3 Alasan Scene ‘Racket Boys’ di Istora Senayan Menyakitkan buat Suporter Bulu Tangkis Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Drama Korea " Racket Boys " yang berlatar perjuangan para remaja dalam kompetisi bulu tangkis mendapat kritikan dari penggemar olahraga ini di Indonesia.
Dalam episode ke-5 drama yang tayang di SBS dan Netflix tersebut, digambarkan bahwa tim dari karakter utama dalam serial ini melakukan pertandingan “Junior Open 2021” di Istora Senayan, Indonesia. Yang bertanding tentu saja adalah karakter fiksi, yaitu Han Se-yoon (Lee Jae-in) dan Ivana Putri (Ko Soobin).
Dari dialognya lantas terungkap bahwa tim dari Korea Selatan mengeluh tentang penginapan yang buruk dan membuat tim mereka berlatih di tempat yang jelek tanpa AC. Sementara tim Indonesia bisa berlatih di stadion.
Foto: SBS
Dikatakan bahwa peristiwa ini sering terjadi. Salah satu karakter juga menyebut bahwa "mereka" (diasumsikan sebagai tim penyelenggara) adalah orang-orang "jerks" atau "brengsek".
Dalam salah satu scene juga digambarkan bahwa Han Se-yoon disoraki penonton setelah menang telak melawan Ivana Putri.
Menyimak hal ini, para penggemar setia bulu tangkis di Indonesia yang juga sering menonton langsung pertandingan bulu tangkis di Istora Senayan pun mengungkapkan kekecewaannya. Berikut beberapa yang berhasil direkam.
1. NARASI YANG MENYINGGUNG
Foto: SBS
Pada menit 25:30-25:42 disebutkan bahwa perlakuan yang dianggap tidak adil itu kerap terjadi. Padahal menurut Esa Jamzuri, mantan wartawan yang juga rajin mengikuti berita-berita tentang bulu tangkis dunia, fasilitas yang diberikan Indonesia setiap menggelar kompetisi termasuk yang terbaik.
“Fasilitas kita selalu dipuji BWF (Badminton World Federation) karena yang terbaik, sama dengan China,” ujarnya.
Dia juga menyebut bahwa setiap kompetisi internasional pastinya ada Standard Operating Procedure (SOP), jadi sangat aneh jika ada isu diskriminasi dalam hal kualitas penginapan dan tim dari negara lain tidak boleh latihan di tempat berlangsungnya pertandingan.
2. PERSEPSI YANG DIBANGUN MENGECEWAKAN
Foto: SBS
Gambaran tentang tim Indonesia yang melakukan diskriminasi juga disayangkan penggemar bulu tangkis yang masih berstatus mahasiswa, yaitu Restu Syahnanda.
“Yang paling parah menggambarkan seolah-olah atlet Indonesia itu curang dan enggak sportif dengan membangun narasi tim Indonesia ingin menang dengan berbagai cara. Padahal skill atlet-atlet Indonesia juga sudah diakui dunia, tapi penggambaran serial tersebut sebaliknya. Secara tidak langsung mereka meragukan kemampuan atlet Indonesia,” ujar Restu.
Sementara jika melihat fakta, BWF Junior Rangkings Women Singles - seperti yang dipotret dalam serial tersebut - saat ini menunjukkan bahwa Indonesia ada di urutan pertama, yaitu ditempati oleh Stephanie Widjaja. Sementara pemain Korea Selatan tak terlihat di posisi 25 besar.
Baca Juga: Apa Stereotip yang Paling Dibenci laki-Laki dan Perempuan?
3. BOO-ING YANG DISALAHARTIKAN
Foto: SBS
Dalam episode ke-5 drama yang tayang di SBS dan Netflix tersebut, digambarkan bahwa tim dari karakter utama dalam serial ini melakukan pertandingan “Junior Open 2021” di Istora Senayan, Indonesia. Yang bertanding tentu saja adalah karakter fiksi, yaitu Han Se-yoon (Lee Jae-in) dan Ivana Putri (Ko Soobin).
Dari dialognya lantas terungkap bahwa tim dari Korea Selatan mengeluh tentang penginapan yang buruk dan membuat tim mereka berlatih di tempat yang jelek tanpa AC. Sementara tim Indonesia bisa berlatih di stadion.
Foto: SBS
Dikatakan bahwa peristiwa ini sering terjadi. Salah satu karakter juga menyebut bahwa "mereka" (diasumsikan sebagai tim penyelenggara) adalah orang-orang "jerks" atau "brengsek".
Dalam salah satu scene juga digambarkan bahwa Han Se-yoon disoraki penonton setelah menang telak melawan Ivana Putri.
Menyimak hal ini, para penggemar setia bulu tangkis di Indonesia yang juga sering menonton langsung pertandingan bulu tangkis di Istora Senayan pun mengungkapkan kekecewaannya. Berikut beberapa yang berhasil direkam.
1. NARASI YANG MENYINGGUNG
Foto: SBS
Pada menit 25:30-25:42 disebutkan bahwa perlakuan yang dianggap tidak adil itu kerap terjadi. Padahal menurut Esa Jamzuri, mantan wartawan yang juga rajin mengikuti berita-berita tentang bulu tangkis dunia, fasilitas yang diberikan Indonesia setiap menggelar kompetisi termasuk yang terbaik.
“Fasilitas kita selalu dipuji BWF (Badminton World Federation) karena yang terbaik, sama dengan China,” ujarnya.
Dia juga menyebut bahwa setiap kompetisi internasional pastinya ada Standard Operating Procedure (SOP), jadi sangat aneh jika ada isu diskriminasi dalam hal kualitas penginapan dan tim dari negara lain tidak boleh latihan di tempat berlangsungnya pertandingan.
2. PERSEPSI YANG DIBANGUN MENGECEWAKAN
Foto: SBS
Gambaran tentang tim Indonesia yang melakukan diskriminasi juga disayangkan penggemar bulu tangkis yang masih berstatus mahasiswa, yaitu Restu Syahnanda.
“Yang paling parah menggambarkan seolah-olah atlet Indonesia itu curang dan enggak sportif dengan membangun narasi tim Indonesia ingin menang dengan berbagai cara. Padahal skill atlet-atlet Indonesia juga sudah diakui dunia, tapi penggambaran serial tersebut sebaliknya. Secara tidak langsung mereka meragukan kemampuan atlet Indonesia,” ujar Restu.
Sementara jika melihat fakta, BWF Junior Rangkings Women Singles - seperti yang dipotret dalam serial tersebut - saat ini menunjukkan bahwa Indonesia ada di urutan pertama, yaitu ditempati oleh Stephanie Widjaja. Sementara pemain Korea Selatan tak terlihat di posisi 25 besar.
Baca Juga: Apa Stereotip yang Paling Dibenci laki-Laki dan Perempuan?
3. BOO-ING YANG DISALAHARTIKAN
Foto: SBS