CERMIN: Teralienasi dari Lingkungan, Diinvasi oleh Alien

Jum'at, 29 September 2023 - 14:16 WIB
Film horor fiksi ilmiah No One Will Save You mengisahkan perempuan yang teralienasi sekaligus diinvasi alien. Foto/Disney+
JAKARTA - Tahun 2021. Sembari berjuang mengatasi depresi setelah pandemi menerjang seluruh dunia, saya menulis sebuah cerita yang tak pernah terbayangkan. Judulnya Alien.

Saya menulis Alien sesungguhnya bukan karena ketertarikan kepada keberadaan makhluk lain berintelegensia tinggi selain manusia di semesta ini. Saya menulis cerita itu semata karena bosan dengan eksplorasi genre horor lokal yang terasa mandek selama bertahun-tahun.

Sayangnya memang pendekatan baru horor dengan antagonis yang bukan setan, hantu, kuntilanak, pocong, dan sejenisnya sangat sulit diterima oleh investor. Selama setahun saya berusaha meyakinkan bahwa proyek Alien pantas dicoba. Sebagian besar di antara mereka bisa jadi memang tak dilahirkan bermental pionir yang berani mengambil risiko. Mereka tak ingin menjadi orang yang pertama yang mencoba karena buat mereka bisa jadi risiko gagal lebih terbuka lebar.





Dua tahun kemudian, saya bersyukur betul ketika menyaksikan film No One Will Save You di Disney+. Sebuah pendekatan menarik dan berani ditawarkan sutradaranya, Brian Duffield. Dan jadinya film ini bukan sesederhana kisah tentang invasi alien, tapi juga tentang seseorang yang teralienasi dari lingkungannya karena peristiwa pada masa lalu.

Brian yang sekaligus menulis skenarionya menyandarkan kisahnya sepenuhnya pada karakter utama bernama Brynn Adams. Ia adalah seorang perempuan muda dan cantik yang hidup seorang diri di rumah besar dan tanpa tetangga yang terlihat dari jarak sepelemparan batu.



Foto: Disney+

Brynn menghabiskan waktunya dengan menghiasi replika rumah-rumahan miliknya. Ia pun telaten menjahit gaun-gaun cantik yang kelak dikenakannya sendiri. Sepintas hidup Brynn bahagia, tak ada satu pun yang menghalanginya untuk bahagia. Kecuali satu hal. Masa lalu.

Masa lalu menjadi musuh bagi Brynn sekaligus menjadi metafora yang digunakan oleh Brian untuk menggambarkan before-after hidup Brynn pasca-invasi alien. Pelan-pelan seiring durasi berjalan terkuak kisah mengerikan tentang Brynn remaja yang tak sengaja menghabisi nyawa sahabatnya hingga tewas.

Perbuatan ini kelak menghancurkan hidup Brynn sekeluarga. Ia dan keluarganya teralienasi secara sengaja oleh lingkungannya.

Soal teralienasi ini semakin ditegaskan oleh Brynn ketika tak sengaja mendapati sosok alien yang masuk mengendap-endap ke dalam rumahnya. Setelah berjuang hidup mati semalaman, keesokan harinya Brynn bergegas ke kota dan masuk ke kantor polisi.

Sayangnya perlakuan tak menyenangkan dari seorang perempuan diterimanya di sana. Brynn langsung tahu bahwa ia harus berjuang menyelamatkan dirinya ketika malam tiba sendirian. No one will save her.



Foto: Disney+

Dengan durasi 93 menit, Brian menantang dirinya sendiri untuk kisah ini. Ia meniadakan dialog sepenuhnya, memberi perhatian penuh pada cara Brynn bergulat dengan segenap perasaan yang dirasakannya. Untungnya memang Kaitlyn Dever yang diserahi tanggung jawab besar itu bisa memanggul tugasnya dengan sangat baik.

Perasaan terasing dan terhina, bahagia dan kesepian, ketakutan dan kengerian bisa ditunjukkan sepenuhnya oleh seluruh tubuhnya. Ketubuhan menjadi elemen yang dipahami betul oleh Kaitlyn selaku aktor dan ia memanfaatkannya hingga titik maksimal. Tak hanya tangan gemetar, napas memburu, mata terbelalak ketakutan, keringat dingin hingga air mata kengerian bisa diperlihatkan Kaitlyn dalam banyak bingkai adegan yang disorot dekat.

Berbeda dengan skena horor lokal yang semakin membosankan dan miskin eksplorasi, tahun ini skena horor internasional justru dimeriahkan dengan beberapa film yang berani keluar dari zona nyaman. Setelah Talk To Me yang berani mendorong cerita ala Jelangkung menjadi sesuatu yang mengejutkan dan menyenangkan penonton, kini No One Will Save You berani menyajikan kisah invasi alien dengan pendekatan berbeda dan lebih humanis daripada biasanya. Kita sesungguhnya pun tahu bahwa tak ada yang tak bisa kita lakukan selain jika kita sendiri malas untuk bereksplorasi demi sebuah karya seni.

Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More