QRIS, Contoh Sukses Transformasi Digital Inklusif
Kamis, 03 Oktober 2024 - 06:34 WIB
JAKARTA - Transformasi digital di Indonesia telah menjadi agenda prioritas dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah, melalui berbagai kebijakan dan inisiatif, mendorong digitalisasi di berbagai sektor sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing nasional.
Namun, transformasi ini tidak hanya soal adopsi teknologi, tetapi juga cara teknologi tersebut dapat meningkatkan inklusi keuangan dan ekonomi.
Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 yang digelar Agustus lalu, menyoroti pentingnya inklusi dalam transformasi digital. Meskipun Indonesia telah mencatatkan perkembangan pesat dalam adopsi teknologi digital, tantangan inklusi masih menjadi perhatian utama.
Misalnya, masih terdapat kesenjangan akses antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok masyarakat yang berbeda dalam hal akses dan literasi digital. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa transformasi digital membawa manfaat yang luas.
“Transformasi digital itu harus inklusif, harus berkeadilan. Masyarakat di pinggiran, masyarakat ekonomi lapisan bawah, ekonomi mikro, UMKM, semuanya mendapatkan akses dan kesempatan yang sama, harus mendapatkan perlindungan yang sama,” ujar Presiden Joko Widodo pada pembukaan FEKDI.
Dalam acara ini, Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendorong inklusi keuangan digital melalui berbagai program dan kebijakan. Salah satunya adalah melalui pengembangan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang menjadi salah satu inovasi penting dalam memfasilitasi transaksi digital yang lebih mudah dan inklusif.
QRIS memungkinkan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital dengan biaya yang lebih rendah dan proses yang lebih sederhana.
Tema pertumbuhan berkelanjutan yang diangkat dalam FEKDI X KKI 2024 juga sangat relevan di tengah meningkatnya kesadaran global akan pentingnya pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Teknologi digital memiliki potensi besar untuk mendukung tujuan ini, misalnya melalui efisiensi energi, pengelolaan sumber daya yang lebih baik, serta pengurangan jejak karbon.
Di sisi lain, teknologi digital juga dapat memainkan peran penting dalam mendorong inklusi ekonomi, terutama bagi kelompok masyarakat yang selama ini belum terjangkau oleh sistem keuangan formal.
Melalui berbagai platform digital, individu dan usaha kecil dapat mengakses layanan keuangan dengan lebih mudah dan murah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Melalui FEKDI X KKI 2024, ditekankan pentingnya inovasi dalam menciptakan solusi digital yang tidak hanya efisien dan produktif, tetapi juga berkelanjutan dan inklusif.
GenBI/Rifal Agung Perdama
Namun, transformasi ini tidak hanya soal adopsi teknologi, tetapi juga cara teknologi tersebut dapat meningkatkan inklusi keuangan dan ekonomi.
Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 yang digelar Agustus lalu, menyoroti pentingnya inklusi dalam transformasi digital. Meskipun Indonesia telah mencatatkan perkembangan pesat dalam adopsi teknologi digital, tantangan inklusi masih menjadi perhatian utama.
Misalnya, masih terdapat kesenjangan akses antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok masyarakat yang berbeda dalam hal akses dan literasi digital. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa transformasi digital membawa manfaat yang luas.
“Transformasi digital itu harus inklusif, harus berkeadilan. Masyarakat di pinggiran, masyarakat ekonomi lapisan bawah, ekonomi mikro, UMKM, semuanya mendapatkan akses dan kesempatan yang sama, harus mendapatkan perlindungan yang sama,” ujar Presiden Joko Widodo pada pembukaan FEKDI.
Dalam acara ini, Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendorong inklusi keuangan digital melalui berbagai program dan kebijakan. Salah satunya adalah melalui pengembangan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang menjadi salah satu inovasi penting dalam memfasilitasi transaksi digital yang lebih mudah dan inklusif.
QRIS memungkinkan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital dengan biaya yang lebih rendah dan proses yang lebih sederhana.
Tema pertumbuhan berkelanjutan yang diangkat dalam FEKDI X KKI 2024 juga sangat relevan di tengah meningkatnya kesadaran global akan pentingnya pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Teknologi digital memiliki potensi besar untuk mendukung tujuan ini, misalnya melalui efisiensi energi, pengelolaan sumber daya yang lebih baik, serta pengurangan jejak karbon.
Di sisi lain, teknologi digital juga dapat memainkan peran penting dalam mendorong inklusi ekonomi, terutama bagi kelompok masyarakat yang selama ini belum terjangkau oleh sistem keuangan formal.
Melalui berbagai platform digital, individu dan usaha kecil dapat mengakses layanan keuangan dengan lebih mudah dan murah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Melalui FEKDI X KKI 2024, ditekankan pentingnya inovasi dalam menciptakan solusi digital yang tidak hanya efisien dan produktif, tetapi juga berkelanjutan dan inklusif.
GenBI/Rifal Agung Perdama
(ita)
tulis komentar anda