CERMIN: Gairah Masa Muda dari Perempuan yang Sedang Jatuh Cinta
Rabu, 15 Februari 2023 - 15:01 WIB
Bagaimana dengan Dilla? Yang terjadi dalam Dear Davidadalah seakan semua karakter ditulis satu dimensi. Sehingga kita tak diberi ruang untuk menyelami kegelisahan-kegelisahannya, menyesali kegagalan-kegagalannya, dan memperjuangkan mimpi-mimpinya.
Dilla seharusnya adalah karakter paling menarik dari film ini karena ia berani memberitahukan perasaan-perasaan terdalam yang dipendamnya selama bertahun-tahun kepada sahabatnya.
Baca Juga: 10 Film Romance Klasik Ini Menyasar Penonton Usia 25+ Tahun
Saya sendiri gemas betul karena Dear Davidpunya banyak potensi untuk bersuara lantang tentang banyak hal: tentang kemunafikan, tentang ketidakadilan, tentang penghakiman, dan tentang memaafkan. Sayangnya memang karena semuanya hanya dibicarakan secara superfisial, tak berusaha lebih keras untuk membicarakannya satu persatu dengan lebih lantang dan lebih berani. Dan akhirnya yang diingat sebagian penonton hanyalah adegan ciuman dalam porsi yang cukup banyak dan tentu saja preferensi seksual LGBT.
Laras tak salah. Apa yang salah dengan menyuarakan gairah dalam diam? Bahkan ketika ia disuarakan dengan lantang pun, itu adalah hak asasi setiap manusia. Saya mendukung Laras karena berani bersikap, meski terlambat. Karena tak ada yang salah dengan gairah masa muda dari seorang perempuan yang sedang jatuh cinta.
DEAR DAVID
Produser: Meiske Taurisia, Muhammad Zaidy
Sutradara: Lucky Kuswandi
Penulis Skenario: Winnie Benjamin, Daud Sumolang
Pemain: Shenina Cinnamon, Emir Mahira, Caitlin North-Lewis
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Dilla seharusnya adalah karakter paling menarik dari film ini karena ia berani memberitahukan perasaan-perasaan terdalam yang dipendamnya selama bertahun-tahun kepada sahabatnya.
Baca Juga: 10 Film Romance Klasik Ini Menyasar Penonton Usia 25+ Tahun
Saya sendiri gemas betul karena Dear Davidpunya banyak potensi untuk bersuara lantang tentang banyak hal: tentang kemunafikan, tentang ketidakadilan, tentang penghakiman, dan tentang memaafkan. Sayangnya memang karena semuanya hanya dibicarakan secara superfisial, tak berusaha lebih keras untuk membicarakannya satu persatu dengan lebih lantang dan lebih berani. Dan akhirnya yang diingat sebagian penonton hanyalah adegan ciuman dalam porsi yang cukup banyak dan tentu saja preferensi seksual LGBT.
Laras tak salah. Apa yang salah dengan menyuarakan gairah dalam diam? Bahkan ketika ia disuarakan dengan lantang pun, itu adalah hak asasi setiap manusia. Saya mendukung Laras karena berani bersikap, meski terlambat. Karena tak ada yang salah dengan gairah masa muda dari seorang perempuan yang sedang jatuh cinta.
DEAR DAVID
Produser: Meiske Taurisia, Muhammad Zaidy
Sutradara: Lucky Kuswandi
Penulis Skenario: Winnie Benjamin, Daud Sumolang
Pemain: Shenina Cinnamon, Emir Mahira, Caitlin North-Lewis
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
(ita)
tulis komentar anda