Program Youth With You yang Dimentori Lisa BLACKPINK Kena Kontroversi Lagi, Ditunda Penayangannya
loading...
A
A
A
BEIJING - Episode final survival show China "Youth With You" musim ketiga - dengan Lisa BLACKPINK sebagai chief dance mentor-nya - terpaksa ditunda penayangannya karena rentetan kontroversi.
"Youth With You" adalah program yang tayang di iQIYI yang mengumpulkan 119 trainee untuk nantinya diseleksi menjadi sebuah boy group dengan sembilan member. Program ini mendapat lebih banyak perhatian penonton internasional setelah Lisa BLACKPINK ikut menjadi pembimbing alias mentor tari pada musim kedua, dan berlanjut ke musim ketiga.
Mengutip Koreaboo , tercatat 600 juta suara berhasil terkumpul sejak musim ketiganya dirilis pada Februari silam. Adapun episode final seharusnya ditayangkan besok (8/5). Namun karena dua kontroversi besar yang mengikuti program ini, episode puncak terpaksa ditunda penayangannya.
Kontroversi mulai terjadi saat netizen menemukan berita terkait peserta paling top yang selalu ada di peringkat atas, yaitu Tony Yu. Dalam sebuah unggahan di Weibo, netizen mengklaim bahwa orang tua Tony menjalankan usaha karaoke di China yang menyediakan layanan ilegal, di antaranya praktik pelacuran dan narkoba untuk klien berduit.
Foto: AstroMusic Entertainment
Orang tua Tony menyangkal tuduhan ini, dengan mengatakan bahwa mereka sudah menjual usaha karaokenya beberapa tahun lalu sebelum pindah ke Vancouver, Kanada, pada 2008. Namun netizen masih meyakini bahwa mereka bersalah.
Baca Juga: Terus Merugi, SM dan YG Entertainment Terlempar dari Daftar Perusahaan Superior
Masih belum cukup, netizen juga menemukan fakta bahwa saat berkompetisi dalam "Produce X 101" yang tayang di Mnet, Tony ternyata mencantumkan dirinya sebagai warga negara Kanada, bukan China. Ini membuat warga China menuduh Tony berusaha menghilangkan akar budayanya.
Gara-gara dua kontroversi ini, Tony akhirnya memilih mengundurkan diri dari "Youth With You", meskipun dia jadi kandidat terkuat untuk terpilih sebagai member boy group terbaru dari program ini.
Kontroversi lainnya terjadi saat para penonton "Youth With You" membuang begitu banyak susu demi bisa memilih idolanya dalam program ini. Jadi, "Youth With You" bekerja sama dengan Mengniu Dairy dengan cara menempatkan kode QR di botol produk susu dan yoghurt tersebut untuk para penonton bisa melakukan voting. Lisa juga menjadi model iklan produk ini pada Juni 2020.
Foto:Mengniu Dairy
Mereka pun berbondong-bondong membeli produk tersebut, tapi lantas membuang isi botol hingga banyak susu dan yoghurt yang terbuang percuma. Bahkan ada pula yang menjual botol tersebut di e-commerce. Media-media di China langsung menyorot hal ini, dan mengkritik pembuat acara karena tidak mempertimbangkan hal tersebut.
Foto: BaobTV/Sohu
iQIYI sudah meminta maaf atas ketidaksensitifan mereka atas kasus ini, tapi lembaga Beijing Municipal Radio and Television Bureau yang mengawasi penyiaran di China pada akhirnya memutuskan untuk menunda program ini.
Baca Juga: Tips Mengirim Pesan ke Mantan Pacar untuk 6 Kondisi Berbeda, Biar Tak Canggung!
Netizen pun tampaknya mendukung lembaga tersebut, melihat survei yang digelar netizen memberi hasil bahwa 80% responden tak mau memaafkan iQIYI atas kasus tersebut.
"Youth With You" adalah program yang tayang di iQIYI yang mengumpulkan 119 trainee untuk nantinya diseleksi menjadi sebuah boy group dengan sembilan member. Program ini mendapat lebih banyak perhatian penonton internasional setelah Lisa BLACKPINK ikut menjadi pembimbing alias mentor tari pada musim kedua, dan berlanjut ke musim ketiga.
Mengutip Koreaboo , tercatat 600 juta suara berhasil terkumpul sejak musim ketiganya dirilis pada Februari silam. Adapun episode final seharusnya ditayangkan besok (8/5). Namun karena dua kontroversi besar yang mengikuti program ini, episode puncak terpaksa ditunda penayangannya.
Kontroversi mulai terjadi saat netizen menemukan berita terkait peserta paling top yang selalu ada di peringkat atas, yaitu Tony Yu. Dalam sebuah unggahan di Weibo, netizen mengklaim bahwa orang tua Tony menjalankan usaha karaoke di China yang menyediakan layanan ilegal, di antaranya praktik pelacuran dan narkoba untuk klien berduit.
Foto: AstroMusic Entertainment
Orang tua Tony menyangkal tuduhan ini, dengan mengatakan bahwa mereka sudah menjual usaha karaokenya beberapa tahun lalu sebelum pindah ke Vancouver, Kanada, pada 2008. Namun netizen masih meyakini bahwa mereka bersalah.
Baca Juga: Terus Merugi, SM dan YG Entertainment Terlempar dari Daftar Perusahaan Superior
Masih belum cukup, netizen juga menemukan fakta bahwa saat berkompetisi dalam "Produce X 101" yang tayang di Mnet, Tony ternyata mencantumkan dirinya sebagai warga negara Kanada, bukan China. Ini membuat warga China menuduh Tony berusaha menghilangkan akar budayanya.
Gara-gara dua kontroversi ini, Tony akhirnya memilih mengundurkan diri dari "Youth With You", meskipun dia jadi kandidat terkuat untuk terpilih sebagai member boy group terbaru dari program ini.
Kontroversi lainnya terjadi saat para penonton "Youth With You" membuang begitu banyak susu demi bisa memilih idolanya dalam program ini. Jadi, "Youth With You" bekerja sama dengan Mengniu Dairy dengan cara menempatkan kode QR di botol produk susu dan yoghurt tersebut untuk para penonton bisa melakukan voting. Lisa juga menjadi model iklan produk ini pada Juni 2020.
Foto:Mengniu Dairy
Mereka pun berbondong-bondong membeli produk tersebut, tapi lantas membuang isi botol hingga banyak susu dan yoghurt yang terbuang percuma. Bahkan ada pula yang menjual botol tersebut di e-commerce. Media-media di China langsung menyorot hal ini, dan mengkritik pembuat acara karena tidak mempertimbangkan hal tersebut.
Foto: BaobTV/Sohu
iQIYI sudah meminta maaf atas ketidaksensitifan mereka atas kasus ini, tapi lembaga Beijing Municipal Radio and Television Bureau yang mengawasi penyiaran di China pada akhirnya memutuskan untuk menunda program ini.
Baca Juga: Tips Mengirim Pesan ke Mantan Pacar untuk 6 Kondisi Berbeda, Biar Tak Canggung!
Netizen pun tampaknya mendukung lembaga tersebut, melihat survei yang digelar netizen memberi hasil bahwa 80% responden tak mau memaafkan iQIYI atas kasus tersebut.
(ita)