Review Film Joko: Relasi Kuasa, Pedofilia, dan Kecemerlangan Rukman Rosadi

Rabu, 06 Maret 2024 - 13:28 WIB
Sebagaimana dalam Women From Rote Island, sering kali yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah korban yang memilih diam, memilih untuk menutup babak dari pengalaman traumatik itu, dan mencoba berdamai dengannya yang akan dilakukan sekuatnya.

Kita tak bisa menggunakan logika orang kota/terpelajar bahwa seharusnya korban bisa melawan, seharusnya korban bisa mengadu ke pihak berwajib. Ada banyak alasan yang mungkin sulit kita terima, tapi dirasakan paling masuk akal bagi para korban untuk tetap diam dan tak bersuara.

Karenanya memang film-film seperti Joko dan Women From Rote Island pun menjadi penting untuk memperlihatkan sekaligus mengingatkan kepada kita agar selalu waspada dengan potensi kejahatan seksual yang terjadi di sekitar kita. Apalagi ketika kita melihat korban adalah mereka yang terpinggirkan dan merasa tak punya kuasa untuk melawan.



Mungkin kita bisa mengulurkan tangan untuk mereka. Sekadar mendengarkan cerita tanpa menghakimi dan bisa membuat mereka menyadari bahwa apa yang dilakukan predator sepenuhnya salah dan harus dilawan.

Karenanya, jika ada seseorang berusia jauh lebih tua dengan kuasa yang jauh lebih besar berseru kepada mereka yang jauh lebih muda dengan preferensi seks yang sama semacam, “Kalau difoto ngadep sini dong, cah bagus. Kan gantengnya enggak kelihatan“, maka itu artinya waktunya kamu untuk berlari meninggalkannya.

Joko

Produser: Ismail Basbeth

Sutradara: Suryo Wiyogo

Penulis Skenario: Suryo Wiyogo

Pemain: Rukman Rosadi, Elang El Gibran, Siti Fauziah

Ichwan Persada

Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More