Mengenal Gloria Steinem, Jurnalis dan Aktivis yang Mengungkap Sisi Gelap Playboy Club

Selasa, 14 April 2020 - 18:59 WIB
Jurnalis Gloria Steinem membongkar jam kerja yang tidak adil di Playboy Club, dan membuatnya menjadi tokoh feminisme. Foto/Wire Image, Brettmann Archive
JAKARTA - Gloria Steinem adalah seorang feminis, jurnalis, dan aktivis yang dikenal sebagai pemimpin dan juru bicara bagi gerakan feminis pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.

Gloria juga merupakan seorang kolumnis untuk majalah New York, dan salah satu pendiri majalah Ms. Sebagai jurnalis, Steinem sudah menghasilkan berbagai karya jurnalistik dan salah satunya adalah investigasi di Playboy Club milik Hugh Hefner yang diterbitkan di Show’s Magazine. Karyanya ini menjadikan Gloria sebagai ikon feminisme.

Menyamar Menjadi Bunny Saat Investigasi di Playboy Club



Foto: Bettmann Archive



Gloria (kini berusia 86 tahun) kala itu bekerja sebagai jurnalis untuk Show’s Magazine. Dia ditugaskan untuk melakukan investigasi rahasia di Playboy Club. Dia yang saat itu berusia 28 tahun menyetujuinya dan melamar untuk menjadi seorang bunny, yaitu sebutan untuk pelayan di Playboy Club. Dia memalsukan identitas dengan mengganti usianya menjadi 24 tahun.

Dalam proses untuk menjadi seorang bunny, Gloria harus mengikuti serangkaian tes, termasuk tes fisik dan pap smear yaitu tes pemeriksaan leher rahim.

Selama menyamar, Gloria melihat bahwa bunny tidak dibayar dengan adil. Jam kerja yang panjang dan waktu istirahat yang sedikit memaksa mereka terus bekerja dan melayani pelanggan. Gloria juga menyadari bahwa ada prostitusi terselubung di balik Playboy Club.



Foto:britannica

Setelah mendapatkan semua informasi yang dia butuhkan, Gloria memutuskan berhenti dari penyamarannya dan mulai menulis investigasinya tersebut. Tulisannya akhirnya diterbitkan dengan judul “A Bunny’s Tale”, dan langsung menjadi buah bibir, bahkan langsung ditanggapi oleh Hugh Hefner.

Hugh menyatakan keberatan dengan tulisan tersebut dan menjadikan tulisan Gloria sebagai bahan evaluasi untuk Playboy Club. Selain membuat gerah pengelola Playboy Club, tulisan itu juga menggerakkan masyarakat untuk menyuarakan feminisme dan keadilan upah bagi perempuan.

Sayangnya, setelah investigasinya tersebut, Gloria mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan karena statusnya yang pernah menjadi seorang bunny.

Gerakan Aktivisme Gloria Steinem



Foto:Annie Leibovitz

Pada 1969, Gloria menerbitkan tulisan berjudul "After Black Power, Women's Liberation" yang membawa namanya menjadi seorang aktivis feminis nasional dan juga memimpin dalam beberapa kampanye mengenai kesetaraan gender.

Pada tahun yang sama, dia juga menulis esai yang berjudul "What It Would Be Like If Women Win" yang diterbitkan oleh majalah TIME membahas utopia kesetaraan gender.

Dia juga turut andil dalam mendirikan Women's Action Alliance yang berperan sebagai pusat informasi nasional dengan spesialisasi pendidikan multikultural bagi anak, serta kaukus politik perempuan. Orgnisasi ini juga punya visi meningkat kesadaran akan kesetaraan bagi perempuan di lingkungan kerja.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More