Rating Jeongnyeon Jauh Kalahkan Love Next Door, Ini Review 2 Episode Pertamanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Drakor Jeongnyeon: The Star is Born sudah menyentuh angka 8,2% untuk episode keduanya, jauh mengalahkan Love Next Door, serial tvN lainnya di slot yang sama.
Tak hanya mengalahkan rating episode 2 Love Next Door, bahkan rating episode Jeongnyeon hampir mengalahkan rating tertinggi Love Next Door yang jatuh pada episode final, yaitu 8,4%. Padahal, Jeongnyeon masih akan berjalan hingga 10 episode lagi atau totalnya ada 12 episode.
Pesona Kim Tae-ri sebagai pemain utama tampaknya menjadi salah satu alasan tingginya rating episode kedua Jeongnyeon: The Star is Born. Selain itu ceritanya juga tak hanya menyajikan plot yang rapi dan bikin penasaran, juga didukung sinematografi serta nyanyian yang indah.
Jeongnyeon: The Star is Born mengisahkan tentang Yoon Jeongnyeon (Kim Tae-ri) yang terlahir dengan vokal unik, yang membuat suaranya sangat indah saat melakukan pansori (seni menyanyi lagu Korea secara tradisional dengan iringan gendang). Sayangnya, ibunya mati-matian melarang anak bungsunya itu jadi penyanyi pansori.
Karena dilarang, Jeongnyeon memilih kabur ke Seoul demi bergabung menjadi anggota Perusahaan Teater Maeran yang sangat terkenal. Mimpinya hanya satu, yaitu menjadi aktris nomor satu dan punya banyak uang. Namun tentunya ada banyak rintangan yang menghadangnya.
Jeongnyeon: The Star is Born dimulai dengan adegan pembuka menampilkan Chae Gong-seon (Lee Ga-eun) dan ayahnya (Lee Deok-hwa) yang meminta bantuan seorang mentor pansori bernama Lim Jin (Kang Ji-eun) untuk menampung mereka.
Tak hanya menampung, Lim Jin bahkan mau mengajari Gong-seon bernyanyi pansori setelah mendengar vokalnya yang merdu. Adegan pembuka ini terjadi di Gyeongseong (nama lama Seoul) pada tahun 1931.
Setelah itu, adegan berpindah ke Mokpo pada tahun 1965, dan memperlihatkan Jeongnyeon mencari kerang untuk membantu ibunya, Seo Yong-rye (Moon So-ri). Gadis itu juga menjual kerang di pasar bersama kakak perempuannya.
Foto: tvN
Pesona Kim Tae-ri lagi-lagi sangat menonjol dalam drama Korea hasil adaptasi webtoon feminis karya Seo Ireh dan Namon ini. Setelah sukses memerankan anak SMA dalam Twenty-Five Twenty-One, aktris berusia 34 tahun ini kembali memerankan gadis berusia 19 tahun yang beberapa sifatnya mirip dengan Na Hee-do, karakternya dalam drama itu.
Jeongnyeon adalah gadis sembrono yang tomboi dan berani menghadapi apa pun. Ia juga teguh pendirian dan punya cita-cita yang tinggi, mirip Hee-do. Di sini, Tae-ri juga tampil bak remaja dengan perawakannya yang mungil.
Meski sangat mirip, tapi gestur Jeongnyeon dan Na Hee-do sangat berbeda, begitu juga gaya dan ekspresi wajahnya. Di sinilah kecerdasan akting Kim Tae-ri sangat terlihat, membuktikan dirinya yang memang layak mendapatkan penghargaan dari Blue Dragon Film Awards dan Baeksang Arts Awards.
Soal plot ceritanya, Jeongnyeon: The Star is Born juga berjalan mulus dengan cerita yang selalu membuat penasaran. Pada babak-babak awal, penonton akan dibuat penasaran dengan alasan ibu dari Jeongnyeon melarang anaknya bernyanyi.
Foto: tvN
Lalu dalam episode kedua, latar di Mokpo sudah berpindah ke Seoul, dan penonton diperlihatkan Jeongnyeon yang dibenci oleh gadis-gadis anggota teater dari Seoul yang berasal dari keluarga kaya. Kondisi Jeongnyeon yang juga masih lemah dalam hal menari dan berakting pun membuatnya makin jadi bulan-bulanan anggota teater lainnya.
Satu hal yang tampaknya akan menjadi misteri hingga episode-episode berikutnya adalah tentang alasan ibu Jeongnyeon melarang anaknya bernyanyi. Patut diduga, Seo Yong-rye sebenarnya adalah Chae Gong-seon, gadis bersuara indah yang muncul pada adegan pembuka di episode 1.
Sangat mungkin ibu Jeongnyeon ini dulunya adalah penyanyi berbakat seperti anaknya, bahkan sempat menjadi penyanyi pansori. Namun ada peristiwa besar yang membuatnya akhirnya tak lagi menjadi penyanyi, dan memilih mengasingkan diri dan mengganti namanya.
Foto: tvN
Alasan inilah yang akan menarik untuk digali lebih lanjut, dan tentunya akan terus membuat penonton penasaran. Perjalanan Jeongnyeon menghadapi para pembenci dan pesaingnya juga pastinya akan terus menarik untuk diikuti.
Tak hanya mengalahkan rating episode 2 Love Next Door, bahkan rating episode Jeongnyeon hampir mengalahkan rating tertinggi Love Next Door yang jatuh pada episode final, yaitu 8,4%. Padahal, Jeongnyeon masih akan berjalan hingga 10 episode lagi atau totalnya ada 12 episode.
Pesona Kim Tae-ri sebagai pemain utama tampaknya menjadi salah satu alasan tingginya rating episode kedua Jeongnyeon: The Star is Born. Selain itu ceritanya juga tak hanya menyajikan plot yang rapi dan bikin penasaran, juga didukung sinematografi serta nyanyian yang indah.
Jeongnyeon: The Star is Born mengisahkan tentang Yoon Jeongnyeon (Kim Tae-ri) yang terlahir dengan vokal unik, yang membuat suaranya sangat indah saat melakukan pansori (seni menyanyi lagu Korea secara tradisional dengan iringan gendang). Sayangnya, ibunya mati-matian melarang anak bungsunya itu jadi penyanyi pansori.
Karena dilarang, Jeongnyeon memilih kabur ke Seoul demi bergabung menjadi anggota Perusahaan Teater Maeran yang sangat terkenal. Mimpinya hanya satu, yaitu menjadi aktris nomor satu dan punya banyak uang. Namun tentunya ada banyak rintangan yang menghadangnya.
Review Jeongnyeon: The Star is Born Episode 1 dan 2
Jeongnyeon: The Star is Born dimulai dengan adegan pembuka menampilkan Chae Gong-seon (Lee Ga-eun) dan ayahnya (Lee Deok-hwa) yang meminta bantuan seorang mentor pansori bernama Lim Jin (Kang Ji-eun) untuk menampung mereka.
Tak hanya menampung, Lim Jin bahkan mau mengajari Gong-seon bernyanyi pansori setelah mendengar vokalnya yang merdu. Adegan pembuka ini terjadi di Gyeongseong (nama lama Seoul) pada tahun 1931.
Setelah itu, adegan berpindah ke Mokpo pada tahun 1965, dan memperlihatkan Jeongnyeon mencari kerang untuk membantu ibunya, Seo Yong-rye (Moon So-ri). Gadis itu juga menjual kerang di pasar bersama kakak perempuannya.
Foto: tvN
Pesona Kim Tae-ri lagi-lagi sangat menonjol dalam drama Korea hasil adaptasi webtoon feminis karya Seo Ireh dan Namon ini. Setelah sukses memerankan anak SMA dalam Twenty-Five Twenty-One, aktris berusia 34 tahun ini kembali memerankan gadis berusia 19 tahun yang beberapa sifatnya mirip dengan Na Hee-do, karakternya dalam drama itu.
Jeongnyeon adalah gadis sembrono yang tomboi dan berani menghadapi apa pun. Ia juga teguh pendirian dan punya cita-cita yang tinggi, mirip Hee-do. Di sini, Tae-ri juga tampil bak remaja dengan perawakannya yang mungil.
Meski sangat mirip, tapi gestur Jeongnyeon dan Na Hee-do sangat berbeda, begitu juga gaya dan ekspresi wajahnya. Di sinilah kecerdasan akting Kim Tae-ri sangat terlihat, membuktikan dirinya yang memang layak mendapatkan penghargaan dari Blue Dragon Film Awards dan Baeksang Arts Awards.
Soal plot ceritanya, Jeongnyeon: The Star is Born juga berjalan mulus dengan cerita yang selalu membuat penasaran. Pada babak-babak awal, penonton akan dibuat penasaran dengan alasan ibu dari Jeongnyeon melarang anaknya bernyanyi.
Foto: tvN
Lalu dalam episode kedua, latar di Mokpo sudah berpindah ke Seoul, dan penonton diperlihatkan Jeongnyeon yang dibenci oleh gadis-gadis anggota teater dari Seoul yang berasal dari keluarga kaya. Kondisi Jeongnyeon yang juga masih lemah dalam hal menari dan berakting pun membuatnya makin jadi bulan-bulanan anggota teater lainnya.
Satu hal yang tampaknya akan menjadi misteri hingga episode-episode berikutnya adalah tentang alasan ibu Jeongnyeon melarang anaknya bernyanyi. Patut diduga, Seo Yong-rye sebenarnya adalah Chae Gong-seon, gadis bersuara indah yang muncul pada adegan pembuka di episode 1.
Sangat mungkin ibu Jeongnyeon ini dulunya adalah penyanyi berbakat seperti anaknya, bahkan sempat menjadi penyanyi pansori. Namun ada peristiwa besar yang membuatnya akhirnya tak lagi menjadi penyanyi, dan memilih mengasingkan diri dan mengganti namanya.
Foto: tvN
Alasan inilah yang akan menarik untuk digali lebih lanjut, dan tentunya akan terus membuat penonton penasaran. Perjalanan Jeongnyeon menghadapi para pembenci dan pesaingnya juga pastinya akan terus menarik untuk diikuti.