Ponsel Gaming Black Shark 2 dan Black Shark 2 Pro, Layak Beli di 2020?
Rabu, 15 April 2020 - 16:30 WIB
JAKARTA - Walau sudah rilis sejak April 2018, Black Shark 2 dan Black Shark 2 Pro baru menyapa pasar Indonesia pada Oktober 2019 silam. Setelah pergantian tahun, masih relevankah kedua ponsel gaming itu di Indonesia? Nah, Gensindo melakukan unboxing untuk mengetahui fitur dan apa saja yang di dapat konsumen.
Di segmen ponsel gaming, Black Shark adalah pesaing Asus Republic of Gamers (ROG) Phone 2. Tapi, jika harus memilih, jelas Black Shark adalah pilihan yang jauh lebih masuk akal. Ini terkait keseriusan Black Shark di Indonesia, kemudahan membeli produk, pilihan produk, dan yang terpenting dukungan purna jual dimana service center Xiaomi juga mendukung perbaikan ponsel Black Shark.
Di atas kertas, baik Black Shark 2 dan Black Shark 2 Pro tidak jauh berbeda. Sama-sama ponsel gaming premium. Hanya dibedakan dari chipset dan opsi media penyimpanan.
Black Shark 2 menggunakan Snapdragon 855 sedangkan Black Shark 2 Pro Snapdragon 855+. GPU sama-sama Adreno 640. Tapi Black Shark 2 Pro sudah di overclock ke kecepatan 700 MHz.
Beda lainnya di opsi RAM 6/8 GB untuk Black Shark 2 dengan kapasitas penyimpanan 128 GB. Sedangkan Black Shark 2 Pro punya pilihan RAM 8 GB + penyimpanan 128 GB dan RAM 12 GB + penyimpanan 256 GB. Beda lainnya adalah teknologi Universal Flash Storage (UFS) 3.0 yang kencang dan optimal untuk gaming.
Sisanya, cenderung identik. Misalnya layar AMOLED 6,39 inci beresolusi Full HD+ 1.080 x 2.340 dan aspect ratio 19,5:9. Baterai 4.000 mAh dengan teknologi fast charging hingga 27 Watt. Juga mode Game Turbo, yang berguna menggenjot performa CPU, GPU, hingga jaringan seluler.
Untuk kamera, sama-sama memakai kamera belakang ganda dengan sensor Sony IMX 586, resolusi 48 MP dan aperture f/1.8. Juga kamera kedua memakai sensor S5K3M5 12 MP dengan aperture f/2.2, memungkinkan 2x optical zoom. Sedangkan kamera depan 20 MP dengan aperture f/2.0.
Karena kedua smartphone dioptimalkan untuk gaming, maka ada sejumlah fitur penunjang bermain game. Misalnya teknologi pendinginan Liquid Cool 3.0 yang berbasis cairan vapor chamber cooling. Klaimnya bisa menurunkan suhu CPU hingga 14 derajat. Ada juga Black Shark Magic Press yang menerjemah tekanan jari di layar menjadi 3D touch untuk bermain FPS.
Selain itu, pada akhir April mendatang, Black Shark 2 akan mendapat pembaruan peranti lunak JoyUI. JoyUI bisa diibaratkan MIUI (milik Xiaomi), tapi untuk gamers. JoyUI 11 yang berbasis pada Android 10 bisa diunduh secara OTA (over the air).
Artinya, di tahun ini pun dua ponsel gaming tersebut masih tetap relevan dan update. Karena berbasis Android 10, fitur-fitur baru seperti dark mode, ultra power saving mode, Digital Wellbeing, always-on display, serta tambahan moda kamera, akan tersedia.
Yang membedakan adalah fitur Widevine L1 hanya tersedia untuk Black Shark 2 Pro. Sedangkan Black Shark tidak mendapatkannya. Widevine L1 adalah sistem agar streaming video tidak dapat disalin secara ilegal. Khusus L1, artinya ponsel bisa mengakses video streaming resolusi resolusi 720p (HD) ke atas. Nah, berikut adalah perbedaan unboxing Black Shark 2 dan Black Shark 2 Pro.
Dari segi dus, ada beda signifikan antara Black Shark 2 (kiri) dan Black Shark 2 Pro.
Tulisan "Welcome to Rebellion" menegaskan bagaimana konsumen kini sudah bergabung dalam komunitas Black Shark, yakni para penggemar gim di ponsel.
Berikutnya, ada kitab-kitab (buku panduan) dan jelly case. Ini penting, agar ponsel tetap terlindungi.
Selain jelly case dan charger, Black Shark 2 Pro mendapatkan gamepad (left version) dan converter jack 3.5 mm. Sayangnya, memang tidak diberikan earphone. Karena gamer biasanya memiliki preferensi berbeda soal earphone favorit mereka.
Di segmen ponsel gaming, Black Shark adalah pesaing Asus Republic of Gamers (ROG) Phone 2. Tapi, jika harus memilih, jelas Black Shark adalah pilihan yang jauh lebih masuk akal. Ini terkait keseriusan Black Shark di Indonesia, kemudahan membeli produk, pilihan produk, dan yang terpenting dukungan purna jual dimana service center Xiaomi juga mendukung perbaikan ponsel Black Shark.
Di atas kertas, baik Black Shark 2 dan Black Shark 2 Pro tidak jauh berbeda. Sama-sama ponsel gaming premium. Hanya dibedakan dari chipset dan opsi media penyimpanan.
Black Shark 2 menggunakan Snapdragon 855 sedangkan Black Shark 2 Pro Snapdragon 855+. GPU sama-sama Adreno 640. Tapi Black Shark 2 Pro sudah di overclock ke kecepatan 700 MHz.
Beda lainnya di opsi RAM 6/8 GB untuk Black Shark 2 dengan kapasitas penyimpanan 128 GB. Sedangkan Black Shark 2 Pro punya pilihan RAM 8 GB + penyimpanan 128 GB dan RAM 12 GB + penyimpanan 256 GB. Beda lainnya adalah teknologi Universal Flash Storage (UFS) 3.0 yang kencang dan optimal untuk gaming.
Sisanya, cenderung identik. Misalnya layar AMOLED 6,39 inci beresolusi Full HD+ 1.080 x 2.340 dan aspect ratio 19,5:9. Baterai 4.000 mAh dengan teknologi fast charging hingga 27 Watt. Juga mode Game Turbo, yang berguna menggenjot performa CPU, GPU, hingga jaringan seluler.
Untuk kamera, sama-sama memakai kamera belakang ganda dengan sensor Sony IMX 586, resolusi 48 MP dan aperture f/1.8. Juga kamera kedua memakai sensor S5K3M5 12 MP dengan aperture f/2.2, memungkinkan 2x optical zoom. Sedangkan kamera depan 20 MP dengan aperture f/2.0.
Karena kedua smartphone dioptimalkan untuk gaming, maka ada sejumlah fitur penunjang bermain game. Misalnya teknologi pendinginan Liquid Cool 3.0 yang berbasis cairan vapor chamber cooling. Klaimnya bisa menurunkan suhu CPU hingga 14 derajat. Ada juga Black Shark Magic Press yang menerjemah tekanan jari di layar menjadi 3D touch untuk bermain FPS.
Selain itu, pada akhir April mendatang, Black Shark 2 akan mendapat pembaruan peranti lunak JoyUI. JoyUI bisa diibaratkan MIUI (milik Xiaomi), tapi untuk gamers. JoyUI 11 yang berbasis pada Android 10 bisa diunduh secara OTA (over the air).
Artinya, di tahun ini pun dua ponsel gaming tersebut masih tetap relevan dan update. Karena berbasis Android 10, fitur-fitur baru seperti dark mode, ultra power saving mode, Digital Wellbeing, always-on display, serta tambahan moda kamera, akan tersedia.
Yang membedakan adalah fitur Widevine L1 hanya tersedia untuk Black Shark 2 Pro. Sedangkan Black Shark tidak mendapatkannya. Widevine L1 adalah sistem agar streaming video tidak dapat disalin secara ilegal. Khusus L1, artinya ponsel bisa mengakses video streaming resolusi resolusi 720p (HD) ke atas. Nah, berikut adalah perbedaan unboxing Black Shark 2 dan Black Shark 2 Pro.
Dari segi dus, ada beda signifikan antara Black Shark 2 (kiri) dan Black Shark 2 Pro.
Tulisan "Welcome to Rebellion" menegaskan bagaimana konsumen kini sudah bergabung dalam komunitas Black Shark, yakni para penggemar gim di ponsel.
Berikutnya, ada kitab-kitab (buku panduan) dan jelly case. Ini penting, agar ponsel tetap terlindungi.
Selain jelly case dan charger, Black Shark 2 Pro mendapatkan gamepad (left version) dan converter jack 3.5 mm. Sayangnya, memang tidak diberikan earphone. Karena gamer biasanya memiliki preferensi berbeda soal earphone favorit mereka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda