8 Anime Shounen Populer Ini Jangan sampai Ditonton Anak-Anak
Senin, 27 Maret 2023 - 06:52 WIB
Penonton yang lebih tua mungkin tidak keberatan. Tapi, orangtua mungkin terganggu dengan betapa seringnya karakter cowok dan cewek di Fairy Tail hanya memakai pakaian dalam atau benar-benar telanjang. Selain itu, kamera juga sering menge-zoom belahan dada atau pantat karakter.
Foto: Anime Corner
Kreator Death Note membuat hit lain seperti Bakuman dan Platinum End. Tapi, Platinum End adalah sandungan besar. Serial itu punya ide yang bagus, tapi anime itu terasa kacau, aneh, dan ceroboh dengan eksekusi, termasuk mengangkat sejumlah topik berat tertentu terlalu ringan atau bahkan memperlakukannya sebagai lelucon.
Material kontroversial Platinum End, dikombinasikan dengan topik berat seperti kedewaan dan arti hidup, akan membuat bosan anak-anak, dan bahkan orang dewasa juga. Penggemar berat Death Note atau anime battle royale mungkin akan suka Platinum End. Tapi, bagi sebagian besar penggemar anime, terutama anak-anak, lebih suka tidak menonton serial ini.
Foto: Twitter
Attack on Titan mungkin adalah shounen seperti Naruto dan My Hero Academia. Tapi, serial itu adalah anime yang sangat berbeda. Attack on Titan adalah tontonan asyik, tapi juga punya adegan yang kompleks, grafis, dan mengerikan yang berating R di sepanjang serial itu. Sejumlah adegan adalah pemicu mimpi buruk atau batasan pornografi penyiksaan.
Attack on Titan mengeksplorasi topik sejarah dan politik yang kompleks serta kadang sensitif yang bisa bikin bingung atau bosan anak-anak. Kekerasan brutal di serial ini mungkin juga terlalu banyak bagi mereka. Ditembak atau ditikam hanyalah awal mula. Karakternya sering disiksa, dimutilasi, dimakan hidup-hidup, atau dilumat sampai habis.
Foto: CNET
Chainsaw Man adalah anime shounen brutal tapi asyik. Serial ini melibatkan kematian karakter yang sering terjadi, banyak tema gelap, dan fakta kalau Denji serta Power adalah antihero yang tidak menginspirasi siapa pun. Chainsaw Man itu bagus bagi penggemar yang berusia lebih tua yang ingin mendekonstruksi shounen dengan cara pemprovokasi pikiran. Tapi, anak-anak mungkin tidak suka.
Sejumlah tema terdalam dan paling bernuansanya tidak akan dipahami anak-anak. Darah dan gore-nya juga terlalu berlebihan bagi mereka. Chainsaw Man juga menampilkan banyak karakter yang merokok, minum minuman keras, dan adegan seksual, yang tidak layak bagi penggemar anime yang masih berusia anak-anak.
Foto: The Envoy Web
Secara tema, Tokyo Revengers sebenarnya ramah anak. Anime itu punya pesan positif seperti percaya pada diri sendiri, kekuatan persahabatan, dan menghadapi pem-bully. Tapi, sejumlah orangtua mungkin cemas karena material Tokyo Revengers mengglamorkan kehidupan geng atau gaya hidup berandalan.
Selain itu, Tokyo Revengers secara mengejutkan juga brutal, terutama untuk shounen. Karakter utamanya sering kali terlibat baku hantam keras, dengan lebam, pendarahan, dan teriakan kesakitan di mana-mana. Aksinya juga kurang ajaib atau fantasi, yang membuat pertarungan realistisnya jadi lebih menyakitkan untuk ditonton anak-anak.
4. Platinum End
Foto: Anime Corner
Kreator Death Note membuat hit lain seperti Bakuman dan Platinum End. Tapi, Platinum End adalah sandungan besar. Serial itu punya ide yang bagus, tapi anime itu terasa kacau, aneh, dan ceroboh dengan eksekusi, termasuk mengangkat sejumlah topik berat tertentu terlalu ringan atau bahkan memperlakukannya sebagai lelucon.
Material kontroversial Platinum End, dikombinasikan dengan topik berat seperti kedewaan dan arti hidup, akan membuat bosan anak-anak, dan bahkan orang dewasa juga. Penggemar berat Death Note atau anime battle royale mungkin akan suka Platinum End. Tapi, bagi sebagian besar penggemar anime, terutama anak-anak, lebih suka tidak menonton serial ini.
3. Attack on Titan
Foto: Twitter
Attack on Titan mungkin adalah shounen seperti Naruto dan My Hero Academia. Tapi, serial itu adalah anime yang sangat berbeda. Attack on Titan adalah tontonan asyik, tapi juga punya adegan yang kompleks, grafis, dan mengerikan yang berating R di sepanjang serial itu. Sejumlah adegan adalah pemicu mimpi buruk atau batasan pornografi penyiksaan.
Attack on Titan mengeksplorasi topik sejarah dan politik yang kompleks serta kadang sensitif yang bisa bikin bingung atau bosan anak-anak. Kekerasan brutal di serial ini mungkin juga terlalu banyak bagi mereka. Ditembak atau ditikam hanyalah awal mula. Karakternya sering disiksa, dimutilasi, dimakan hidup-hidup, atau dilumat sampai habis.
2. Chainsaw Man
Foto: CNET
Chainsaw Man adalah anime shounen brutal tapi asyik. Serial ini melibatkan kematian karakter yang sering terjadi, banyak tema gelap, dan fakta kalau Denji serta Power adalah antihero yang tidak menginspirasi siapa pun. Chainsaw Man itu bagus bagi penggemar yang berusia lebih tua yang ingin mendekonstruksi shounen dengan cara pemprovokasi pikiran. Tapi, anak-anak mungkin tidak suka.
Sejumlah tema terdalam dan paling bernuansanya tidak akan dipahami anak-anak. Darah dan gore-nya juga terlalu berlebihan bagi mereka. Chainsaw Man juga menampilkan banyak karakter yang merokok, minum minuman keras, dan adegan seksual, yang tidak layak bagi penggemar anime yang masih berusia anak-anak.
1. Tokyo Revengers
Foto: The Envoy Web
Secara tema, Tokyo Revengers sebenarnya ramah anak. Anime itu punya pesan positif seperti percaya pada diri sendiri, kekuatan persahabatan, dan menghadapi pem-bully. Tapi, sejumlah orangtua mungkin cemas karena material Tokyo Revengers mengglamorkan kehidupan geng atau gaya hidup berandalan.
Selain itu, Tokyo Revengers secara mengejutkan juga brutal, terutama untuk shounen. Karakter utamanya sering kali terlibat baku hantam keras, dengan lebam, pendarahan, dan teriakan kesakitan di mana-mana. Aksinya juga kurang ajaib atau fantasi, yang membuat pertarungan realistisnya jadi lebih menyakitkan untuk ditonton anak-anak.
(alv)
Lihat Juga :
tulis komentar anda