10 Tukang Tipu Paling Terkenal yang Kisahnya Dijadikan Film, Ada dari Indonesia

JAKARTA - Kekayaan, status, dan popularitas menjadi dambaan bagi banyak orang, bahkan menjadi tujuan hidup seseorang di dunia. Tak heran, beberapa orang rela melakukan tindakan tidak bermoral, berbohong, hingga berbuat kriminal demi memperolehnya.

Tak sedikit orang menjadikan aksi menipu sebagai profesi. Bahkan banyak yang melakukan berbagai macam tindak penipuan selama bertahun-tahun.

Aksi menggemparkan para penipu pun banyak dituangkan ke dalam buku dan film . Dari berbagai kasus penipuan yang pernah terjadi, berikut sepuluh penipu terkenal dunia yang kisahnya dijadikan sebuah film.

1. Simon Leviev

Foto: Netflix

Simon Leviev adalah pria penipu yang baru-baru ini menjadi terkenal berkat film dokumenternya yang berjudul The Tinder Swindler (2022). Bernama asli Shimon Hayut, pria ini telah mengambil banyak identitas palsu selama bertahun-tahun.

Simon mencuri jutaan dolar dari sejumlah perempuan melalui aplikasi kencan Tinder. Ia mengklaim bahwa ia adalah putra Lev Leviev, seorang miliarder dan pendiri perusahaan manufaktur berlian, LLD Diamonds.

Baca Juga: Ini Alasan Simon Leviev 'The Tinder Swindler' Tidak Dipenjara meski Tipu Banyak Perempuan

2. Charles Ponzi

Foto: Getty Images

Charles Ponzi adalah pencetus skema Ponzi yang dicap berbahaya. Dalam skema Ponzi, keuntungan yang dihasilkan bukanlah dari laba bisnisnya, melainkan dari hasil merekrut investor baru. Charles menjalankan skema investasi yang sangat menguntungkan dan ekspansif dengan skema ini.

Pada 1991, ia mencoba untuk menghasilkan keuntungan dengan membeli International Reply Coupon (IRC) di satu negara, dan menukarnya dengan perangko yang lebih mahal di negara lain. Hal ini kemudian membuatnya ditangkap karena didakwa dengan 86 tuduhan penipuan surat.

Kisah Charles Ponzi kemudian dijadikan sebuah film dokumenter oleh sutradara Patrick E. Boyle dengan judul Charles Ponzi the Documentary.

3. Bernie Madoff

Foto: BBC

Pada 2008, Bernie Madoff menjadi pembicaraan seluruh dunia karena telah menipu para investor hingga pensiunan yang telah mempercayai perusahannya. Aksinya membuatnya menjadi pelaku penipuan finansial terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Madoff terbukti menggunakan skema Ponzi untuk menipu korban-korbannya. Caranya, ia mencari banyak investor untuk bergabung. Uang yang didapatkannya akan digunakan untuk mendanai pembayaran kepada investor yang sudah ada, sekaligus untuk biaya ke perusahaan Madoff dan juga diduga kepada keluarga dan teman-temannya.

Mengutip Britannica, perkiraan kerugian berkisar USD50 miliar hingga USD 65 miliar atau sekitar Rp865 triliun. Pada Maret 2009, Madoff mengaku bersalah atas penipuan, pencucian uang, dan kejahatan lainnya. Kemudian pada Juni 2009, hakim federal, Denny Chin memberi Madoff hukuman maksimum 150 tahun penjara.

Pada 2017, kasus penipuan Bernie Madoff dijadikan sebuah film berjudul The Wizard of Lies. Film bergenre drama biografi dan kriminal ini disutradarai oleh Barry Levinson.

4. Anna Delvey

Foto: BBC

Anna Delvey adalah seorang sosialita boros yang membiayai gaya hidup mewahnya dengan cara menipu bank, hotel, dan teman-temannya. Para korbannya bahkan percaya bahwa Anna adalah pewaris kaya raya dari Jerman.

Perempuan bernama asli Anna Sorikin ini menggunakan nama Anna Delvey untuk menipu teman-teman dan lembaga keuangan. Anna ingin mereka percaya bahwa ia memiliki kekayaan sekitar sekitar USD67 juta (Rp961 miliar) di luar negeri. Hal ini dilakukan agar ia mendapatkan pinjaman sebesar USD22 juta dari City Nasional Bank.

Dilansir dari The Guardian, Anna juga membujuk satu bank untuk meminjamkan USD100 ribu dan gagal untuk mengembalikannya. Kisah Anna Delvey kemudian dituangkan dalamminiseri Inventing Anna yang tayang pada 11 Februari di Netflix.

Baca Juga: 9 Hal yang Fakta dan Fiksi dalam Inventing Anna, Serial tentang Sosialita Palsu

5. Billy McFarland

Foto: BBC

Pada 2018, Billy McFarland membuat sebuah acara festival musik mewah bernama Fyre Festival di pulau Great Exuma, Bahama. Panitia acara menjanjikan akomodasi yang mewah, berupa makanan, musik, karya seni, dan petualangan terbaik di Bahama.

Namun, saat Fyre Festival digelar, para pengunjung merasa kecewa dan tertipu karena akomodasi mewah yang dijanjikan panitia hanyalan bualan belaka. Padahal untuk acara tersebut, Billy mendapatkan USD4 juta (Rp56 miliar) dari Fashion Executive Carola Jain.

Menurut BBC, dari dokumen Departemen Kehakiman AS, Billy berulang kali membuat pernyataan palsu kepada investor tentang pendapatan Fyre Media. Ia juga memanipulasi laporan keuangan dan dokumentasi pendukung Fyre Media untuk menyembunyikan kondisi keuangan Fyre Media yang sebenarnya.

Kisah tentang Fyre Festival kemudian dituangkan ke dalam sebuah film dokumenter dengan judul Fyre Fraud yang dirilis Hulu dan Fyre yang dirilis Netflix pada tahun yang sama pada 2019.

6. Elizabeth Holmes

Foto: The Guardian

Elizabeth Holmes adalah pendiri perusahaan rintisan (start-up) teknologi kesehatan, Theranos, pada 2003 saat usianya baru 19 tahun. Di lingkungannya, Elizabeth terkenal dengan gaya uniknya mengenakan turtleneck hitam seperti Steve Jobs.

Mengutip The Guardian, Elizabeth bersalah atas 4 dari 11 dakwaan, termasuk3 dakwaan penipuan dan 1 dakwaan bersekongkol untuk menipu investor swasta di perusahaan rintisan tes darah. Namun, dia dibebaskan dari tiga dakwaan menipu pasien yang membayar tes Theranos.

Elizabeth kemudian menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara untuk tuduhan tersebut tetapi mungkin akan menerima jauh lebih sedikit karena mengingat kurangnya sejarah kriminalnya.

Kisah Elizabeth Holmes kemudian diangkat menjadi sebuah film dokumenter pada 2019, yang berjudul The Invector: Out for Blood in Silicon Valley. Film ini disutradarai dan diproduksi oleh Alex Gibney.

7. Robert Hendy-Freegard

Foto: via Daily Mail

Robert-Hendy-Freegard adalah seorang penjual mobil dan bartender asal Inggris. Namun di balik itu, ia adalah seorang penipu. Untuk memikat korbannya, dia menyamar sebagai agen MI5.

Dia menipu beberapa orang untuk pergi ke bawah tanah untuk mengantisipasi serangan teror dari Irish Republican Army (IRA). Dari aksi menyamarnya tersebut, Robert menghasilkan uang sebesar 1 juta poundsterling (Rp19,5 miliar).

Robert kemudian ditangkap oleh FBI pada 2002 dan divonis 10 tahun penjara atas tuduhan penipuan, pencurian, dan penculikan. Kisah Robert Hendy-Freegard kemudian diangkat menjadi sebuah film dokumenter pada 2022 berjudul The Puppet Master: Hunting the Ultimate Conman. Film ini disutradarai oleh Sam Benstead dan Gareth Johnson.

8. Frederic Bourdin

Foto: Getty Images

Selama bertahun-tahun, Frederic Bourdin telah menggunakan 500 identitas palsu. Dia sering berbohong sebagai seorang anak yang hilang atau yatim piatu agar mendapatkan simpati.

Mengutip BBC, Bourdin dipenjara di Amerika Serikat pada 1997 karena menyamar sebagai putra pasangan yang telah lama hilang. Dia tinggal bersama mereka selama tiga bulan sebelum penipuannya terbongkar oleh seorang jurnalis dan dikonfirmasi oleh tes DNA. Kisahnya kemudian ditampilkan melalui film berjudul The Imposter yang dirilis pada 2012.

9. Frank Abagnale

Foto: Getty Images

Frank Abagnale adalah seorang penipu yang paling dicari di Amerika. Hal ini karena ia dapat mencuri dan memalsukan identitas seseorang. Dia bisa berpura-pura menjadi seorang dokter, pengacara, hingga pilot.

Frank berhasil menyamar lebih dari 250 kali sebagai pilot pesawat terbang dan mengunjungai 26 negara sebagai pilot palsu Pan Am Airways. Pada 1969, Frank berhasil tertangkap oleh Kepolisian Perancis dan dipulangkan ke Amerika Serikat. Ia kemudian dihukum selama 12 tahun penjara.

Kisah Frank kemudian dijadikan sebuah film berjudul Catch Me If You Can (2002), yang diperankan oleh aktor Leonardo Dicaprio.

Baca Juga: 6 Artis Korea yang Cocok Perankan All of Us Are Dead versi 10 Tahun Kemudian

10. Rudy Kurniawan

Foto: via Decider

Rudy Kurniawan, yang bernama asli Zhen Wang Huang, adalah penipu dan pemalsu minuman anggur. Mengutip The Cinemaholic, pada 2006, ia mengumpulkan USD24,7 juta (Rp354 miliar) di sebuah lelang, total terbesar yang pernah ada untuk satu distributor pada saat itu.

Namun, aksi Rudy terbongkar saat oleh kolektor anggur bernama Bill Koch memborong anggur milik Rudy di pelelangan John kapon pada 2006. Menjadi sorotan dunia, kisah Rudy kemudian diangkat sebagai film dokumenter berjudul Sour Grapesyang dirilis pada 2016.

Shella Mapuji Rellang
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @shuukzky