Haley Moss, Pengacara Autis 'Extraordinary Attorney Woo' dalam Kehidupan Nyata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Haley Moss adalah pengacara pertama di Florida yang secara terbuka menyatakan dirinya autis. Sosoknya mengingatkan pada pengacara Woo Young-woo dalam Extraordinary Attorney Woo.
Belum lama ini dalam forum daring di Korea Selatan, seseorang yang mengaku sebagai orang tua dari anak autis memuji drama Korea Extraordinary Attorney Woo. Namun ia juga meragukan apakah seorang autis bisa benar-benar menjadi pengacara dalam kehidupan nyata.
Ternyata, hal itu terjawab dengan adanya sosok Haley Moss. Ia adalah pengacara yang berbasis di Florida, Amerika Serikat. Tak hanya sebagai pengacara, ia juga menjadi penulis buku, seniman lukis, dan konsultan terkait inklusivitas untuk para penyandang disabilitas.
Sejak 2019, ia masuk sebagai anggota The Florida Bar, asosiasi pengacara profesional di negara bagian Florida, sekaligus bar ketiga terbesar di Amerika Serikat.
Foto: Instagram @haley.moss
Dalam wawancaranya yang tercantum dalam situs web American Bar Association, Haley pernah bekerja sebagai pengacara yang menangani hukum internasional, serta kasus litigasi (kasus yang diselesaikan di pengadilan) terkait perawatan kesehatan, khususnya antiterorisme. Pada 2020, ia membangun jasa legalnya sendiri, dan kini lebih banyak menjadi konsultan untuk kebijakan lingkungan kerja yang inklusif.
Disebut Dokter Beruntung Kalau Bisa Lulus SMA
Haley Moss didiagnosis autis saat usianya masih tiga tahun. Mirip seperti pengacara fiksi Woo Young-woo, kala itu Haley juga tidak bisa bicara. Ia juga tidak mampu mewarnai di dalam kotak, tidak bisa minum dari gelas, dan tidak bisa bergaul dengan anak-anak seusianya.
Mengutip Korea Herald, dokternya saat itu mengatakan bahwa Haley bisa jadi tidak akan benar-benar bisa berbicara dengan sempurna. Dokter juga mengatakan kalau Haley bisa lulus SMA, maka itu sudah beruntung baginya.
Namun nyatanya, kini ia malah kerap menjadi pembicara di forum-forum yang menyosialisasikan tentang inklusivitas. Ia bahkan sudah menulis empat buku terkait pengalamannya sebagai seorang autis.
Foto: Instagram @haley.moss
Buku-buku tersebut, yaitu Middle School: The Stuff Nobody Tells You About; A Freshman Survival Guide for College Students with Autism Spectrum Disorders: The Stuff Nobody Tells You About. Lalu Great Minds Think Differently: Neurodiversity for Lawyers and Other Professionals; dan The Young Autistic Adult’s Independence Handbook.
Baca Juga: 5 Bocoran Extraordinary Attorney Woo untuk Episode-Episode Mendatang dari Sutradaranya
Haley tak hanya mampu lulus SMA, ia juga sanggup mengambil dua jurusan kuliah sekaligus. Ia lulus dari Univeristy of Florida dengan gelar Bachelor of Arts in Criminology & Law serta Bachelor of Science in Psychology pada 2015. Ia menyelesaikan dua jurusan ini dalam waktu tiga tahun.
Ia lalu kuliah lagi di University of Miami School of Law. Di sini, ia dinobatkan sebagai Miami Public Interest Scholar yang bertugas mempromosikan akses keadilan bagi semua orang. Ia juga menjadi pembicara alias Student Commencement Speaker saat acara wisuda pada Mei 2018.
Alami Diskriminasi dan Stigma yang Sama Seperti Woo Young-Woo
Menurut pengakuannya, saat masih bersekolah maupun setelah menjadi pengacara, ia kerap mengalami pengalaman diskriminatif dari banyak orang, bahkan dari orang tua yang anaknya autis.
"Beberapa orang tua yang memiliki anak autis memperlakukan saya seperti anak kecil, bukan sebagai salah satu rekan kerja mereka," ceritanya pada Korea Herald.
"Meskipun saya bersekolah di sekolah hukum yang sama, lulus ujian pengacara yang sama, dan memenuhi kualifikasi yang sama untuk profesi tersebut, saya sering merasa bahwa saya harus lebih bekerja keras membuktikan diri untuk mendapatkan rasa hormat dan kesempatan yang sama seperti yang didapatkan orang lain," ujarnya.
Karena pengalaman itulah, ia merasa yang tergambar dalam Extraordinary Attorney Woo dan diskriminasi serta stigma yang dialami Young-woo memang benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Foto: Instagram @haley.moss
Haley lalu menyebut salah satu adegan dalam Extraordinary Attorney Woo, saat calon bos dan rekan kerjanya lebih memerhatikan catatan di CV bahwa Young-woo adalah autis, ketimbang fakta bahwa ia adalah lulusan terbaik dari kampus paling bergengsi di Korea Selatan. Menurut Haley, ia juga mengalami hal tersebut di lingkungan kerjanya.
"Banyak orang dengan spektrum autis takut untuk menyatakan diri mereka autis karena stigma negatif tentang autisme. Mereka tidak mau dilihat berbeda," ucapnya.
Sama seperti Young-woo, ia juga sangat sensitif pada suara dan kerap memakai headphone peredam suara atau kebisingan. Ia juga kerap memakan makanan yang sama setiap hari, seperti Young-woo memakan gimbap. Sementara ketertarikan Young-woo pada paus sama dengan ketertarikannya pada menggambar.
Kekuatan sebagai Pengacara Autis
Meski Haley mengaku ia kadang masih kesulitan dalam rutinitas harian seperti mencuci baju, tapi ia menyatakan sebagai pengacara autis, ia punya beberapa kelebihan.
Foto: Netflix
Pertama adalah karena ingatan yang sangat kuat dan kemampuan menghubungkan orang dan tempat dengan cepat, ia jadi terlihat berbeda dengan pengacara-pengacara lainnya.
“Saat saya bekerja sebagai associate di firma hukum Zumpano Patricios di Miami, saya kebanyakan menangani kasus-kasus hukum internasional yang punya banyak informasi. Kelebihan itu membantu saya mengingat informasi secara rinci dan mengetahui titik mana yang harus dihubungkan," katanya.
Baca Juga: 6 Drama Korea dengan Adegan Hujan-Hujanan Paling Romantis tanpa Ciuman
Sementara dalam hubungan dengan klien, ia mudah bersimpati dan dekat dengan orang-orang yang pengalaman hidupnya mirip dengannya. Dengan populernya Extraordinary Attorney Woo, ia berharap ada banyak kesempatan terbuka bagi para penyandang disabilitas untuk berperan dalam banyak bidang.
"Misalnya menjadi pengacara, ada banyak jenis pengacara yang tak harus berada di pengadilan," katanya pada American Bar Association. "Juga semoga ada lebih banyak orang autis terlibat dalam produksi drama agar ceritanya lebih autentik," ujarnya kepada Korea Herald.
Belum lama ini dalam forum daring di Korea Selatan, seseorang yang mengaku sebagai orang tua dari anak autis memuji drama Korea Extraordinary Attorney Woo. Namun ia juga meragukan apakah seorang autis bisa benar-benar menjadi pengacara dalam kehidupan nyata.
Ternyata, hal itu terjawab dengan adanya sosok Haley Moss. Ia adalah pengacara yang berbasis di Florida, Amerika Serikat. Tak hanya sebagai pengacara, ia juga menjadi penulis buku, seniman lukis, dan konsultan terkait inklusivitas untuk para penyandang disabilitas.
Sejak 2019, ia masuk sebagai anggota The Florida Bar, asosiasi pengacara profesional di negara bagian Florida, sekaligus bar ketiga terbesar di Amerika Serikat.
Foto: Instagram @haley.moss
Dalam wawancaranya yang tercantum dalam situs web American Bar Association, Haley pernah bekerja sebagai pengacara yang menangani hukum internasional, serta kasus litigasi (kasus yang diselesaikan di pengadilan) terkait perawatan kesehatan, khususnya antiterorisme. Pada 2020, ia membangun jasa legalnya sendiri, dan kini lebih banyak menjadi konsultan untuk kebijakan lingkungan kerja yang inklusif.
Disebut Dokter Beruntung Kalau Bisa Lulus SMA
Haley Moss didiagnosis autis saat usianya masih tiga tahun. Mirip seperti pengacara fiksi Woo Young-woo, kala itu Haley juga tidak bisa bicara. Ia juga tidak mampu mewarnai di dalam kotak, tidak bisa minum dari gelas, dan tidak bisa bergaul dengan anak-anak seusianya.
Mengutip Korea Herald, dokternya saat itu mengatakan bahwa Haley bisa jadi tidak akan benar-benar bisa berbicara dengan sempurna. Dokter juga mengatakan kalau Haley bisa lulus SMA, maka itu sudah beruntung baginya.
Namun nyatanya, kini ia malah kerap menjadi pembicara di forum-forum yang menyosialisasikan tentang inklusivitas. Ia bahkan sudah menulis empat buku terkait pengalamannya sebagai seorang autis.
Foto: Instagram @haley.moss
Buku-buku tersebut, yaitu Middle School: The Stuff Nobody Tells You About; A Freshman Survival Guide for College Students with Autism Spectrum Disorders: The Stuff Nobody Tells You About. Lalu Great Minds Think Differently: Neurodiversity for Lawyers and Other Professionals; dan The Young Autistic Adult’s Independence Handbook.
Baca Juga: 5 Bocoran Extraordinary Attorney Woo untuk Episode-Episode Mendatang dari Sutradaranya
Haley tak hanya mampu lulus SMA, ia juga sanggup mengambil dua jurusan kuliah sekaligus. Ia lulus dari Univeristy of Florida dengan gelar Bachelor of Arts in Criminology & Law serta Bachelor of Science in Psychology pada 2015. Ia menyelesaikan dua jurusan ini dalam waktu tiga tahun.
Ia lalu kuliah lagi di University of Miami School of Law. Di sini, ia dinobatkan sebagai Miami Public Interest Scholar yang bertugas mempromosikan akses keadilan bagi semua orang. Ia juga menjadi pembicara alias Student Commencement Speaker saat acara wisuda pada Mei 2018.
Alami Diskriminasi dan Stigma yang Sama Seperti Woo Young-Woo
Menurut pengakuannya, saat masih bersekolah maupun setelah menjadi pengacara, ia kerap mengalami pengalaman diskriminatif dari banyak orang, bahkan dari orang tua yang anaknya autis.
"Beberapa orang tua yang memiliki anak autis memperlakukan saya seperti anak kecil, bukan sebagai salah satu rekan kerja mereka," ceritanya pada Korea Herald.
"Meskipun saya bersekolah di sekolah hukum yang sama, lulus ujian pengacara yang sama, dan memenuhi kualifikasi yang sama untuk profesi tersebut, saya sering merasa bahwa saya harus lebih bekerja keras membuktikan diri untuk mendapatkan rasa hormat dan kesempatan yang sama seperti yang didapatkan orang lain," ujarnya.
Karena pengalaman itulah, ia merasa yang tergambar dalam Extraordinary Attorney Woo dan diskriminasi serta stigma yang dialami Young-woo memang benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Foto: Instagram @haley.moss
Haley lalu menyebut salah satu adegan dalam Extraordinary Attorney Woo, saat calon bos dan rekan kerjanya lebih memerhatikan catatan di CV bahwa Young-woo adalah autis, ketimbang fakta bahwa ia adalah lulusan terbaik dari kampus paling bergengsi di Korea Selatan. Menurut Haley, ia juga mengalami hal tersebut di lingkungan kerjanya.
"Banyak orang dengan spektrum autis takut untuk menyatakan diri mereka autis karena stigma negatif tentang autisme. Mereka tidak mau dilihat berbeda," ucapnya.
Sama seperti Young-woo, ia juga sangat sensitif pada suara dan kerap memakai headphone peredam suara atau kebisingan. Ia juga kerap memakan makanan yang sama setiap hari, seperti Young-woo memakan gimbap. Sementara ketertarikan Young-woo pada paus sama dengan ketertarikannya pada menggambar.
Kekuatan sebagai Pengacara Autis
Meski Haley mengaku ia kadang masih kesulitan dalam rutinitas harian seperti mencuci baju, tapi ia menyatakan sebagai pengacara autis, ia punya beberapa kelebihan.
Foto: Netflix
Pertama adalah karena ingatan yang sangat kuat dan kemampuan menghubungkan orang dan tempat dengan cepat, ia jadi terlihat berbeda dengan pengacara-pengacara lainnya.
“Saat saya bekerja sebagai associate di firma hukum Zumpano Patricios di Miami, saya kebanyakan menangani kasus-kasus hukum internasional yang punya banyak informasi. Kelebihan itu membantu saya mengingat informasi secara rinci dan mengetahui titik mana yang harus dihubungkan," katanya.
Baca Juga: 6 Drama Korea dengan Adegan Hujan-Hujanan Paling Romantis tanpa Ciuman
Sementara dalam hubungan dengan klien, ia mudah bersimpati dan dekat dengan orang-orang yang pengalaman hidupnya mirip dengannya. Dengan populernya Extraordinary Attorney Woo, ia berharap ada banyak kesempatan terbuka bagi para penyandang disabilitas untuk berperan dalam banyak bidang.
"Misalnya menjadi pengacara, ada banyak jenis pengacara yang tak harus berada di pengadilan," katanya pada American Bar Association. "Juga semoga ada lebih banyak orang autis terlibat dalam produksi drama agar ceritanya lebih autentik," ujarnya kepada Korea Herald.
(ita)