berita ditulis, belum ada konfirmasi dari pihak Big Hit Music terkait kasus ini.
Album yang dimaksud adalah album repackage "The Chaos Chapter: FIGHT OR ESCAPE" yang akan dirilis pada 17 Agustus mendatang.
Keluhan pertama disampaikan oleh produser Amerika yang membuat musik bergenre elektronik bernama Gupi. Dalam tweet yang dibuat pada Kamis (22/7) waktu setempat dan kini telah dihapus, Gupi menulis bahwa TXT mengontak sejumlah produser hyperpop untuk berkompetisi tanpa memberitahu masing-masing produser.
"Beat buatanku tidak terpilih... aku mengerjakannya berminggu-minggu jadi aku membocorkan info ini," tulisnya.
Foto: via Koreaboo
Cuitan Gupi lantas dikomentari oleh produser lainnya bernama Kevin Brim. Dia menyebut bahwa dirinya dikontak oleh salah satu produser Big Hit Music dan timnya menulis enam lagu untuk TXT, tapi tidak ada satu pun yang terpilih.
Gupi lalu merespons dengan menulis, "Mesin industri raksasa Big Hit Music memakai jasa para produser baru seperti tenaga kerja yang tidak dibayar".
Produser lainnya, Umru, juga mengatakan bahwa dia dihubungi Big Hit Music untuk membuat musik.
Baca Juga: Ini Peringkat 10 Idol Pria K-Pop Terpopuler Paruh Pertama 2021 (Januari-Juli)
Cuitan ketiga produser ini pun menimbulkan perdebatan di kalangan netizen. Mengutip Koreaboo , satu pihak menyebut bahwa begitulah cara kerja industri musik. Bahwa tak semua hasil kerja produser akan dipakai, yang artinya mereka memang belum tentu dibayar atas hasil kerja mereka.
Namun pihak lain mengatakan bahwa argumen tersebut hanya berlaku jika pihak produser yang berinisiatif mengirimkan demo musik mereka ke label. Namun jika pihak label yang menghubungi langsung tiap produser, itu artinya label punya permintaan khusus untuk artis tertentu.
Baca Juga: Alasan Pemerintah Korsel Larang Lagu BTS, BLACKPINK, dan ENHYPEN Diputar di Gym
Hingga berita ditulis, belum ada konfirmasi dari pihak Big Hit Music terkait kasus ini.
(ita)
tulis komentar anda