3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia

Kamis, 17 Juni 2021 - 19:22 WIB
Sementara jika melihat fakta, BWF Junior Rangkings Women Singles - seperti yang dipotret dalam serial tersebut - saat ini menunjukkan bahwa Indonesia ada di urutan pertama, yaitu ditempati oleh Stephanie Widjaja. Sementara pemain Korea Selatan tak terlihat di posisi 25 besar.

Baca Juga: Apa Stereotip yang Paling Dibenci laki-Laki dan Perempuan?

3. BOO-ING YANG DISALAHARTIKAN



Foto: SBS

Boo-ing atau sorakan suporter Indonesia tampaknya disalahartikan sebagai ejekan, padahal itu adalah bagian dari menyemangati pemain idola penonton.

“Kalau yang bertanding tim Indonesia pastilah kita mendukung tim Indonesia, tetapi kalau pun tidak ada tim Indonesia yang bermain pasti kita sebagai suporter mendukung pemain yang kita sukai,” ujar Amailia Putri yang rajin menonton langsung pertandingan bulu tangkis internasional di Indonesia.

Amailia juga menegaskan bahwa sorakan keras dari suporter Indonesia justru jadi ciri khas suasana di Istora yang dinantikan banyak para pemain dari negara-negara Eropa. Pasalnya, suasana riuh ini sulit terjadi di Eropa, apalagi di Denmark.

"Ada yang bilang bahwa ini teguran halus buat suporter Indonesia. Lha, apa dia tidak tahu esensinya suporter, ya, mendukung pemain favoritnya dengan penuh semangat," imbuh Esa.

Satu lagi penggambaran yang buruk tentang suporter Indonesia adalah saat Han Se-yoon disoraki oleh penonton saat dia memenangkan pertandingan. "Kami enggak menyoraki pemain luar kalau mereka menang. Boo-ing yang dilakukan itu kalau lawan mengundang perilaku yang buruk, seperti berlagak sok-sokan atau ada keputusan wasit yang merugikan," kata Amailia membela diri.

Esa, Retno, dan Amailia juga sama-sama menekankan bahwa penggambaran tentang suporter Indonesia dalam "Racket Boys" terlihat stereotip dan penuh prasangka, seperti dilakukan tanpa riset yang memadai. "Padahal setau saya serial ini didukung oleh BWF dan Kemenpora Korsel, tapi kok bisa kayak begini," sungut Esa.

Menurut mereka, meski ini serial fiksi, tapi dengan penyebutan nama Indonesia dan Istora Senayan yang bukan merupakan negara dan tempat fiksi, maka harusnya riset yang baik tetap dilakukan agar tidak hanya berisi prasangka yang bisa merugikan para suporter Indonesia.

Sebelumnya, drama "Mr. Queen" juga sempat dikritik keras karena memotret tokoh nyata dengan gambaran yang jauh melenceng dari fakta sejarah. Stasiun televisi tvN yang menayangkan drama ini lalu meminta maaf.

Baca Juga: 5 Drama Korea yang Kontroversial karena Tema dan Adegannya

TANGGAPAN SBS



Foto: Instagram @sbsdrama.official

Pada Kamis (19/6) siang, SBS akhirnya menyampaikan permohonan maaf atas penggambaran dalam episode ke-5. Meski begitu, permohonan maaf tersebut hanya ditulis di kolom komentar akun resmi mereka, dan tentunya tetap membuat kecewa para penggemar bulu tangkis di Indonesia.

Mutiara Cahya Haryanti

Kontributor GenSINDO
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More