Review Spider-Man: Across the Spider-Verse: Padat, Penuh Kejutan
Rabu, 31 Mei 2023 - 19:19 WIB
Spider-Man: Across the Spider-Verse sudah sangat dinantikan para penggemar superhero Marvel ini. Berfokus pada Miles Morales, film ini punya gaya seni menarik yang membuat presentasinya jadi berbeda dari yang lain. Selain itu, film animasi ini membawa penggemar untuk bisa lebih dalam menyelami dunia Spider-Man, di luar Peter Parker.
Sebagai sekuel Into the Spider-Verse yang dirilis pada 2018, ekspektasi sangat tinggi terhadap Across the Spider-Verse. Sampai saat ini, film itu masih menjadi film Spider-Man dengan rating tertinggi di Rotten Tomatoes. Hanya selisih tiga poin dari Spider-Man: No Way Home, yang sekarang menjadi film Spider-Man terlaris sepanjang masa.
Across the Spider-Verse membawa penonton melintasi multiverse di mana mereka bertemu berbagai macam varian Spider-Man. Begitu banyak dengan berbagai macam desain, mau kartun atau live-action, sehingga Easter egg-nya banyak. Karenanya, film ini jadi terasa lebih seperti film fan service ketimbang film yang bisa dinikmati secara umum.
Meski begitu, Spider-Man: Across the Spider-Verse punya kedalaman cerita lebih dari sebelumnya. Film ini akan memperkenalkan penonton lebih dalam kepada Gwen Stacy. Arc-nya di film ini sangat kuat dan menyentuh. Bisa dibilang, Gwen menjadi navigator cerita di film ini selain Miles. Hailee Steinfeld dengan sangat baik bisa menampilkan Gwen dalam kondisi paling rapuhnya.
Foto: The Wrap
Sementara, Miles Morales galau karena tidak bisa bertemu Gwen. Di saat yang sama, dia menghadapi musuh terburuknya, Spot, yang ingin balas dendam padanya. Di film ini, sekali lagi, Miles menghadapi krisis kepribadian. Pertemuannya dengan Spider-People justru membuatnya menghadapi kebenaranyang tidak bisa dia terima. Kini, tidak hanya berhadapan dengan Spot, Miles juga harus menghadapi Spider-Man 2099 alias Michael O’Hara.
Perjalanan Miles menembusi multiverse bersama Gwen membawanya bertemu berbagai macam Spider-People. Ada ratusan varian Spider-Man di film ini yang tampil dengan desain asli mereka. Penggemar Spider-Man akan bersorak kegirangan begitu melihat varian Spider-Man yang mereka kenali. Terlebih, ada sejumlah singgungan ke Marvel Cinematic Universe (MCU).
Foto: Tom’s Guide
Kaitan ini bakal membuka peluang ke masa depan Spider-Man, sepertinya. Terlebih, tema multiverse di film ini juga sejalan dengan tema besar MCU saat ini, yaitu Multiverse Saga. Bedanya, Multiverse Saga berfokus pada banyak karakter, sementara Spider-Verse berfokus hanya pada Spider-Man dan dunia mereka beserta seabrek permasalahannya.
Sementara, Spider-Man: Across the Spider-Verse menyelami lebih ke kedalaman cerita. Miles harus menghadapi orang tuanya yang terus mengkhawatirkannya. Di sisi lain, cerita Gwen memberikan kedalaman emosi sekaligus membuat penggemar lebih memahami lagi cerita karakternya. Ending cliffhanger-nya membuat penonton akan semakin penasaran.
Foto: The Illuminerdi
Spider-Man: Across the Spider-Verse adalah petualangan menyenangkan ke dunia Spider-Man. Meski begitu, film ini jadi terasa seperti fan service dengan kemunculan ratusan varian Spider-Man, tapi hanya fokus ke beberapa Spider-Man saja. Sementara, meski punya penjahat bernama Spot, film ini lebih berfokus pada permasalahan yang dihadapi Miles dan juga para Spider-People ini.
Plotnya yang jadi bercabang-cabang membuat film ini jadi agak melelahkan. Sebagai bagian pertama dari film (yang mungkin) dua bagian, Spider-Man: Across the Spider-Verse terlihat padat karena terlalu sibuk menampilkan berbagai macam varian Spider-People-nya. Fokus film ini jadi agak ke mana-mana karena penonton akan lebih sering teralihkan dengan Easter egg dan penampilan para varian Spider-Man itu.
Foto: PinkNews
Sebagai sekuel Into the Spider-Verse yang dirilis pada 2018, ekspektasi sangat tinggi terhadap Across the Spider-Verse. Sampai saat ini, film itu masih menjadi film Spider-Man dengan rating tertinggi di Rotten Tomatoes. Hanya selisih tiga poin dari Spider-Man: No Way Home, yang sekarang menjadi film Spider-Man terlaris sepanjang masa.
Across the Spider-Verse membawa penonton melintasi multiverse di mana mereka bertemu berbagai macam varian Spider-Man. Begitu banyak dengan berbagai macam desain, mau kartun atau live-action, sehingga Easter egg-nya banyak. Karenanya, film ini jadi terasa lebih seperti film fan service ketimbang film yang bisa dinikmati secara umum.
Meski begitu, Spider-Man: Across the Spider-Verse punya kedalaman cerita lebih dari sebelumnya. Film ini akan memperkenalkan penonton lebih dalam kepada Gwen Stacy. Arc-nya di film ini sangat kuat dan menyentuh. Bisa dibilang, Gwen menjadi navigator cerita di film ini selain Miles. Hailee Steinfeld dengan sangat baik bisa menampilkan Gwen dalam kondisi paling rapuhnya.
Foto: The Wrap
Sementara, Miles Morales galau karena tidak bisa bertemu Gwen. Di saat yang sama, dia menghadapi musuh terburuknya, Spot, yang ingin balas dendam padanya. Di film ini, sekali lagi, Miles menghadapi krisis kepribadian. Pertemuannya dengan Spider-People justru membuatnya menghadapi kebenaranyang tidak bisa dia terima. Kini, tidak hanya berhadapan dengan Spot, Miles juga harus menghadapi Spider-Man 2099 alias Michael O’Hara.
Perjalanan Miles menembusi multiverse bersama Gwen membawanya bertemu berbagai macam Spider-People. Ada ratusan varian Spider-Man di film ini yang tampil dengan desain asli mereka. Penggemar Spider-Man akan bersorak kegirangan begitu melihat varian Spider-Man yang mereka kenali. Terlebih, ada sejumlah singgungan ke Marvel Cinematic Universe (MCU).
Foto: Tom’s Guide
Kaitan ini bakal membuka peluang ke masa depan Spider-Man, sepertinya. Terlebih, tema multiverse di film ini juga sejalan dengan tema besar MCU saat ini, yaitu Multiverse Saga. Bedanya, Multiverse Saga berfokus pada banyak karakter, sementara Spider-Verse berfokus hanya pada Spider-Man dan dunia mereka beserta seabrek permasalahannya.
Sementara, Spider-Man: Across the Spider-Verse menyelami lebih ke kedalaman cerita. Miles harus menghadapi orang tuanya yang terus mengkhawatirkannya. Di sisi lain, cerita Gwen memberikan kedalaman emosi sekaligus membuat penggemar lebih memahami lagi cerita karakternya. Ending cliffhanger-nya membuat penonton akan semakin penasaran.
Foto: The Illuminerdi
Spider-Man: Across the Spider-Verse adalah petualangan menyenangkan ke dunia Spider-Man. Meski begitu, film ini jadi terasa seperti fan service dengan kemunculan ratusan varian Spider-Man, tapi hanya fokus ke beberapa Spider-Man saja. Sementara, meski punya penjahat bernama Spot, film ini lebih berfokus pada permasalahan yang dihadapi Miles dan juga para Spider-People ini.
Plotnya yang jadi bercabang-cabang membuat film ini jadi agak melelahkan. Sebagai bagian pertama dari film (yang mungkin) dua bagian, Spider-Man: Across the Spider-Verse terlihat padat karena terlalu sibuk menampilkan berbagai macam varian Spider-People-nya. Fokus film ini jadi agak ke mana-mana karena penonton akan lebih sering teralihkan dengan Easter egg dan penampilan para varian Spider-Man itu.
Foto: PinkNews
Lihat Juga :
tulis komentar anda