3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia

Kamis, 17 Juni 2021 - 19:22 WIB
loading...
3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia
Drama Korea Racket Boys menyinggung perilaku suporter Indonesia yang dianggap tidak sopan. Foto/SBS
A A A
JAKARTA - Drama Korea " Racket Boys " yang berlatar perjuangan para remaja dalam kompetisi bulu tangkis mendapat kritikan dari penggemar olahraga ini di Indonesia.

Dalam episode ke-5 drama yang tayang di SBS dan Netflix tersebut, digambarkan bahwa tim dari karakter utama dalam serial ini melakukan pertandingan “Junior Open 2021” di Istora Senayan, Indonesia. Yang bertanding tentu saja adalah karakter fiksi, yaitu Han Se-yoon (Lee Jae-in) dan Ivana Putri (Ko Soobin).

Dari dialognya lantas terungkap bahwa tim dari Korea Selatan mengeluh tentang penginapan yang buruk dan membuat tim mereka berlatih di tempat yang jelek tanpa AC. Sementara tim Indonesia bisa berlatih di stadion.

3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia

Foto: SBS

Dikatakan bahwa peristiwa ini sering terjadi. Salah satu karakter juga menyebut bahwa "mereka" (diasumsikan sebagai tim penyelenggara) adalah orang-orang "jerks" atau "brengsek".

Dalam salah satu scene juga digambarkan bahwa Han Se-yoon disoraki penonton setelah menang telak melawan Ivana Putri.

Menyimak hal ini, para penggemar setia bulu tangkis di Indonesia yang juga sering menonton langsung pertandingan bulu tangkis di Istora Senayan pun mengungkapkan kekecewaannya. Berikut beberapa yang berhasil direkam.

1. NARASI YANG MENYINGGUNG

3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia

Foto: SBS

Pada menit 25:30-25:42 disebutkan bahwa perlakuan yang dianggap tidak adil itu kerap terjadi. Padahal menurut Esa Jamzuri, mantan wartawan yang juga rajin mengikuti berita-berita tentang bulu tangkis dunia, fasilitas yang diberikan Indonesia setiap menggelar kompetisi termasuk yang terbaik.

“Fasilitas kita selalu dipuji BWF (Badminton World Federation) karena yang terbaik, sama dengan China,” ujarnya.

Dia juga menyebut bahwa setiap kompetisi internasional pastinya ada Standard Operating Procedure (SOP), jadi sangat aneh jika ada isu diskriminasi dalam hal kualitas penginapan dan tim dari negara lain tidak boleh latihan di tempat berlangsungnya pertandingan.

2. PERSEPSI YANG DIBANGUN MENGECEWAKAN

3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia

Foto: SBS

Gambaran tentang tim Indonesia yang melakukan diskriminasi juga disayangkan penggemar bulu tangkis yang masih berstatus mahasiswa, yaitu Restu Syahnanda.

“Yang paling parah menggambarkan seolah-olah atlet Indonesia itu curang dan enggak sportif dengan membangun narasi tim Indonesia ingin menang dengan berbagai cara. Padahal skill atlet-atlet Indonesia juga sudah diakui dunia, tapi penggambaran serial tersebut sebaliknya. Secara tidak langsung mereka meragukan kemampuan atlet Indonesia,” ujar Restu.

Sementara jika melihat fakta, BWF Junior Rangkings Women Singles - seperti yang dipotret dalam serial tersebut - saat ini menunjukkan bahwa Indonesia ada di urutan pertama, yaitu ditempati oleh Stephanie Widjaja. Sementara pemain Korea Selatan tak terlihat di posisi 25 besar.

Baca Juga: Apa Stereotip yang Paling Dibenci laki-Laki dan Perempuan?

3. BOO-ING YANG DISALAHARTIKAN

3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia

Foto: SBS

Boo-ing atau sorakan suporter Indonesia tampaknya disalahartikan sebagai ejekan, padahal itu adalah bagian dari menyemangati pemain idola penonton.

“Kalau yang bertanding tim Indonesia pastilah kita mendukung tim Indonesia, tetapi kalau pun tidak ada tim Indonesia yang bermain pasti kita sebagai suporter mendukung pemain yang kita sukai,” ujar Amailia Putri yang rajin menonton langsung pertandingan bulu tangkis internasional di Indonesia.

Amailia juga menegaskan bahwa sorakan keras dari suporter Indonesia justru jadi ciri khas suasana di Istora yang dinantikan banyak para pemain dari negara-negara Eropa. Pasalnya, suasana riuh ini sulit terjadi di Eropa, apalagi di Denmark.

"Ada yang bilang bahwa ini teguran halus buat suporter Indonesia. Lha, apa dia tidak tahu esensinya suporter, ya, mendukung pemain favoritnya dengan penuh semangat," imbuh Esa.

Satu lagi penggambaran yang buruk tentang suporter Indonesia adalah saat Han Se-yoon disoraki oleh penonton saat dia memenangkan pertandingan. "Kami enggak menyoraki pemain luar kalau mereka menang. Boo-ing yang dilakukan itu kalau lawan mengundang perilaku yang buruk, seperti berlagak sok-sokan atau ada keputusan wasit yang merugikan," kata Amailia membela diri.

Esa, Retno, dan Amailia juga sama-sama menekankan bahwa penggambaran tentang suporter Indonesia dalam "Racket Boys" terlihat stereotip dan penuh prasangka, seperti dilakukan tanpa riset yang memadai. "Padahal setau saya serial ini didukung oleh BWF dan Kemenpora Korsel, tapi kok bisa kayak begini," sungut Esa.

Menurut mereka, meski ini serial fiksi, tapi dengan penyebutan nama Indonesia dan Istora Senayan yang bukan merupakan negara dan tempat fiksi, maka harusnya riset yang baik tetap dilakukan agar tidak hanya berisi prasangka yang bisa merugikan para suporter Indonesia.

Sebelumnya, drama "Mr. Queen" juga sempat dikritik keras karena memotret tokoh nyata dengan gambaran yang jauh melenceng dari fakta sejarah. Stasiun televisi tvN yang menayangkan drama ini lalu meminta maaf.

Baca Juga: 5 Drama Korea yang Kontroversial karena Tema dan Adegannya

TANGGAPAN SBS

3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia

Foto: Instagram @sbsdrama.official

Pada Kamis (19/6) siang, SBS akhirnya menyampaikan permohonan maaf atas penggambaran dalam episode ke-5. Meski begitu, permohonan maaf tersebut hanya ditulis di kolom komentar akun resmi mereka, dan tentunya tetap membuat kecewa para penggemar bulu tangkis di Indonesia.

Mutiara Cahya Haryanti
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
Instagram: @mutiarynt
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2573 seconds (0.1#10.140)