Ini Beda Serial Snowpiercer dengan versi Film Garapan Bong Joon Ho
loading...
A
A
A
JAKARTA - Serial "Snowpiercer" bakal tayang di Netflix mulai Senin (25/5). Serial ini adalah hasil adaptasi dari film berjudul sama yang digarap Bong Joon Ho.
Filmnya yang dirilis pada 2013 juga adalah hasil adaptasi novel grafis dari Prancis. Judulnya "Le Transperceneige" karya Jacques Lob, Benjamin Legrand, serta Jean-Marc Rochette, dan dirilis pada 1982.
Untuk serial ini, Bong duduk sebagai produser eksekutif. Cuma, menurut Graeme Manson selaku produser utama (showrunner) serial "Snowpiercer", sutradara peraih Piala Oscar 2020 ini gak terlibat langsung dalam proses kreatif pembuatan cerita.
Nah, apa aja beda serial dengan filmnya? Berikut yang perlu kamu tahu sebagai persiapan nonton serialnya nanti.
1. KARAKTER-KARAKTERNYA BARU
Foto: Netflix
Kalau dalam filmnya, ada tiga karakter utama, yaitu pemimpin pemberontak Curtis Everett (Chris Evans); tangan kanan Mr Wilford, Minister Mason (Tilda Swinton); dan sang pemegang kekuasaan tertinggi di kereta, Mr Wilford (Ed Harris).
Nah, dalam versi serialnya, Curtis dan Mason gak ada. Curtis digantikan Andre Layton (Daveed Diggs) sebagai pemimpin pemberontak. Sementara Mason mewujud pada dua orang sekaligus, yaitu Melanie Cavill (Jennifer Connelly), dan rekannya, Ruth Wardell (Alison Wright).
Karakter Melanie mewakili kecerdasan Mason, sementara Ruth mewakili tampilan Mason yang hobi pake jaket berbulu tebal saat masuk ke gerbong paling kumuh di kereta Snowpiercer.
2. ADA KASUS PEMBUNUHAN
Foto: Netflix
Dalam filmnya, cerita berfokus pada pemberontakan dan perebutan kekuasaan oleh para penumpang gerbong paling belakang. Fokus dalam serialnya juga sama, tapi sebagai bumbu yang mengantar konflik cerita, ada tambahan kasus pembunuhan yang terjadi di gerbong kelas III.
Nah, Layton sebagai penumpang terbawah alias kelas Ekor (Tally) mendapat tugas mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Kenapa dia yang disuruh? Soalnya, ternyata dia satu-satunya orang di kereta yang punya pengalaman jadi detektif kasus pembunuhan.
Boleh dibilang, aura season pertama serial ini jadi kayak film "Murder on the Orient Express" yang diangkat dari novel klasik Agatha Christie. Bikin kita jadi ikutan mikir dan nyari tahu siapa pembunuh yang ada di dalam kereta.
3. ALUR CERITA BERBEDA
Foto: Netflix
Dalam film, alur bergerak linier, dari gerbong paling belakang hingga gerbong terdepan. Tempo ceritanya juga cepet banget, dibumbui adegan laga brutal.
Sementara dalam serialnya, cerita bergerak dari gerbang terbelakang, lalu maju mundur mengikuti gerak Layton yang berusaha menemukan pelaku pembunuhan sambil merencanakan pemberontakan kelas Ekor.
"Ada 1.001 gerbong, jadi kami terbuka pada banyak cerita dan banyak kejutan. Kami tetap menjaga ritmenya (seperti dalam film)," kata Graeme Manson saat sesi wawancara video call dengan para jurnalis dari Asia, termasuk SINDO Media.
4. EKSPLORASI TIAP KELAS
Foto: Netflix
Karena konsepnya serial, "Snowpiercer" lebih bebas mengeksplorasi tiap kelas dalam kereta. Kita bakal melihat gimana suasana dan karakter orang-orang di kelas Ekor (penumpang gelap yang gak punya tiket), kelas III (kelas buruh menengah ke bawah), kelas II (kelas menengah ke atas), dan kelas I alias kelas eksekutif (kelas para borjuis yang jumlahnya cuma sedikit).
Kita juga bakal dikasih lihat gimana cara kerja dan berjalannya kehidupan di tiap-tiap kelas. Tiap kelas punya desain ruang dan atmosfer yang berbeda-beda, dan bakal terasa banget perbedaan gambaran tiap kelas.
Season pertama terdiri dari 10 episode, jadi lumayan banget untuk melihat gimana pergulatan dan konflik di tiap kelas tersebut. Pastinya, pertentangan antarkelas dan unsur politis juga muncul dalam serial ini.
5. MISTERI MR WILFORD
Foto: Netflix
Ini jadi salah satu bagian paling asyik dalam serial "Snowpiercer". Versi filmnya menempatkan Mr Wilford sebagai sosok misterius yang baru muncul pada akhir film. Dalam serialnya, sosok pemilik kereta ini juga misterius. Seberapa misteriusnya, kamu bisa melihatnya pada akhir episode pertama, season pertama. Pokoknya, siap-siap terima kejutan, deh!
"Akhir season pertama juga ada cliffhanger (cerita yang menggantung) yang sangat menarik. Jadi sangat layak ditunggu," kata Graeme.
Nah, makin penasaran, kan?
Filmnya yang dirilis pada 2013 juga adalah hasil adaptasi novel grafis dari Prancis. Judulnya "Le Transperceneige" karya Jacques Lob, Benjamin Legrand, serta Jean-Marc Rochette, dan dirilis pada 1982.
Untuk serial ini, Bong duduk sebagai produser eksekutif. Cuma, menurut Graeme Manson selaku produser utama (showrunner) serial "Snowpiercer", sutradara peraih Piala Oscar 2020 ini gak terlibat langsung dalam proses kreatif pembuatan cerita.
Nah, apa aja beda serial dengan filmnya? Berikut yang perlu kamu tahu sebagai persiapan nonton serialnya nanti.
1. KARAKTER-KARAKTERNYA BARU
Foto: Netflix
Kalau dalam filmnya, ada tiga karakter utama, yaitu pemimpin pemberontak Curtis Everett (Chris Evans); tangan kanan Mr Wilford, Minister Mason (Tilda Swinton); dan sang pemegang kekuasaan tertinggi di kereta, Mr Wilford (Ed Harris).
Nah, dalam versi serialnya, Curtis dan Mason gak ada. Curtis digantikan Andre Layton (Daveed Diggs) sebagai pemimpin pemberontak. Sementara Mason mewujud pada dua orang sekaligus, yaitu Melanie Cavill (Jennifer Connelly), dan rekannya, Ruth Wardell (Alison Wright).
Karakter Melanie mewakili kecerdasan Mason, sementara Ruth mewakili tampilan Mason yang hobi pake jaket berbulu tebal saat masuk ke gerbong paling kumuh di kereta Snowpiercer.
2. ADA KASUS PEMBUNUHAN
Foto: Netflix
Dalam filmnya, cerita berfokus pada pemberontakan dan perebutan kekuasaan oleh para penumpang gerbong paling belakang. Fokus dalam serialnya juga sama, tapi sebagai bumbu yang mengantar konflik cerita, ada tambahan kasus pembunuhan yang terjadi di gerbong kelas III.
Nah, Layton sebagai penumpang terbawah alias kelas Ekor (Tally) mendapat tugas mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Kenapa dia yang disuruh? Soalnya, ternyata dia satu-satunya orang di kereta yang punya pengalaman jadi detektif kasus pembunuhan.
Boleh dibilang, aura season pertama serial ini jadi kayak film "Murder on the Orient Express" yang diangkat dari novel klasik Agatha Christie. Bikin kita jadi ikutan mikir dan nyari tahu siapa pembunuh yang ada di dalam kereta.
3. ALUR CERITA BERBEDA
Foto: Netflix
Dalam film, alur bergerak linier, dari gerbong paling belakang hingga gerbong terdepan. Tempo ceritanya juga cepet banget, dibumbui adegan laga brutal.
Sementara dalam serialnya, cerita bergerak dari gerbang terbelakang, lalu maju mundur mengikuti gerak Layton yang berusaha menemukan pelaku pembunuhan sambil merencanakan pemberontakan kelas Ekor.
"Ada 1.001 gerbong, jadi kami terbuka pada banyak cerita dan banyak kejutan. Kami tetap menjaga ritmenya (seperti dalam film)," kata Graeme Manson saat sesi wawancara video call dengan para jurnalis dari Asia, termasuk SINDO Media.
4. EKSPLORASI TIAP KELAS
Foto: Netflix
Karena konsepnya serial, "Snowpiercer" lebih bebas mengeksplorasi tiap kelas dalam kereta. Kita bakal melihat gimana suasana dan karakter orang-orang di kelas Ekor (penumpang gelap yang gak punya tiket), kelas III (kelas buruh menengah ke bawah), kelas II (kelas menengah ke atas), dan kelas I alias kelas eksekutif (kelas para borjuis yang jumlahnya cuma sedikit).
Kita juga bakal dikasih lihat gimana cara kerja dan berjalannya kehidupan di tiap-tiap kelas. Tiap kelas punya desain ruang dan atmosfer yang berbeda-beda, dan bakal terasa banget perbedaan gambaran tiap kelas.
Season pertama terdiri dari 10 episode, jadi lumayan banget untuk melihat gimana pergulatan dan konflik di tiap kelas tersebut. Pastinya, pertentangan antarkelas dan unsur politis juga muncul dalam serial ini.
5. MISTERI MR WILFORD
Foto: Netflix
Ini jadi salah satu bagian paling asyik dalam serial "Snowpiercer". Versi filmnya menempatkan Mr Wilford sebagai sosok misterius yang baru muncul pada akhir film. Dalam serialnya, sosok pemilik kereta ini juga misterius. Seberapa misteriusnya, kamu bisa melihatnya pada akhir episode pertama, season pertama. Pokoknya, siap-siap terima kejutan, deh!
"Akhir season pertama juga ada cliffhanger (cerita yang menggantung) yang sangat menarik. Jadi sangat layak ditunggu," kata Graeme.
Nah, makin penasaran, kan?
(it)