8 Serial Psycho-Thriller Mencekam Ini Sulit Kamu Lewatkan
Kamis, 09 Februari 2023 - 23:36 WIB
Di season 2, karakter itu muncul lagi. Dia berusaha meninggalkan masa lalunya tapi malah kembali ke pola yang sama. Serial ini baru saja merilis season 4 yang berlokasi di London. Setiap season akan membuat penonton jadi penasaran kapan orang ini akan ditangkap.
Foto: Deadline
The Patient bisa menjadi mimpi terburuk yang pernah terjadi pada seorang psikolog. Di serial ini, seorang psikolog disandera pasiennya yang ternyata adalah seorang pembunuh berantai. Pasien itu ingin agar sang psikolog membantunya menghilangkan keinginannya untuk membunuh.
Serial sepanjang 10 episode ini bikin nagih untuk terus ditonton karena setiap episode menampilkan lapisan demi lapisan cerita kedua orang tersebut. Bagi penyuka crime series, The Patient akan memberikan cerita yang mencekam dan menegangkan bagi mereka. Ending-nya punya banyak kemungkinan.
Foto: Wired
Black Mirror mungkin menjadi salah satu serial psycho-thriller sci-fi paling populer. Penonton jelas akan terganggu dengan tema yang disajikan di serial ini. Black Mirror mengangkat tema tentang penyebab dan efek teknologi di masa depan dystopian.
Karakter-karakternya menghadapi efek manipulatif teknologi dalam kehidupan dan perilaku mereka. Setiap episodenya memberikan komentar terhadap masalah masyarakat dan sosial. Banyak nama-nama tenar pernah tampil di serial yang sudah masuk season 5 ini. Serial ini relate bagi banyak penonton. Mereka didorong untuk memikirkan penggunaan teknologi dan efeknya.
Foto: Marie Claire
Alice in Borderland menjadi salah satu serial paling populer di Netflix. Season pertamanya dirilis pada 2020 dan langsung jadi hit. Tahun lalu, serial ini merilis season 2 yang menjawab dan mengakhiri semua misteri dari season sebelumnya. Sebagai serial tentang permainan kematian, setiap menit ceritanya selalu mendebarkan dan menantang psikologis karakter serta penontonnya. Serial ini juga tak segan menumpahkan darah.
Alice in Borderland mengisahkan tentang Ryohei Arisu, seorang gamer pengangguran. Hidupnya berubah secara drastis ketika di secara misterius dikirim ke sebuah dunia paralel. Di sana, dia dipaksa memainkan serangkaian permainan gila agar tetap hidup.
Foto: Vanity Fair
Mindhunter diangkat dari buku true-crime Mindhunter: Inside the FBI’s Elite Serial Crime Unit karya John E Douglas dan Mark Olshaker yang dirilis pada 1995. Serial ini seperti semi biografi unit analisis perilaku pelaku kejahatan di FBI. Mirip Criminal Minds, Mindhunter juga berfokus pada pembunuh berantai. Hanya, sebagian besar pembunuh berantainya bukan karakter fiktif. Serial ini juga menampilkan karakter penjahat legendaris seperti Charles Mason.
Mindhunter mengisahkan dua orang agen FBI yang berusaha memahami psikis pembunuh berantai dan apa yang membuat mereka melakukan aksi kriminal mengerikan itu. Serial ini mencekam dan bikin merinding dengan memperkenalkan tentang pikiran pembunuh berantai. Kekerasan yang bisa dilakukan orang terhadap orang lain di serial ini sungguh tidak bisa dipercaya. Di serial ini, ada aktor yang memerankan pembunuh berantai legendaris seperti Edmund Kemper, David Berkowitz sampai Dennis Rader.
4. The Patient — Disney+ Hotstar
Foto: Deadline
The Patient bisa menjadi mimpi terburuk yang pernah terjadi pada seorang psikolog. Di serial ini, seorang psikolog disandera pasiennya yang ternyata adalah seorang pembunuh berantai. Pasien itu ingin agar sang psikolog membantunya menghilangkan keinginannya untuk membunuh.
Serial sepanjang 10 episode ini bikin nagih untuk terus ditonton karena setiap episode menampilkan lapisan demi lapisan cerita kedua orang tersebut. Bagi penyuka crime series, The Patient akan memberikan cerita yang mencekam dan menegangkan bagi mereka. Ending-nya punya banyak kemungkinan.
3. Black Mirror — Netflix
Foto: Wired
Black Mirror mungkin menjadi salah satu serial psycho-thriller sci-fi paling populer. Penonton jelas akan terganggu dengan tema yang disajikan di serial ini. Black Mirror mengangkat tema tentang penyebab dan efek teknologi di masa depan dystopian.
Karakter-karakternya menghadapi efek manipulatif teknologi dalam kehidupan dan perilaku mereka. Setiap episodenya memberikan komentar terhadap masalah masyarakat dan sosial. Banyak nama-nama tenar pernah tampil di serial yang sudah masuk season 5 ini. Serial ini relate bagi banyak penonton. Mereka didorong untuk memikirkan penggunaan teknologi dan efeknya.
2. Alice in Borderland — Netflix
Foto: Marie Claire
Alice in Borderland menjadi salah satu serial paling populer di Netflix. Season pertamanya dirilis pada 2020 dan langsung jadi hit. Tahun lalu, serial ini merilis season 2 yang menjawab dan mengakhiri semua misteri dari season sebelumnya. Sebagai serial tentang permainan kematian, setiap menit ceritanya selalu mendebarkan dan menantang psikologis karakter serta penontonnya. Serial ini juga tak segan menumpahkan darah.
Alice in Borderland mengisahkan tentang Ryohei Arisu, seorang gamer pengangguran. Hidupnya berubah secara drastis ketika di secara misterius dikirim ke sebuah dunia paralel. Di sana, dia dipaksa memainkan serangkaian permainan gila agar tetap hidup.
1. Mindhunter — Netflix
Foto: Vanity Fair
Mindhunter diangkat dari buku true-crime Mindhunter: Inside the FBI’s Elite Serial Crime Unit karya John E Douglas dan Mark Olshaker yang dirilis pada 1995. Serial ini seperti semi biografi unit analisis perilaku pelaku kejahatan di FBI. Mirip Criminal Minds, Mindhunter juga berfokus pada pembunuh berantai. Hanya, sebagian besar pembunuh berantainya bukan karakter fiktif. Serial ini juga menampilkan karakter penjahat legendaris seperti Charles Mason.
Mindhunter mengisahkan dua orang agen FBI yang berusaha memahami psikis pembunuh berantai dan apa yang membuat mereka melakukan aksi kriminal mengerikan itu. Serial ini mencekam dan bikin merinding dengan memperkenalkan tentang pikiran pembunuh berantai. Kekerasan yang bisa dilakukan orang terhadap orang lain di serial ini sungguh tidak bisa dipercaya. Di serial ini, ada aktor yang memerankan pembunuh berantai legendaris seperti Edmund Kemper, David Berkowitz sampai Dennis Rader.
(alv)
tulis komentar anda