Teriak 'BTS Fighting', Reporter Korea ini Bisa Terancam Diblokir Gedung Putih

Kamis, 02 Juni 2022 - 13:21 WIB
loading...
Teriak BTS Fighting, Reporter Korea ini Bisa Terancam Diblokir Gedung Putih
BTS saat memberikan pernyataan di ruang Brady Press Briefing terkait kejahatan anti-Asia, Selasa (31/5). Foto/Saul Loeb, AFP, Getty Images
A A A
SEOUL - Saat BTS melakukan konferensi pers (pers briefing) di ruangan Brady Press Briefing, Selasa (31/5) waktu setempat, seorang reporter pria sempat meneriakkan kata "BTS Hwaiting".

Hwaiting atau "fighting" adalah istilah yang dipakai warga Korea untuk menunjukkan dukungan sekaligus memberikan semangat pada seseorang. Reporter tersebut meneriakkannya saat BTS tengah turun dari podium. Sang reporter juga meneriakkan "kamsahamnida" (terima kasih) yang juga diikuti oleh beberapa reporter perempuan.

Mengutip media Korea The Naeway News, reporter pria tersebut bernama William Moon. Ia adalah anggota Korea Internet Journalists Association yang tugasnya meliput dan menulis seputar kegiatan di Gedung Putih untuk media Korea dan internasional.

Sementara itu, Gedung Putih memiliki aturan bahwa setiap wartawan maupun pengunjung gedung tersebut dilarang berteriak, termasuksaat berada di Oval Office. Jika aturan ini dilanggar, maka ia akan dilarang masuk ke Gedung Putih selama 1-3 tahun.

"Aku sangat terharu melihat penyanyi Korea diterima dengan baik di Gedung Putih, jadi aku berteriak," kata William, mengutip The Naeway news.

Teriak 'BTS Fighting', Reporter Korea ini Bisa Terancam Diblokir Gedung Putih

Foto: BigHit Music

Sayangnya, dalam artikel tersebut tak dijelaskan apakah William mendapat peringatan atau dilarang meliput di Gedung Putih setelah ia meneriakkan "BTS Hwaiting" di ruang press briefing.

BTS diundang untuk berdiskusi langsung dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Oval Office. Mereka membahas kejahatan anti-Asia dan keterwakilan Asia untuk merayakan AANHPI Heritage Month yang berlangsung sepanjang Mei.

Mengutip Teenvogue, undangan tersebut sebenarnya sudah direncanakan jauh hari karena pihak Gedung Putih melihat pernyataan resmi BTS terkait kejahatan anti-Asia yang diunggah di akun Twitter resmi mereka, @BTS_twt pada 30 Maret 2021.

Pernyataan itu diberikan beberapa minggu setelah terjadinya peristiwa penembakan di Atlanta yang menewaskan delapan perempuan, enam di antaranya warga Asia, termasuk empat warga Korea. Pernyataan itu menjadi tweet yang paling banyak dibagikan (retweet) di Twitter pada 2021, yaitu lebih dari satu juta retweet.

Baca Juga: Isi Pidato BTS di Konferensi Pers Gedung Putih, Ada yang Teriak BTS Hwaiting!

Teriak 'BTS Fighting', Reporter Korea ini Bisa Terancam Diblokir Gedung Putih

Foto: Twitter @BTS_tweet

Dalam pernyataan itu, BTS menulis bahwa mereka juga menjadi korban kebencian anti-Asia. Walau yang mereka rasakan tak sebanding dengan yang dirasakan para korban, tapi kebencian tersebut sudah cukup membuat mereka merasa tak berdaya dan tak percaya diri.

Baca Juga: Panduan Nonton Eve, Drama Korea Terbaru Seo Ye-Ji

Menurut perwakilan resmi Gedung Putih, mereka menyiapkan detail kedatangan BTS selama tiga minggu sebelumnya. BTS juga membayar sendiri semua akomodasi kedatangan mereka ke Gedung Putih.

Reporter JTBC melaporkan bahwa saat BTS hadir untuk ruang press briefing, ruangan Brady Press Briefing sangat penuh, "sampai untuk menaruh kaki pun tidak bisa". Ia mengatakan bahwa konferensi pers itu menjadi yang paling banyak didatangi wartawan sejak Biden menjadi presiden.
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2010 seconds (0.1#10.140)