ASKfm Klaim Cegah 69 Kasus Ancaman pada Pengguna, termasuk Ekstremisme
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam laporan transparansi tahunannya, platform jejaring sosial ASKfm membagikan data moderasi kerja sama timnya pada 2020 dengan pengguna mereka.
Dari hasil moderasi, ASKfm mencatat ada 45% lebih banyak laporan pertanyaan dan jawaban per pengguna aktif harian pada 2020. Jika dibandingkan dengan 2019, angka pertumbuhan ini melejit sebesar 240%. Hal ini terjadi berkat otomatisasi proses moderasi.
Mengutip siaran pers, ASKfm membekali aplikasi mereka dengan sistem templating yang sanggup mengenali tautan web, kata, dan ekspresi. Jadi kalau ada informasi yang menyinggung atau mencurigakan alias konten negatif, maka konten tersebut akan diblokir dan tidak akan dipublikasikan di ASKfm.
Pada 2020, ASKfm mengklaim telah menambahkan 33.734 data log terkait program antikekerasan ke sistem mereka. Mereka juga menambahkan pola variasi baru ke sistem untuk mencegah hal itu muncul kembali.
“Kami juga membuat template khusus untuk mengidentifikasi konten tekstual yang bisa menimbulkan ancaman bagi pengguna kami. Berkat pola ini, hampir satu juta pesan dengan penghinaan dan bahasa negatif telah dihapus tanpa mencapai platform,” ujar pihak ASKfm.
Baca Juga: 9 Istilah dalam Feminisme yang Perlu Kamu Tahu
Foto:Dirk Ercken/Shutterstock
Lebih jauh, jejaring sosial yang telah berdiri sejak 2010 lalu ini menyebut mereka berkomitmen untuk meningkatkan kepedualian terhadap masalah yang mengancam keselamatan pengguna yang mungkin memerlukan intervensi penegakan hukum.
“Dari pihak kami, kami melaporkan 69 kasus dengan prioritas utama ancaman penegakan hukum. Tiga di antaranya merupakan kasus ekstremisme pada 2020,” lanjut ASKfm.
Baca Juga: 10 Skills Ini Paling Dibutuhkan Di Tahun 2025, Kamu Punya Enggak?
Adapun mentor keamanan dalam aplikasi ASKfm adalah Tech Against Terrorism, sebuah Inisiatif yang diluncurkan dan didukung oleh Direktorat Eksekutif Kontra-Terorisme dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka bekerja dengan industri teknologi global untuk mengatasi penggunaan internet oleh teroris dengan tetap menghormati hak asasi manusia.
ASKfm mengumumkan bahwa pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan organisasi resmi dalam memerangi ancaman terhadap orang lain atau diri sendiri, ancaman kekerasan, aktivitas ilegal, dan konten yang membahayakan anak di bawah umur.
Dari hasil moderasi, ASKfm mencatat ada 45% lebih banyak laporan pertanyaan dan jawaban per pengguna aktif harian pada 2020. Jika dibandingkan dengan 2019, angka pertumbuhan ini melejit sebesar 240%. Hal ini terjadi berkat otomatisasi proses moderasi.
Mengutip siaran pers, ASKfm membekali aplikasi mereka dengan sistem templating yang sanggup mengenali tautan web, kata, dan ekspresi. Jadi kalau ada informasi yang menyinggung atau mencurigakan alias konten negatif, maka konten tersebut akan diblokir dan tidak akan dipublikasikan di ASKfm.
Pada 2020, ASKfm mengklaim telah menambahkan 33.734 data log terkait program antikekerasan ke sistem mereka. Mereka juga menambahkan pola variasi baru ke sistem untuk mencegah hal itu muncul kembali.
“Kami juga membuat template khusus untuk mengidentifikasi konten tekstual yang bisa menimbulkan ancaman bagi pengguna kami. Berkat pola ini, hampir satu juta pesan dengan penghinaan dan bahasa negatif telah dihapus tanpa mencapai platform,” ujar pihak ASKfm.
Baca Juga: 9 Istilah dalam Feminisme yang Perlu Kamu Tahu
Foto:Dirk Ercken/Shutterstock
Lebih jauh, jejaring sosial yang telah berdiri sejak 2010 lalu ini menyebut mereka berkomitmen untuk meningkatkan kepedualian terhadap masalah yang mengancam keselamatan pengguna yang mungkin memerlukan intervensi penegakan hukum.
“Dari pihak kami, kami melaporkan 69 kasus dengan prioritas utama ancaman penegakan hukum. Tiga di antaranya merupakan kasus ekstremisme pada 2020,” lanjut ASKfm.
Baca Juga: 10 Skills Ini Paling Dibutuhkan Di Tahun 2025, Kamu Punya Enggak?
Adapun mentor keamanan dalam aplikasi ASKfm adalah Tech Against Terrorism, sebuah Inisiatif yang diluncurkan dan didukung oleh Direktorat Eksekutif Kontra-Terorisme dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka bekerja dengan industri teknologi global untuk mengatasi penggunaan internet oleh teroris dengan tetap menghormati hak asasi manusia.
ASKfm mengumumkan bahwa pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan organisasi resmi dalam memerangi ancaman terhadap orang lain atau diri sendiri, ancaman kekerasan, aktivitas ilegal, dan konten yang membahayakan anak di bawah umur.
(ita)