SOROT: 7 Serial Impor Terbaik 2023 Sejauh Ini

Sabtu, 19 Agustus 2023 - 08:59 WIB
Dituturkan secara inventif tanpa membuat pusing antara masa lalu dan masa kini membuat Tiny Beautiful Thingsjuga bisa menjadi semacam medium bagi penonton untuk merefleksikan apa saja yang sudah dilalui selama hidupnya.

“Tiny Beautiful Things” membongkar borok-borok yang sebagian dari kita pernah alami. Seorang ibu akan dengan mudah terkoneksi dengan Clare yang merasakan susahnya untuk berkomunikasi kembali dengan anak gadisnya. Seorang istri akan dengan mudah merasa relevan dengan Clare yang merasakan susahnya kembali mendapat kepercayaan dari suami setelah pengkhianatan terjadi. Seorang manusia akan mudah trenyuh dan berempati dengan Clare dengan segala hal yang dijalaninya dalam hidup yang kocar-kacir, tapi masih bisa membantu orang lain melalui kolom Dear Sugar. Serial ini tayang di Disney+ Hotstar.

4. Ted Lasso



Foto: Apple TV

Serial Ted Lassotayang perdana di Apple TV pada 14 Agustus 2020, saat seantero dunia tengah dilanda ketakutan akibat jutaan orang meninggal karena Covid-19. Sosok Ted menyeruak di ruang keluarga, memberi tontonan yang memberi rasa hangat di hati dan memperkenalkan kembali sosok Jason Sudeikis ke tengah masyarakat.

Siapa yang tak jatuh hati dengan sosok Ted? Ia tampak menyenangkan, selalu berusaha melucu di situasi apa pun, tak mudah menampakkan emosinya. Ted Lasso tampak seperti Robin Williams dalam kehidupan nyata. Tapi itu pula lah akar masalahnya. Ted selalu berusaha memperlihatkan hidupnya yang baik-baik saja meskipun ia tengah bergelut dengan masalah rumah tangganya, kesulitan hidup jauh dari putranya dan menyembunyikan rapat soal depresinya. Kita tahu semua masalah-masalah ini tinggal menunggu waktu untuk meledak.

Namun Ted Lassotak cuma mahir menampilkan sisi tiga dimensi dari karakter utamanya. Serial ini juga dengan brilian dan realistis memotret situasi yang terjadi pada sebuah klub sepak bola dengan segala macam tingkah para pemainnya, dengan beragam situasi yang melingkupinya, juga dengan kisah sampingan seputar manajer hingga humas klub.

Selama tiga musim, kita melihat bagaimana serial ini bertumbuh dan semakin cemerlang kualitasnya dari waktu ke waktu. Kita juga melihat bagaimana karakter-karakternya diberi ruang lebar untuk bertumbuh, memperlihatkan bahwa mereka juga manusia, bukan sekedar wayang yang ditiupkan nyawa oleh para penulis skenario. Terutama kita melihat bagaimana Ted berjuang untuk tak lagi sekadar membahagiakan sekelilingnya tapi terutama menjadi bahagia untuk dirinya sendiri.

5. Succession



Foto: HBO Go

Serial Succesiontayang perdana di HBO Go pada 3 Juni 2018. Sebuah serial yang tak pernah menjadi unggulan dan kelak menjadi game changer dalam industri televisi. Sebuah potret mencekam tentang suksesi kepemimpinan di sebuah keluarga kaya yang brutal dan kejam. Sebuah kisah yang mengingatkan kita pada tragedi Yunani dan mitos Romawi.

Dengan gaya penceritaan yang khas dan sering terasa mirip seperti dokumenter, kita diajak memasuki kehidupan keluarga konglomerat, Logan Roy dan keempat anaknya, Connor, Kendall, Siobhan dan Roman. Pendekatan sedemikian efektif membuat kita terjerumus ke dalam cerita dengan lebih dalam dan diajak melihat segala ketelanjangan sikap, karakter, dan dosa-dosa yang dmiliki keluarga kaya ini.

Successionmemang terasa betul mengingatkan kita pada tragedi Yunani dan mitos Romawi. Dalam beberapa episode, referensi itu juga ditabur secara cermat oleh tim penulis yang brilian. Dalam salah satu episode, salah satu anggota dewan Waystar Royco berucap pada Roman, “You and Kendall are thinking of killing your dad? Well, that’s a little Greek tragedy”. Dalam episode lainnya dalam sebuah perjamuan, Logan bahkan memperkenalkan keluarganya sebagai, “Like Romans among the Greeks. I’m sure you find us all rather, you know, big, vulgar, and boisterous”.

6. Platonic



Foto: Apple TV


Serial 10 episode ini bercerita soal bagaimana hubungan dari dua karakter utama, Sylvia dan Will. Keduanya berteman sejak masa kuliah dan lantas menjalin persahabatan yang kental. Keduanya menjalani kegilaan demi kegilaan yang terpikirkan oleh anak muda berusia 20-an tahun.

Keduanya terus menjalani persahabatan itu hingga ketika Will memutuskan menikah dengan Audrey. Sylvia bukannya cemburu dengan Audrey, hanya saja ia tak suka pada istri si sahabat. Lagipula Sylvia sudah menikah dan berbahagia dengan Charlie dan ketiga anak-anak mereka yang lucu.

Persahabatan mereka terputus begitu saja. Lalu 13 tahun kemudian, persahabatan itu tersambung kembali ketika Charlie memberitahu ke istrinya soal Will yang bercerai dari Audrey. Charlie justru menyemangati istrinya agar kembali terkoneksi dengan sahabatnya sejak masa kuliah. Setelahnya kita akan melihat bagaimana dua orang dewasa dengan kehidupan masing-masing ternyata masih bisa bersahabat meskipun juga masih bisa berantem dengan sengit.

Platonicbisa terasa sangat relevan terutama karena faktor reaksi kimiawi yang pas antara Rose Byrne dan Seth Rogen. Rose bisa menenggelamkan dirinya ke dalam tubuh Sylvia dan melakukan banyak hal bodoh yang justru membuatnya tampak manusiawi. Sementara Seth Rogen seperti ditakdirkan untuk peran Will yang sering kali menyebalkan, sesekali menyenangkan dan anehnya selalu bisa membuat penonton bisa peduli padanya.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More