Korean Wave: Hasil Pemerintah Korsel Dukung Industri Kreatif Selama Puluhan Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari gini,siapa, sih, yang gak tahu tentang budaya Korea? Dari K-pop , K-drama , K-beauty sampai acara-acara televisinya lagi digandrungi banget oleh remaja.
Pengaruh budaya Korea Selatan (Korsel) yang kuat ini pada akhirnya merambat jugake berbagai sektor lain seperti budaya tradisional, kuliner, bahasa, pariwisata, bahkan sampai bidang kecantikan .
Kini, kitabisa dengan gampang melihat pengaruh budaya Korea di sekitar kita. Sesederhana fakta bahwa hampir setiap kita punya teman yang menggemari hal-hal berbau Korea. Atau bahkan kita sendiri juga lagi terkena demam Korea.
Fenomena ini bisa disebut sebagai hallyu atau korean wave. Melansir dari martinroll.com, hallyu adalah istilah China yang secara harfiah berarti korean wave atau pengaruh Korea kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Foto: korea.net
Istilah hallyumemang pertama kali muncul di China sekitar akhir tahun 1990-an. Namun usaha Pemerintah Korea Selatan dalam mendukung industri kreatifnya sudah dimulai sejak tahun 1992.
Menurut situskorea.net, pada 1992, Korea Selatan dan China mulai membangun hubungan diplomatik. Karenanya, drama televisi dan musik-musik Korea mulai masuk dan digemari di Asia Timur, khususnya China.
Bahkan di China, rating drama televisi Korea berjudul “What is Love?”, yang disiarkan pada 1997, mencapai 4,2%. Artinya saat itu ada 150 juta warga China yang menonton drama tersebut.
Sejak saat itu, dunia hiburan Korea mulai menguasai pasar Asia Timur. Beberapa tahun kemudian merambat ke Asia Tenggara, lalu mendunia. ( )
Perjalanan dan usaha yang ditempuh Korea Selatan dalam menciptakankorean wavegaksemudah membalikan telapak tangan. Berikut beberapa usaha yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan (dan beberapa dari perusahaan ternama asal Korea) melansir darimartinroll.com.
1. MENCABUT LARANGAN WN KORSEL UNTUK KE LUAR NEGERI
Foto: airlinequality.com
Pada tahun 1990-an, pemerintah Korsel membuat keputusan untuk mencabut larangan bepergian ke luar negeri bagi warga negaranya.
Hal ini membuat banyak warga Korea Selatan pergi ke Eropa dan Amerika Serikat untuk sekolah dan memulai karier di negara-negara tersebut. Setelah itu mereka kembali ke negaranya dengan perspektif baru mengenai bisnis dan industri kreatif, lalu mempraktikan ilmu-ilmu tersebut untuk kemajuan negaranya
2. RESTRUKTURISASI KOREAN CHAEBOL
Foto: Kevin Winter/Getty Images
Istilah korean chaebolmerujuk pada keluarga-keluarga konglomerat yang memegang perusahaan besar di berbagai sektor industri di Korsel.
Saatkrisis moneter yang menimpa Asia pada 1997 yang juga melanda Korsel, reputasi negara ini menurun dalam berbagai sektor sehingga hampir gak ada yang ingin bekerja sama dengan mereka.
Bahkan pemerintahnya sampai berutang sebanyak USD97 miliar ke IMF. Menariknya, Korsel cuma memakai kurang dari USD20 miliar saja dan melunasinya pada 2001.
Mereka juga sadar kalau krisis ini akan berdampak pada para korean chaebolsehingga bisa menambah keparahan jatuhnya Korsel. Pemerintah Korea pun menyuruh mereka untuk melepaskan unit-unit bisnisnya dan fokus restrukturisasi model bisnis pada sektor yang sudah mereka kuasai aja.
Selain membantu korean chaebol bertahan, kebijakan ini membuat bisnis-bisnis kecil di sektor yang dilepas oleh korean chaebol berkembang pesat.
Keadaan Korsel setelah kebijakan ini mulai membaik dan berhasil mengembalikan reputasi negaranya. ( )
3. MENCABUT ATURAN SENSOR
Foto: JTBC
Aturan sensor dianggap membatasi kreativitas para sineas Korea Selatan selama puluhan tahun. Menyadari hal tersebut, pemerintah mencabut aturan sensor tersebut sehingga para pekerja industri kreatif dapat lebih bebas berekspresi dalam berkarya. Banyak sineas keren yang muncul setelah aturan sensor dicabut.
4. MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI
Foto: seoulspace.com
Pemerintah Korsel telah mengalokasikan dana yang besar pada pengembangan internet karena mereka percaya setiap warga negaranya bisa mendapatkan keuntungan kalau terhubung dengan dunia secara mudah.
5. MEMBANGUN POPULARITAS DARI MEREK-MEREK ASAL KOREA
Foto: Samsung/Big Hit Entertainment
Berbagai merek seperti Samsung, LG, dan Hyundai adalah merek asal Korea Selatan yang sudah mendunia. Reputasi baik yang dimiliki merek-merek tersebut secara gak langsung juga mengubah reputasi Korea Selatan menjadi lebih baik. Masyarakat dunia seolah jadi lupa terkait sejarah kelam perang saudara yang pernah Korea Selatan alami.
6. MANAJEMEN REPUTASI YANG EFEKTIF
Foto: Getty Images
Setelah mendapatkan reputasi yang baik, pemerintah Korsel juga sukses dalam mempertahankan reputasi baik negara mereka di berbagai sektor. Khususnya sektor-sektor tempat korean wave terbentuk seperti industri hiburan dan kreatif, teknologi, serta wisata.
Beberapa kali menjadi tuan rumah dalam acara-kelas dunia seperti Olimpiade PyeongChang 2018 dan Winter Paralympics, serta mengadakan acara-acara pertukaran budaya, juga merupakan usaha untuk memperluas reputasi baik Korea Selatan. ( )
7. DUKUNGAN YANG KONSISTEN
Foto: Boontoom Sae-Kor/Shutterstock
Korsel bisa dibilang adalah satu-satunya negara yang punya kementerian dengan salah satu fokus utamanya adalah mengurusi dunia hiburan di negara itu. Hal ini karena dunia hiburan memang menjadi salah satu sektor yang berpengaruh besar bagi ekonomi negara mereka dan patut diberikan perhatian khusus.
Ternyata di balik kesuksesan korean wave, banyak usaha yang telah dilakukan Pemerintah Korsel untuk mendukung industri kreatifnya secara serius. Kira-kira Indonesia bisa pakai cara-cara yang pernah dipakai Korea Selatan gak, ya, untuk memajukan industri kreatif di Indonesia?
Peter Leonaldy ND
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @peterleonaldy
Lihat Juga: Harga Tiket Konser Kyuhyun Suju di Jakarta, Mulai Rp1 Jutaan hingga Dapat Tanda Tangan Eksklusif
Pengaruh budaya Korea Selatan (Korsel) yang kuat ini pada akhirnya merambat jugake berbagai sektor lain seperti budaya tradisional, kuliner, bahasa, pariwisata, bahkan sampai bidang kecantikan .
Kini, kitabisa dengan gampang melihat pengaruh budaya Korea di sekitar kita. Sesederhana fakta bahwa hampir setiap kita punya teman yang menggemari hal-hal berbau Korea. Atau bahkan kita sendiri juga lagi terkena demam Korea.
Fenomena ini bisa disebut sebagai hallyu atau korean wave. Melansir dari martinroll.com, hallyu adalah istilah China yang secara harfiah berarti korean wave atau pengaruh Korea kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Foto: korea.net
Istilah hallyumemang pertama kali muncul di China sekitar akhir tahun 1990-an. Namun usaha Pemerintah Korea Selatan dalam mendukung industri kreatifnya sudah dimulai sejak tahun 1992.
Menurut situskorea.net, pada 1992, Korea Selatan dan China mulai membangun hubungan diplomatik. Karenanya, drama televisi dan musik-musik Korea mulai masuk dan digemari di Asia Timur, khususnya China.
Bahkan di China, rating drama televisi Korea berjudul “What is Love?”, yang disiarkan pada 1997, mencapai 4,2%. Artinya saat itu ada 150 juta warga China yang menonton drama tersebut.
Sejak saat itu, dunia hiburan Korea mulai menguasai pasar Asia Timur. Beberapa tahun kemudian merambat ke Asia Tenggara, lalu mendunia. ( )
Perjalanan dan usaha yang ditempuh Korea Selatan dalam menciptakankorean wavegaksemudah membalikan telapak tangan. Berikut beberapa usaha yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan (dan beberapa dari perusahaan ternama asal Korea) melansir darimartinroll.com.
1. MENCABUT LARANGAN WN KORSEL UNTUK KE LUAR NEGERI
Foto: airlinequality.com
Pada tahun 1990-an, pemerintah Korsel membuat keputusan untuk mencabut larangan bepergian ke luar negeri bagi warga negaranya.
Hal ini membuat banyak warga Korea Selatan pergi ke Eropa dan Amerika Serikat untuk sekolah dan memulai karier di negara-negara tersebut. Setelah itu mereka kembali ke negaranya dengan perspektif baru mengenai bisnis dan industri kreatif, lalu mempraktikan ilmu-ilmu tersebut untuk kemajuan negaranya
2. RESTRUKTURISASI KOREAN CHAEBOL
Foto: Kevin Winter/Getty Images
Istilah korean chaebolmerujuk pada keluarga-keluarga konglomerat yang memegang perusahaan besar di berbagai sektor industri di Korsel.
Saatkrisis moneter yang menimpa Asia pada 1997 yang juga melanda Korsel, reputasi negara ini menurun dalam berbagai sektor sehingga hampir gak ada yang ingin bekerja sama dengan mereka.
Bahkan pemerintahnya sampai berutang sebanyak USD97 miliar ke IMF. Menariknya, Korsel cuma memakai kurang dari USD20 miliar saja dan melunasinya pada 2001.
Mereka juga sadar kalau krisis ini akan berdampak pada para korean chaebolsehingga bisa menambah keparahan jatuhnya Korsel. Pemerintah Korea pun menyuruh mereka untuk melepaskan unit-unit bisnisnya dan fokus restrukturisasi model bisnis pada sektor yang sudah mereka kuasai aja.
Selain membantu korean chaebol bertahan, kebijakan ini membuat bisnis-bisnis kecil di sektor yang dilepas oleh korean chaebol berkembang pesat.
Keadaan Korsel setelah kebijakan ini mulai membaik dan berhasil mengembalikan reputasi negaranya. ( )
3. MENCABUT ATURAN SENSOR
Foto: JTBC
Aturan sensor dianggap membatasi kreativitas para sineas Korea Selatan selama puluhan tahun. Menyadari hal tersebut, pemerintah mencabut aturan sensor tersebut sehingga para pekerja industri kreatif dapat lebih bebas berekspresi dalam berkarya. Banyak sineas keren yang muncul setelah aturan sensor dicabut.
4. MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI
Foto: seoulspace.com
Pemerintah Korsel telah mengalokasikan dana yang besar pada pengembangan internet karena mereka percaya setiap warga negaranya bisa mendapatkan keuntungan kalau terhubung dengan dunia secara mudah.
5. MEMBANGUN POPULARITAS DARI MEREK-MEREK ASAL KOREA
Foto: Samsung/Big Hit Entertainment
Berbagai merek seperti Samsung, LG, dan Hyundai adalah merek asal Korea Selatan yang sudah mendunia. Reputasi baik yang dimiliki merek-merek tersebut secara gak langsung juga mengubah reputasi Korea Selatan menjadi lebih baik. Masyarakat dunia seolah jadi lupa terkait sejarah kelam perang saudara yang pernah Korea Selatan alami.
6. MANAJEMEN REPUTASI YANG EFEKTIF
Foto: Getty Images
Setelah mendapatkan reputasi yang baik, pemerintah Korsel juga sukses dalam mempertahankan reputasi baik negara mereka di berbagai sektor. Khususnya sektor-sektor tempat korean wave terbentuk seperti industri hiburan dan kreatif, teknologi, serta wisata.
Beberapa kali menjadi tuan rumah dalam acara-kelas dunia seperti Olimpiade PyeongChang 2018 dan Winter Paralympics, serta mengadakan acara-acara pertukaran budaya, juga merupakan usaha untuk memperluas reputasi baik Korea Selatan. ( )
7. DUKUNGAN YANG KONSISTEN
Foto: Boontoom Sae-Kor/Shutterstock
Korsel bisa dibilang adalah satu-satunya negara yang punya kementerian dengan salah satu fokus utamanya adalah mengurusi dunia hiburan di negara itu. Hal ini karena dunia hiburan memang menjadi salah satu sektor yang berpengaruh besar bagi ekonomi negara mereka dan patut diberikan perhatian khusus.
Ternyata di balik kesuksesan korean wave, banyak usaha yang telah dilakukan Pemerintah Korsel untuk mendukung industri kreatifnya secara serius. Kira-kira Indonesia bisa pakai cara-cara yang pernah dipakai Korea Selatan gak, ya, untuk memajukan industri kreatif di Indonesia?
Peter Leonaldy ND
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @peterleonaldy
Lihat Juga: Harga Tiket Konser Kyuhyun Suju di Jakarta, Mulai Rp1 Jutaan hingga Dapat Tanda Tangan Eksklusif
(it)