Atlantic Records, Label Musik Rose BLACKPINK Kolaps

Jum'at, 27 September 2024 - 19:01 WIB
loading...
Atlantic Records, Label...
Atlantic Records harus melakukan pemecatan para eksekutifnya demi restrukturisasi perusahaan. Foto/Dok. Atlantic Records
A A A
JAKARTA - Rose BLACKPINK baru-baru ini mengabarkan bahwa ia telah resmi bergabung dengan Atlantic Records untuk kontrak solo globalnya. Padahal, label musik di bawah Warner Music Group ini tengah mengalami banyak PHK dan sedang melakukan restrukturisasi.

Atlantic Records adalah sebuah label rekaman musik yang telah beroperasi selama 77 tahun. Label ini terkenal dengan para musisinya yang berkecimpung dalam genre musik R&B, rock and roll, dan jazz. Beberapa musisi yang dinaungi oleh Atlantic Records adalah Cardi B, Sean Paul, Jay Z, Charli XCX, hingga Ed Sheeran.


Warner Music Group Terjerat Utang, Lakukan Restrukturisasi


Warner Music Group (WMG) adalah sebuah perusahaan rekaman yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan ini merupakan label rekaman terbesar ketiga di dunia. Bersama Sony dan Universal, Warner mendapat julukan ''The Big Three".

Perusahaan ini berkedudukan di New York dan telah memiliki cabang di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Perusahaan ini mulai bernama "Warner Music Group" sejak 2003.

Selanjutnya, untuk anak perusahaan dibawah WMG adalah Atlantic Records Group, Alternative Distribution Alliance, Elektra Records, Rhino Entertainment, Warner Records, dan Warner Chappell Music. Pada 2004, Elektra masuk ke Atlantic Records Group.

Belakangan ini Warner Music Groups mengalami kolaps akibat banyaknya utang dari promosi album yang dilakukan label ini untuk para artisnya. Promosi ini termasuk menyetel lagu yang baru rilis di radio, playlisting di platform streaming, dan lainnya.

Hal ini terlihat dari laporan yang dirilis oleh Warner Music bahwa total net atau penghasilan bersih yang mereka hasilkan dilaporkan hanya mencapai USD160 juta saja dengan total keseluruhan dari semua artis yang dinaungi oleh Warner Music.

Selanjutnya melalui laporan tersebut juga, Warner Music Group melaporkan bahwa pendapatan rekaman musik turun 2,4% (atau 1,1% dalam mata uang konstan) didorong oleh penurunan layanan artis dan pendapatan hak cipta, fisik, dan lisensi yang diperluas, sebagian diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan digital.

Data tersebut, tidak termasuk dampak dari penghentian Bertelsmann Music Group atau BMG (perusahaan penerbitan musik) sebesar USD26 juta dan pembaruan Lisensi Digital sebesar USD3 juta. Pendapatan rekaman musik turun 0,2% (atau naik 1,2% dalam mata uang konstan).

Per 30 Juni 2024, perusahaan melaporkan saldo kas sebesar USD607 juta, dengan total utang sebesar USD3.978 miliar, dan utang bersih (didefinisikan sebagai total utang, dikurangi biaya pembiayaan yang ditangguhkan, premi dan diskon, dikurangi kas dan setara kas) sebesar USD3.371 miliar.

Akibat hal ini, WMG pun melakukan banyak pemecatan karyawannya, termasuk mereka yang di posisi eksekutif. Mereka telah melakukan empat gelombang PHK, dan Atlantic Records ikut terkena imbasnya. Sumber Billboard melaporkan bahwa ada sekitar 150-175 orang yang terkena PHK.

Kabar PHK ini pun sudah diketahui oleh artis di dalam maupun luar Atlantic Records dan UMG. Penyanyi Ava Max yang berada dalam naungan Atlantic Records menulis di akun X-nya pada 22 September lalu, yang menggambarkan kondisi di labelnya itu.

"Separuh (orang) di label dipecat. Tidak ada manajemen," tulisnya.

Adapun rapper Nicki Minaj sebelumnya pada 19 September di X, malah mengolok-olok para eksekutif dan karyawan yang dipecat dengan mengatakan bahwa "UPS buka lowongan". Ia juga menganjurkan untuk mereka melamar di label musik yang ia miliki, yaitu Heavy on It.

Terkait artis K-pop, beberapa di antaranya yang memiliki kontrak dengan WMG adalah IU, SF9, TWICE, dan B1A4. Namun kontrak ini masih belum diketahui secara jelas, apakah hanya kontrak untuk distribusi album mereka atau terkait juga dengan manajemennya.



Untuk menangani masalah finansial ini, WMG melakukan restrukturisasi dan akan mengangkat CEO 10K Projects Elliot Grainge sebagai CEO baru Atlantic Records Group, sekaligus menggabungkan 10K Project ke dalam Atlantic Records Group. Grainge akan menjabat mulai 1 Oktober 2024.

Itulah penjelasan tentang Atlantic Records dan Warner Music Group yang kini tengah menghadapi kesulitan keuangan dan melakukan restrukturisasi.

MG/Priscilla Waworuntu
(ita)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2371 seconds (0.1#10.140)