Digitalisasi: Game Changer Pengembangan UMKM
Rabu, 09 Oktober 2024 - 06:56 WIB
JAKARTA - UMKM merupakan salah satu unsur penting perkembangan ekonomi di Tanah Air. Dengan teknologi yang semakin berkembang, maka sudah menjadi keharusan UMKM melek digital.
Dalam acaraFestival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang digelar beberapa waktu lalu, menunjukkan digitalisasi sebagai game changer dalam pengembangan UMKM agar naik kelas, go digital, dan go global.
Agar UMKM dapat go digital, diperlukan kesadaran untuk membangun dan mengelola kehadiran UMKM di media sosial, mengoptimalkan penggunaan platform e-commerce global, serta menggunakan metode pembayaran digital. Langkah ini, jika didukung oleh pemahaman UMKM tentang preferensi konsumen dan kondisi pasar internasional, serta perencanaan produksi dan manajemen rantai pasokan yang baik untuk memenuhi permintaan pasar secara berkelanjutan, akan membantu UMKM menuju pasar internasional (go export).
Guna memperkuat aspek pemasaran, UMKM harus membangun brand yang kuat dengan menonjolkan kualitas, keunikan, dan nilai tambah produk untuk menciptakan positioning di kancah global.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyebutkan langkah-langkah untuk mendorong UMKM Go Digital dan Go Export. Pertama, penguatan kurasi yang sejalan dengan permintaan dan persyaratan pasar global yang didasarkan pada market intelligence. Langkah kedua, seperti dilansir situs web Bank Indonesia, adalah akses promosi ke pasar global melalui berbagai kegiatan promosi perdagangan domestik dan internasional termasuk penyelenggaraan Karya Kreatif Indonesia.
“Perluasan trading house seperti Indonesia House of Beans di Tokyo, Malaysia, Singapura, serta pembentukan Indonesia SME (Small Medium Enterprises) Hub yang memiliki sejumlah fitur unggulan seperti penyediaan informasi ekspor dan market intelligence, serta memungkinkan UMKM untuk dapat berkomunikasi langsung dengan pembeli dari pasar luar negeri,”paparnya.
Lalu, literasi digital yang merupakan kunci bagi UMKM untuk memanfaatkan teknologi dengan efektif, sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penipuan (fraud). Terakhir, edukasi untuk mendorong UMKM menuju pasar ekspor di antaranya melalui sejumlah modul UMKM Go Export yang berisi potensi usaha, tren pasar, strategi, peluang, prosedur, persyaratan, serta tips dan trik lainnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman yang berbicara dalam sesi Building Trends in Inclusive Economy: Integrating Sustainability into Fashion, mengatakan salah satu sektor UMKM yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi adalah UMKM produk fesyen.
Untuk memanfaatkan potensi di pasar global, Aida menekankan UMKM harus mengikuti tren terkini serta meningkatkan kapasitas agar dapat menjangkau pasar fesyen berkelanjutan yang ramah lingkungan.
“Dengan demikian, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan kinerja dan daya saing mereka, tetapi juga berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
GenBI/Tarisha Yasmin Setiadi
Dalam acaraFestival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang digelar beberapa waktu lalu, menunjukkan digitalisasi sebagai game changer dalam pengembangan UMKM agar naik kelas, go digital, dan go global.
Agar UMKM dapat go digital, diperlukan kesadaran untuk membangun dan mengelola kehadiran UMKM di media sosial, mengoptimalkan penggunaan platform e-commerce global, serta menggunakan metode pembayaran digital. Langkah ini, jika didukung oleh pemahaman UMKM tentang preferensi konsumen dan kondisi pasar internasional, serta perencanaan produksi dan manajemen rantai pasokan yang baik untuk memenuhi permintaan pasar secara berkelanjutan, akan membantu UMKM menuju pasar internasional (go export).
Guna memperkuat aspek pemasaran, UMKM harus membangun brand yang kuat dengan menonjolkan kualitas, keunikan, dan nilai tambah produk untuk menciptakan positioning di kancah global.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyebutkan langkah-langkah untuk mendorong UMKM Go Digital dan Go Export. Pertama, penguatan kurasi yang sejalan dengan permintaan dan persyaratan pasar global yang didasarkan pada market intelligence. Langkah kedua, seperti dilansir situs web Bank Indonesia, adalah akses promosi ke pasar global melalui berbagai kegiatan promosi perdagangan domestik dan internasional termasuk penyelenggaraan Karya Kreatif Indonesia.
“Perluasan trading house seperti Indonesia House of Beans di Tokyo, Malaysia, Singapura, serta pembentukan Indonesia SME (Small Medium Enterprises) Hub yang memiliki sejumlah fitur unggulan seperti penyediaan informasi ekspor dan market intelligence, serta memungkinkan UMKM untuk dapat berkomunikasi langsung dengan pembeli dari pasar luar negeri,”paparnya.
Lalu, literasi digital yang merupakan kunci bagi UMKM untuk memanfaatkan teknologi dengan efektif, sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penipuan (fraud). Terakhir, edukasi untuk mendorong UMKM menuju pasar ekspor di antaranya melalui sejumlah modul UMKM Go Export yang berisi potensi usaha, tren pasar, strategi, peluang, prosedur, persyaratan, serta tips dan trik lainnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman yang berbicara dalam sesi Building Trends in Inclusive Economy: Integrating Sustainability into Fashion, mengatakan salah satu sektor UMKM yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi adalah UMKM produk fesyen.
Untuk memanfaatkan potensi di pasar global, Aida menekankan UMKM harus mengikuti tren terkini serta meningkatkan kapasitas agar dapat menjangkau pasar fesyen berkelanjutan yang ramah lingkungan.
“Dengan demikian, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan kinerja dan daya saing mereka, tetapi juga berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
GenBI/Tarisha Yasmin Setiadi
(ita)
tulis komentar anda