Lagi, Cerita Mantan Trainee Idol tentang Dipaksa Kurus sampai Pingsan, Bullying, dan Oplas
Kamis, 19 November 2020 - 10:52 WIB
LONDON - Euodias, mantan trainee idol K-pop berdarah Korea dan China, membagikan ceritanya tentang masa-masa pelatihan yang penuh tekanan.
Kepada BBC, Euodias yang sekarang tinggal di Inggris bercerita bahwa saat itu, agensi tempatnya bernaung punya aturan bahwa berat bedan semua trainee perempuan maksimal 47 kg, gak peduli berapa pun tinggi dan usianya.
Padahal, orang yang tingginya sekitar 152 cm akan dianggap kurang kalau berat badannya di bawah 47 kg. ( )
"Berat badan tiap trainee akan diumumkan di depan trainee yang lain saat pengecekan berat badan tiap minggunya," cerita Euodias yang mulai rajin ikut audisi pemilihan idol sejak umur 10 tahun.
"Kadang porsi makanan mereka dikurangi, kadang malah di-cut sepenuhnya dan cuma dikasih air minum."
Foto: Instagram Euodias
Bisa ditebak, beberapa trainee yang dipaksa kelaparan, tapi mesti latihan keras, akhirnya jatuh pingsan. ( )
Sekadar gambaran, saat masa pelatihan, Euodias mesti bangun pukul 5 pagi untuk latihan menari sebelum mulai sekolah pukul 8 pagi. Setelah sekolah, dia akan latihan lagi sampai pukul 11 malam.
Dia menandatangani kontrak masa trainee selama dua tahun. Jika memutuskan keluar di tengah kontrak, maka dia harus membayar denda.
Begitu kerasnya proses pelatihan dan tekanan menurunkan berat badan, "Beberapa trainee jadi mengalami anoreksia dan bulimia, dan banyak yang siklus haidnya berantakan," imbuhnya.
Memapah rekan-rekannya untuk kembali ke asrama tempat mereka tinggal juga jadi hal biasa yang dilihat Euodias.
Jisoo LOVELYZ jatuh di tengah konser. Foto/YouTube Nikolaphan
Yang makin bikin sedih, saat trainee gak bisa memenuhi standar berat badan, mereka bisa kena rundung atau perisakan (bully) dari rekan lainnya.
"Sementara yang sukses, baik karena menjaga berat badan atau berprestasi menjadi dancer terbaik, mereka juga jadi target."
Euodias menyebut, pernah ada kejadian sepatu seorang trainee dicuri setelah dia mendapat 'gelar' penari terbaik saat itu.
Dia juga menyebut soal operasi plastik untuk menjadi idol. Meski perusahaan gak bisa memaksa mereka untuk melakukannya, tapi perusahaan sangat menyarankan hal tersebut. (
)
Euodias saat itu dianggap punya wajah yang terlalu lebar untuk standar kecantikan di Korea Selatan, dan perusahaan menyarankannya untuk melakukan perubahan di batang hidung dan rahangnya.
Karena gak yakin bisa membuat 'kepribadian baru' saat jadi idol, Euodias pun memutuskan untuk keluar selagi masa trainee dan memupus mimpinya jadi bintang di Korea.
Kepada BBC, Euodias yang sekarang tinggal di Inggris bercerita bahwa saat itu, agensi tempatnya bernaung punya aturan bahwa berat bedan semua trainee perempuan maksimal 47 kg, gak peduli berapa pun tinggi dan usianya.
Padahal, orang yang tingginya sekitar 152 cm akan dianggap kurang kalau berat badannya di bawah 47 kg. ( )
"Berat badan tiap trainee akan diumumkan di depan trainee yang lain saat pengecekan berat badan tiap minggunya," cerita Euodias yang mulai rajin ikut audisi pemilihan idol sejak umur 10 tahun.
"Kadang porsi makanan mereka dikurangi, kadang malah di-cut sepenuhnya dan cuma dikasih air minum."
Foto: Instagram Euodias
Bisa ditebak, beberapa trainee yang dipaksa kelaparan, tapi mesti latihan keras, akhirnya jatuh pingsan. ( )
Sekadar gambaran, saat masa pelatihan, Euodias mesti bangun pukul 5 pagi untuk latihan menari sebelum mulai sekolah pukul 8 pagi. Setelah sekolah, dia akan latihan lagi sampai pukul 11 malam.
Dia menandatangani kontrak masa trainee selama dua tahun. Jika memutuskan keluar di tengah kontrak, maka dia harus membayar denda.
Begitu kerasnya proses pelatihan dan tekanan menurunkan berat badan, "Beberapa trainee jadi mengalami anoreksia dan bulimia, dan banyak yang siklus haidnya berantakan," imbuhnya.
Memapah rekan-rekannya untuk kembali ke asrama tempat mereka tinggal juga jadi hal biasa yang dilihat Euodias.
Jisoo LOVELYZ jatuh di tengah konser. Foto/YouTube Nikolaphan
Yang makin bikin sedih, saat trainee gak bisa memenuhi standar berat badan, mereka bisa kena rundung atau perisakan (bully) dari rekan lainnya.
"Sementara yang sukses, baik karena menjaga berat badan atau berprestasi menjadi dancer terbaik, mereka juga jadi target."
Euodias menyebut, pernah ada kejadian sepatu seorang trainee dicuri setelah dia mendapat 'gelar' penari terbaik saat itu.
Dia juga menyebut soal operasi plastik untuk menjadi idol. Meski perusahaan gak bisa memaksa mereka untuk melakukannya, tapi perusahaan sangat menyarankan hal tersebut. (
Baca Juga
Euodias saat itu dianggap punya wajah yang terlalu lebar untuk standar kecantikan di Korea Selatan, dan perusahaan menyarankannya untuk melakukan perubahan di batang hidung dan rahangnya.
Karena gak yakin bisa membuat 'kepribadian baru' saat jadi idol, Euodias pun memutuskan untuk keluar selagi masa trainee dan memupus mimpinya jadi bintang di Korea.
(it)
tulis komentar anda