Apakah Satoru Gojo Mati di Jujutsu Kaisen Chapter 236?
Rabu, 20 September 2023 - 21:29 WIB
Satoru Gojo dikonfirmasi telah tewas di akhir chapter 236 manga Jujutsu Kaisen. Penyihir terkuat itu meregang nyawa setelah bertarung habis-habisan melawan Ryomen Sukuna. Jagat fandom pun langsung dihebohkan dengan fakta ini.
Kematian Satoru terjadi setelah di chapter 235 dia sepertinya telah memenangkan pertarungan itu. Tapi, twist terjadi di chapter berikutnya. Sukuna yang terlihat telah tersungkur ternyata bisa membalik keadaan.
Rasa tak percaya pun menyelimuti penggemar. Ini adalah kedua kalinya Satoru mati di serial ini. Kebencian kreatornya, Gege Akutami, terhadap karakter ini sudah lama memicu spekulasi kalau Satoru bakal mati dalam waktu cepat. Tapi, tidak ada yang menyangka kalau seperti ini caranya.
Foto: YouTube
Bagaimana Satoru Gojo mati? Jawabannya ada di pertarungan antara Satoru dan Sukuna serta kerja Mahoraga. Dari awal bentrokan itu, jelas kalau Sukuna punya rencana jahat. Rencana itu berpusat pada Mahoraga.
Dengan kemampuan istimewa Mahoraga, Sukuna berusaha melampaui teknik Mukagen Satoru. Mahoraga memainkan peranan penting dalam kematian Satoru. Dia memulainya dengan memanipulasi Energi Kutukan di sekitar Satoru, terutama menarget Mukagen-nya untuk membuatnya tidak efektif.
Manipulasi ini membangun adegan bentrokan besar yang akhirnya mengakibatkan kematian Satoru. Momen penting terjadi pada chapter 234 ketika Mahoraga melepaskan serangan sayatanya yang kuat dan serba guna, yang menyegel kematian Satoru. Tak seperti jurus Sukuna, adaptasi Mahoraga membuat sayatannya melampaui Satoru dan mencapai konsep ruang.
Itu membuatnya memotong tidak hanya Satoru tapi juga dunia itu sendiri. Ini membuat teknik Mukagen Satoru jadi sama sekali tidak efektif dan menanti akhir semuanya. Padahal, di chapter sebelumnya, Satoru mampu mengempaskan Sukuna dengan serangan Kilat Hitam.
Tapi, di saat yang sama, dia tidak sadar kalau roda Mahoraga telah berputar untuk yang keempat. Satoru akhirnya menemukan dirinya terjebak di Bayangan Mahoraga. Mahoraga pun menyayat Satoru dengan membabi buta.
Sukuna lantas mengawasi tubuh Satoru yang telah terbelah dua dan tidak bernyawa. Raja Kutukan itu lantas membuat komentar yang menekankan tidak pentingnya Mukagen ketika dibandingkan dengan kemampuan memotong seluruh dunia. Pernyataan ini menyolidkan kemenangan Sukuna dan mengakhiri rezim Satoru.
Foto: Dexerto
Chapter 236 dimulai dengan visi Satoru. Di visi itu, dia kembali bertemu Suguru Geto. Suguru menyapanya dengan sapaan khasnya, “Yo,” yang membuat Satoru kesal. Satoru mengeluh, sementara dia memberitahu muridnya kalau seorang penyihir Jujutsu mati sendirian, pada akhirnya, itu tidak benar.
Kepada Suguru, Satoru mengatakan, kematiannya akan punya konsekuensi, dalam kaitannya dengan ayah Satoru. Tapi, dia meninggalkan semuanya di tangan Shoko. Suguru menanyakan tentang pertarungannya dengan Sukuna. Satoru menjawab kalau Raja Roh itu memang kuat.
Menurut Satoru, Sukuna pasti menang meskipun dia tidak menguasai teknik 10 Bayangan Megumi dan dia bahkan tidak menggunakan seluruh kekuatannya. Satoru menyesal, sementara dia memberikan semua usahanya dalam pertarungan melawan Sukuna, Raja Kutukan itu menahan diri dan tidak menikmati pertarungan itu seperti dirinya. Satoru mengatakan kepada Suguru kalau dia berharap temannya itu ada di sana untuk menyemangatinya bersama para muridnya.
Chapter itu kemudian memperlihatkan Kento Nanami, yang mengingatkan Suguru kalau dia pernah membahas tentang menghidupkan semuanya kepada Satoru. Itu bukan karena Satoru melihat Masyarakat Jujutsu sebagai sesuatu untuk dilindungi, tapi karena dia mendapatkan kesenangan tiada tara dari bertarung. Satoru senang karena dia dibunuh orang yang lebih kuat darinya dan tidak harus sekarat karena penyakit. Nanami mengoloknya karena berbicara seperti seorang jenderal Samurai, dan Haibara, yang muncul bersama Nanami, menegurnya karena itu.
Nanami mengatakan, sementara dia tidak mendukung bagaimana Satoru mati, dia masih bersimpati padanya. Ketika Satoru bertanya seperti apa untuk Nanami, adik kelasnya itu ingat kalau Mei Mei pernah mengatakan kepadanya untuk “pergi ke utara” untuk menemukan sisi baru dirinya dan “pergi ke selatan” untuk tetap menjadi dirinya sendiri. Nanami memilih selatan dan dia berterima kasih kepada Haibara yang selalu menemaninya.
Kematian Satoru terjadi setelah di chapter 235 dia sepertinya telah memenangkan pertarungan itu. Tapi, twist terjadi di chapter berikutnya. Sukuna yang terlihat telah tersungkur ternyata bisa membalik keadaan.
Rasa tak percaya pun menyelimuti penggemar. Ini adalah kedua kalinya Satoru mati di serial ini. Kebencian kreatornya, Gege Akutami, terhadap karakter ini sudah lama memicu spekulasi kalau Satoru bakal mati dalam waktu cepat. Tapi, tidak ada yang menyangka kalau seperti ini caranya.
1. Bagaimana Satoru Gojo Mati?
Foto: YouTube
Bagaimana Satoru Gojo mati? Jawabannya ada di pertarungan antara Satoru dan Sukuna serta kerja Mahoraga. Dari awal bentrokan itu, jelas kalau Sukuna punya rencana jahat. Rencana itu berpusat pada Mahoraga.
Dengan kemampuan istimewa Mahoraga, Sukuna berusaha melampaui teknik Mukagen Satoru. Mahoraga memainkan peranan penting dalam kematian Satoru. Dia memulainya dengan memanipulasi Energi Kutukan di sekitar Satoru, terutama menarget Mukagen-nya untuk membuatnya tidak efektif.
Manipulasi ini membangun adegan bentrokan besar yang akhirnya mengakibatkan kematian Satoru. Momen penting terjadi pada chapter 234 ketika Mahoraga melepaskan serangan sayatanya yang kuat dan serba guna, yang menyegel kematian Satoru. Tak seperti jurus Sukuna, adaptasi Mahoraga membuat sayatannya melampaui Satoru dan mencapai konsep ruang.
Itu membuatnya memotong tidak hanya Satoru tapi juga dunia itu sendiri. Ini membuat teknik Mukagen Satoru jadi sama sekali tidak efektif dan menanti akhir semuanya. Padahal, di chapter sebelumnya, Satoru mampu mengempaskan Sukuna dengan serangan Kilat Hitam.
Tapi, di saat yang sama, dia tidak sadar kalau roda Mahoraga telah berputar untuk yang keempat. Satoru akhirnya menemukan dirinya terjebak di Bayangan Mahoraga. Mahoraga pun menyayat Satoru dengan membabi buta.
Sukuna lantas mengawasi tubuh Satoru yang telah terbelah dua dan tidak bernyawa. Raja Kutukan itu lantas membuat komentar yang menekankan tidak pentingnya Mukagen ketika dibandingkan dengan kemampuan memotong seluruh dunia. Pernyataan ini menyolidkan kemenangan Sukuna dan mengakhiri rezim Satoru.
2. Visi Satoru Gojo yang Menyedihkan
Foto: Dexerto
Chapter 236 dimulai dengan visi Satoru. Di visi itu, dia kembali bertemu Suguru Geto. Suguru menyapanya dengan sapaan khasnya, “Yo,” yang membuat Satoru kesal. Satoru mengeluh, sementara dia memberitahu muridnya kalau seorang penyihir Jujutsu mati sendirian, pada akhirnya, itu tidak benar.
Kepada Suguru, Satoru mengatakan, kematiannya akan punya konsekuensi, dalam kaitannya dengan ayah Satoru. Tapi, dia meninggalkan semuanya di tangan Shoko. Suguru menanyakan tentang pertarungannya dengan Sukuna. Satoru menjawab kalau Raja Roh itu memang kuat.
Menurut Satoru, Sukuna pasti menang meskipun dia tidak menguasai teknik 10 Bayangan Megumi dan dia bahkan tidak menggunakan seluruh kekuatannya. Satoru menyesal, sementara dia memberikan semua usahanya dalam pertarungan melawan Sukuna, Raja Kutukan itu menahan diri dan tidak menikmati pertarungan itu seperti dirinya. Satoru mengatakan kepada Suguru kalau dia berharap temannya itu ada di sana untuk menyemangatinya bersama para muridnya.
Chapter itu kemudian memperlihatkan Kento Nanami, yang mengingatkan Suguru kalau dia pernah membahas tentang menghidupkan semuanya kepada Satoru. Itu bukan karena Satoru melihat Masyarakat Jujutsu sebagai sesuatu untuk dilindungi, tapi karena dia mendapatkan kesenangan tiada tara dari bertarung. Satoru senang karena dia dibunuh orang yang lebih kuat darinya dan tidak harus sekarat karena penyakit. Nanami mengoloknya karena berbicara seperti seorang jenderal Samurai, dan Haibara, yang muncul bersama Nanami, menegurnya karena itu.
Nanami mengatakan, sementara dia tidak mendukung bagaimana Satoru mati, dia masih bersimpati padanya. Ketika Satoru bertanya seperti apa untuk Nanami, adik kelasnya itu ingat kalau Mei Mei pernah mengatakan kepadanya untuk “pergi ke utara” untuk menemukan sisi baru dirinya dan “pergi ke selatan” untuk tetap menjadi dirinya sendiri. Nanami memilih selatan dan dia berterima kasih kepada Haibara yang selalu menemaninya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda