Ramadan Ditunggu Semua Pemeluk Agama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bulan Ramadan memang ibadah bagi umat Islam, tapi kebahagiaan dan berkahnya juga bisa sampai ke semua pemeluk agama.
Ramadan identik dengan rasa persaudaraan dan keakraban, tidak hanya antarsesama muslim, tapi juga dengan nonmuslim. Buka puasa bersama tanpa melihat agama, saling berkirim makanan berbuka antartetangga, dan berbagai kegiatan khas lainnya yang membuat Ramadan selalu dirindukan.
Foto: Simonmayer/iStock
Berdasarkan hasil minisurvei daring yang dilakukan GenSINDO, sebanyak 73,3% responden nonmuslim mengaku sangat menantikan bulan Ramadan. Alasannya adalah karena biasanya mereka akan saling berkunjung, banyak jajanan dan acara yang menarik dengan tema Ramadan, banyak pedagang takjil, dan makanan berbuka yang bisa dijangkau semua umat.
Minisurvei ini berhasil mengumpulkan responden sebanyak 52 orang dari Jakarta, Tangerang, Bandung, Mojokerto, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Papua dengan rentang umur 17-33 tahun, dan terbagi masing-masing 50% beragama Islam dan 50% beragama lain.
Sebanyak 42,4% responden nonmuslim juga mengaku suka ikut acara buka puasa saat Ramadan. Bukan cuma ikut berbuka puasa, di luar bulan Ramadan mereka juga ikut membantu saat ada acara persiapan keagamaan.
Semua kegiatan ini mereka lakukan dengan perasaan senang hati. Mereka merasa, dengan perbedaan tersebut, mereka justru bisa mengetahui perspektif dari umat yang berbeda-beda serta mempelajari hal-hal baru.
Foto: telegra.ph
Cara menjaga keharmonisan dengan saling menghargai inilah yang dirasakan Wellem Ghori Wondiwoy, umat Kristen yang tinggal di Abepura, Jayapura, Papua. Katanya, dia sangat menanti bulan Ramadan karena biasanya dia akan sering berkunjung ke rumah teman-temannya yang muslim. “Ada banyak juga acara, dan banyak penjual makanan,” kata Wellem.
Sementara umat muslim pun biasanya tidak ragu untuk mengajak umat agama lain untuk ikut acara buka puasa bersama. Banyak umat Islam yang juga membagikan takjil ataupun makanan tidak hanya kepada sesama muslim, tapi juga kepada umat lain.
Misalnya saja seperti yang terjadi di salah satu daerah di Karangasem, Bali. Salah satu warga dari Desa Ababi, Kecamatan Abang bernama I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara mengaku sudah menjadi kebiasaan di daerahnya bahwa kalau ada umat lain yang punya acara, maka umat lainnya akan membantu.
“Bulan Ramadan itu terasa sekali kehangatan dan vibrasi positifnya. Saya sering ikut ngabuburit bersama teman-teman, bergurau, tidak ada yang membatasi,” kata I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara.
Foto: Shutterstock
Puasa Pada Masa Pandemi Corona
Bulan Ramadan kali ini memang terasa berbeda dengan sebelumnya karena adanya pandemi virus corona. Kegiatan berkumpul yang identik dengan Ramadan pun tidak bisa dilakukan karena ada aturan social distancing.
Meski begitu, hal ini tetap disyukuri Lovine Xaviera, remaja asal Jakarta. Karena Ramadan kali ini tak bisa ke mana-mana, maka dia lebih fokus berkumpul dan berbuka puasa bersama keluarganya.
Sama halnya dengan Afrillia Tharissa Putri dari Surabaya, yang melihat hal ini sebagai peluang untuk lebih fokus beribadah.
“Beribadah lebih banyak dari rumah dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Semoga berkah bulan Ramadan dapat menghilangkan pandemi ini dari bumi kita tercinta,” katanya.
GenSINDO
Ni Ketut Candra Puspita
Indonesia International Institute for Life-Sciences
Ramadan identik dengan rasa persaudaraan dan keakraban, tidak hanya antarsesama muslim, tapi juga dengan nonmuslim. Buka puasa bersama tanpa melihat agama, saling berkirim makanan berbuka antartetangga, dan berbagai kegiatan khas lainnya yang membuat Ramadan selalu dirindukan.
Foto: Simonmayer/iStock
Berdasarkan hasil minisurvei daring yang dilakukan GenSINDO, sebanyak 73,3% responden nonmuslim mengaku sangat menantikan bulan Ramadan. Alasannya adalah karena biasanya mereka akan saling berkunjung, banyak jajanan dan acara yang menarik dengan tema Ramadan, banyak pedagang takjil, dan makanan berbuka yang bisa dijangkau semua umat.
Minisurvei ini berhasil mengumpulkan responden sebanyak 52 orang dari Jakarta, Tangerang, Bandung, Mojokerto, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Papua dengan rentang umur 17-33 tahun, dan terbagi masing-masing 50% beragama Islam dan 50% beragama lain.
Sebanyak 42,4% responden nonmuslim juga mengaku suka ikut acara buka puasa saat Ramadan. Bukan cuma ikut berbuka puasa, di luar bulan Ramadan mereka juga ikut membantu saat ada acara persiapan keagamaan.
Semua kegiatan ini mereka lakukan dengan perasaan senang hati. Mereka merasa, dengan perbedaan tersebut, mereka justru bisa mengetahui perspektif dari umat yang berbeda-beda serta mempelajari hal-hal baru.
Foto: telegra.ph
Cara menjaga keharmonisan dengan saling menghargai inilah yang dirasakan Wellem Ghori Wondiwoy, umat Kristen yang tinggal di Abepura, Jayapura, Papua. Katanya, dia sangat menanti bulan Ramadan karena biasanya dia akan sering berkunjung ke rumah teman-temannya yang muslim. “Ada banyak juga acara, dan banyak penjual makanan,” kata Wellem.
Sementara umat muslim pun biasanya tidak ragu untuk mengajak umat agama lain untuk ikut acara buka puasa bersama. Banyak umat Islam yang juga membagikan takjil ataupun makanan tidak hanya kepada sesama muslim, tapi juga kepada umat lain.
Misalnya saja seperti yang terjadi di salah satu daerah di Karangasem, Bali. Salah satu warga dari Desa Ababi, Kecamatan Abang bernama I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara mengaku sudah menjadi kebiasaan di daerahnya bahwa kalau ada umat lain yang punya acara, maka umat lainnya akan membantu.
“Bulan Ramadan itu terasa sekali kehangatan dan vibrasi positifnya. Saya sering ikut ngabuburit bersama teman-teman, bergurau, tidak ada yang membatasi,” kata I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara.
Foto: Shutterstock
Puasa Pada Masa Pandemi Corona
Bulan Ramadan kali ini memang terasa berbeda dengan sebelumnya karena adanya pandemi virus corona. Kegiatan berkumpul yang identik dengan Ramadan pun tidak bisa dilakukan karena ada aturan social distancing.
Meski begitu, hal ini tetap disyukuri Lovine Xaviera, remaja asal Jakarta. Karena Ramadan kali ini tak bisa ke mana-mana, maka dia lebih fokus berkumpul dan berbuka puasa bersama keluarganya.
Sama halnya dengan Afrillia Tharissa Putri dari Surabaya, yang melihat hal ini sebagai peluang untuk lebih fokus beribadah.
“Beribadah lebih banyak dari rumah dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Semoga berkah bulan Ramadan dapat menghilangkan pandemi ini dari bumi kita tercinta,” katanya.
GenSINDO
Ni Ketut Candra Puspita
Indonesia International Institute for Life-Sciences
(it)