Rahasia di Balik Musik yang Perlu Kamu Tahu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada masa pandemi Covid-19, kesehatan mental menjadi salah satu prioritas karena melonjaknya angka stres yang dialami masyarakat. Selain itu, pekerjaan kantor, tugas sekolah, dan kuliah yang bertubi-tubi bikin kita juga gampang lelah.
Di samping itu, kita juga dituntut untuk selalu berkembang dan kuat dalam menghadapi setiap tantangan. Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus punya mental dan fisik yang sehat untuk menyelesaikan tantangan itu.
Untuk mengatasinya, banyak cara alternatif yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah mendengarkan musik . Bagi pendengarnya, musik bagaikan penyelamat saat penat. Bahkan, tak jarang kita mendengarkan musik sambil melakukan aktivitas lainnya.
Musikologi dan ahli saraf dari University of California Los Angeles (UCLA) Mark Jude Tramo yang juga mengelola Institute for Music & Brain Science saat hadir dalam acara Zocalo Public Square berpendapat bahwa musik bisa membantu kita dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tanpa disadari, berbagai beban dan tanggungan berat itu bisa sirna karena kita mendengarkan musik.
Foto: iStockphoto
Saat mendengarkan musik, perasaan kita akan berubah sesuai alunan dan liriknya. Kita juga cenderung mendengarkan musik sesuai keadaan yang sedang dialami. Oleh karena itu, musik juga bisa menyehatkan mental kita.
Baca Juga: Belajar Isu Kesehatan Mental dari 7 Webtoon Ini, Yuk!
Mengurangi Rasa Cemas dan Pikiran Negatif
Ketidakpastian dari akhir pandemi membuat kita diliputi perasaan cemas. Banyak orang yang kemudian menyalahkan diri sendiri karena merasa tidak berkembang. Ternyata, musik juga bisa mengurangi rasa cemas ini.
Menurut penelitian yang dilakukan Kathi J. Kemper dan Suzanne C. Danhauer, selain meningkatkan kesehatan, musik juga bisa meringankan rasa sakit dari perasaan dan pikiran yang kurang menyenangkan dan membantu untuk mengurangi rasa cemas.
Dengan mendengarkan musik, gelombang otak akan seimbang. Saat memiliki perasaan cemas, gelombang otak akan meningkat sehingga cenderung akan membuat pikiran kacau. Untuk menenangkannya musik diperlukan agar kita menjadi rileks dan santai.
Menurunkan Gangguan Depresi
Bagi mahasiswa, tugas-tugas kuliah yang tak ada habisnya membuat pikiran lelah. Kita pun cenderung kekurangan waktu istirahat. Oleh karena itu, tak jarang mahasiswa juga mengalami penyakit mental, salah satunya depresi.
Foto: Getty Images
Ekspektasi yang tinggi membuat para mahasiswa merasa tertekan. Apalagi banyak orang yang menaruh harapan tinggi kepada kita untuk menjadi pribadi yang sempurna. Padahal, belum tentu harapan itu sesuai dengan keinginan mereka.
Penelitian terapi musik selama satu bulan oleh M. Dinah Charlota Lerik dan Johana Endang Prawitasari menyimpulkan bahwa musik ternyata efektif dalam mengurangi gejala gangguan depresi yang dialami oleh mahasiswa dalam pelaksanaannya.
Terapi musik dalam penelitian ini memengaruhi suasana hati para mahasiswa menjadi lebih positif. Hal tersebut bertujuan untuk menurunkan gangguan depresi karena mereka mempunyai emosi negatif yang lebih dominan.
Meningkatkan Kualitas Tidur
Dalam sebuah penelitian oleh László Harmat, Johanna Takács, dan Róbert Bódizs, mereka menggunakan mahasiswa sebagai objeknya. Sebelum tidur, mereka diberikan pilihan: mendengarkan musik klasik, mendengarkan audio book, dan tidak mendengarkan apa pun.
Baca Juga: Asal-usul Shoegaze, Genre Musik yang lagi Tren di Kalangan Musisi Indie Indonesia
Ternyata, studi ini menyimpulkan bahwa mereka yang mendengarkan musik sebelum tidur memiliki kualitas tidur yang jauh lebih baik daripada dua pilihan lainnya. Oleh karena itu, mendengarkan musik sebelum tidur sangat disarankan agar kita memiliki kualitas tidur yang baik.
GenSINDO
Alifia Putri Yudanti
Universitas Indonesia
Di samping itu, kita juga dituntut untuk selalu berkembang dan kuat dalam menghadapi setiap tantangan. Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus punya mental dan fisik yang sehat untuk menyelesaikan tantangan itu.
Untuk mengatasinya, banyak cara alternatif yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah mendengarkan musik . Bagi pendengarnya, musik bagaikan penyelamat saat penat. Bahkan, tak jarang kita mendengarkan musik sambil melakukan aktivitas lainnya.
Musikologi dan ahli saraf dari University of California Los Angeles (UCLA) Mark Jude Tramo yang juga mengelola Institute for Music & Brain Science saat hadir dalam acara Zocalo Public Square berpendapat bahwa musik bisa membantu kita dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tanpa disadari, berbagai beban dan tanggungan berat itu bisa sirna karena kita mendengarkan musik.
Foto: iStockphoto
Saat mendengarkan musik, perasaan kita akan berubah sesuai alunan dan liriknya. Kita juga cenderung mendengarkan musik sesuai keadaan yang sedang dialami. Oleh karena itu, musik juga bisa menyehatkan mental kita.
Baca Juga: Belajar Isu Kesehatan Mental dari 7 Webtoon Ini, Yuk!
Mengurangi Rasa Cemas dan Pikiran Negatif
Ketidakpastian dari akhir pandemi membuat kita diliputi perasaan cemas. Banyak orang yang kemudian menyalahkan diri sendiri karena merasa tidak berkembang. Ternyata, musik juga bisa mengurangi rasa cemas ini.
Menurut penelitian yang dilakukan Kathi J. Kemper dan Suzanne C. Danhauer, selain meningkatkan kesehatan, musik juga bisa meringankan rasa sakit dari perasaan dan pikiran yang kurang menyenangkan dan membantu untuk mengurangi rasa cemas.
Dengan mendengarkan musik, gelombang otak akan seimbang. Saat memiliki perasaan cemas, gelombang otak akan meningkat sehingga cenderung akan membuat pikiran kacau. Untuk menenangkannya musik diperlukan agar kita menjadi rileks dan santai.
Menurunkan Gangguan Depresi
Bagi mahasiswa, tugas-tugas kuliah yang tak ada habisnya membuat pikiran lelah. Kita pun cenderung kekurangan waktu istirahat. Oleh karena itu, tak jarang mahasiswa juga mengalami penyakit mental, salah satunya depresi.
Foto: Getty Images
Ekspektasi yang tinggi membuat para mahasiswa merasa tertekan. Apalagi banyak orang yang menaruh harapan tinggi kepada kita untuk menjadi pribadi yang sempurna. Padahal, belum tentu harapan itu sesuai dengan keinginan mereka.
Penelitian terapi musik selama satu bulan oleh M. Dinah Charlota Lerik dan Johana Endang Prawitasari menyimpulkan bahwa musik ternyata efektif dalam mengurangi gejala gangguan depresi yang dialami oleh mahasiswa dalam pelaksanaannya.
Terapi musik dalam penelitian ini memengaruhi suasana hati para mahasiswa menjadi lebih positif. Hal tersebut bertujuan untuk menurunkan gangguan depresi karena mereka mempunyai emosi negatif yang lebih dominan.
Meningkatkan Kualitas Tidur
Dalam sebuah penelitian oleh László Harmat, Johanna Takács, dan Róbert Bódizs, mereka menggunakan mahasiswa sebagai objeknya. Sebelum tidur, mereka diberikan pilihan: mendengarkan musik klasik, mendengarkan audio book, dan tidak mendengarkan apa pun.
Baca Juga: Asal-usul Shoegaze, Genre Musik yang lagi Tren di Kalangan Musisi Indie Indonesia
Ternyata, studi ini menyimpulkan bahwa mereka yang mendengarkan musik sebelum tidur memiliki kualitas tidur yang jauh lebih baik daripada dua pilihan lainnya. Oleh karena itu, mendengarkan musik sebelum tidur sangat disarankan agar kita memiliki kualitas tidur yang baik.
GenSINDO
Alifia Putri Yudanti
Universitas Indonesia
(ita)