3 Inti Penting Ending Drakor Twinkling Watermelon, Ini Bukan soal Romansa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Drama Korea Twinkling Watermelon telah menyelesaikan 16 episodenya di Viu. Berakhir happy ending, ada banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik berdasarkan inti ceritanya.
Meski ratingnya tergolong biasa saja di Korea (rating episode final 4,4%), tapi serial tvN ini populer di platform streaming (OTT). Ini terbukti dengan posisinya yang ada di peringkat kelima untuk drama TV+OTT versi Good Data Corporation pada awal November 2023. Sedangkan ratingnya di MyDramaList juga sangat tinggi, mencapai 9,1/10 dari 5.576 pengguna.
Peringatan: tulisan ini mengandung spoiler akhir cerita
Pada episode final atau episode 16 yang tayang semalam (14/11), diceritakan bahwa Eun-gyeol (Ryeoun) gagal mencegah kecelakaan yang terjadi pada Yi Chan (Choi Hyun-wook. Ini artinya, takdir Yi Chan tak berubah, ia tetap mengalami kerusakan pendengaran.
Meski begitu, masa depan keluarga mereka justru jauh lebih baik. Saat Eun-gyeol kembali ke tahun 2023, ayah dan ibunya telah menjadi konglomerat, band milik Eun-gyeol memiliki popularitas tinggi, dan bahkan Yi Chan tetap terhubung dengan teman-teman bandnya saat SMA dulu.
Yang lebih penting, keluarga mereka hidup bahagia meski Yi Chan tetap tuli. Selain itu, Eun-gyeol juga kembali bertemu dengan Eun-yoo (Seol In-ah).
Nah, berikut ini inti dari ending atau akhir cerita drama Korea Twinkling Watermelon, sekaligus pelajaran hidup yang bisa kita ambil bersama.
Foto: tvN
Inti cerita Twinkling Watermelon sedari awal adalah tentang Eun-gyeol yang lahir sebagai CODA, satu-satunya anak nondisabilitas di tengah keluarga tuli. Meski lahir sebagai anak bungsu, tapi kondisi tersebut membuat Eun-gyeol merasa harus bertanggung jawab atas banyak hal yang terjadi dalam keluarganya.
Ia yang menghubungkan ayah, ibu, serta kakaknya dengan dunia luar, dengan membantu berkomunikasi dengan orang lain. Ia juga yang kerap menjaga kakaknya, termasuk dengan menemaninya berlatih taekwondo.
Yang paling berat, ia harus selalu menjadi trofi bagi ayahnya alias menjadi anak yang bisa membuat keluarganya bangga sekaligus dipandang oleh orang lain. Singkat kata, Eun-gyeol merasa harus selalu bertanggung jawab atas kestabilan dalam keluarganya.
Bahkan saat ia 'dipindahkan' ke tahun 1990-an, insting 'meluruskan hidup' keluarga langsung menancap di kepalanya saat ia mengetahui bahwa ayahnya, Yi Chan, ternyata bisa bicara dan mendengar saat masih muda. Ia seolah menemukan misinya pada era itu, yaitu mencegah kecelakaan yang menimpa Yi Chan agar ayahnya itu tidak tuli pada masa depan.
Namun nyatanya, niat Master mengirim Eun-gyeol bukanlah untuk mencegah Yi Chan tuli, melainkan mengubah hal-hal lain yang lebih penting dan mendasar. Ini mulai dari memberinya kesempatan bagi Eun-gyeol untuk merasakan masa muda layaknya remaja pada umumnya, merasakan cinta pertama, serta membimbing ayah dan ibunya untuk menjalani hidup yang lebih baik agar masa depan mereka pada 2023 bisa berubah.
Satu hal yang sangat penting yang diucapkan Yi Chan pada En-gyeol sebelum anaknya itu pulang ke tahun 2023 adalah untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri atas kecelakaan yang terjadi. Bahwa ia (Yi Chan) akan menderita untuk sementara waktu, tapi tak akan putus asa.
"Kecelakaan tetaplah kecelakaan.... Saat akhirnya kamu bisa menyingkirkan wajah bersalahmu itu, kembalilah untuk menemuiku," ujar Yi Chan pada Eun-gyeol saat akhir pertemuan mereka pada era 1995.
Sejalan dengan perkataan Yi Chan, Master juga mengatakan bahwa yang perlu dilakukan Eun-gyeol adalah berjuang dan bertahan. Karena nantinya, semesta akan memberinya hadiah-hadiah kecil dalam kehidupannya. Terbukti, saat kembali ke tahun 2023, Eun-gyeol menerima seluruh kado manisnya dari hasil kerja keras membantu ayah dan ibunya dalam menjalani masa remaja mereka.
Foto: tvN
Seperti telah disebutkan, saat menjalani hidup pada tahun 1990-an, Eun-gyeol bertekad mencegah kecelakaan yang terjadi pada ayahnya saat sang ayah masih muda. Tujuannya tentu saja karena Eun-gyeol merasa bahwa jika saja ayahnya bukan penyandang disabilitas, maka hidup mereka akan lebih baik pada masa 2023.
Namun nyatanya, jalan cerita Twinkling Watermelon tidak menempatkan masalah disabilitas Yi Chan sebagai hal yang penting untuk diubah atau diperbaiki. Justru, hal-hal seperti cara menghabiskan masa muda, hubungan antar-anggota keluarga, dan hubungan pertemanan yang harus diubah dari buruk menjadi lebih baik.
Itulah mengapa ceritanya fokus pada usaha Eun-gyeol membuat masa muda Yi Chan menjadi lebih baik dengan menjadi tutor belajar dan rekan satu bandnya. Ia juga membimbing Cheong-ah (Shin Eun-soo) untuk belajar bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan dunia. Juga menyadarkan ayah Cheong-ah agar ia bisa dekat dengan anaknya.
Tidak menjadikan disabilitas sebagai sesuatu yang harus diperbaiki juga memberi sinyal simpati pada para penyandang disabilitas. Ini karena mereka kerap dianggap sebagai golongan yang "tidak sempurna" karena "disabilitas adalah sebuah kelemahan".
Namun justru dalam Twinkling Watermelon, memperbaiki kualitas hidup jauh lebih penting daripada mencegah kecelakaan yang membuat seseorang menjadi penyandang disabilitas. Ini juga memberi pelajaran hidup, bahwa apa pun yang terjadi, hidup harus bisa dijalani dengan berani, karena jika dijalani sebaik mungkin, maka hasil yang baik juga akan bisa dinikmati.
Foto: tvN
Sebagian penonton Twinkling Watermelon mengeluh bahwa jalan cerita drama Korea ini lambat, dan tak banyak scene yang menampilkan Yi Chan dan Cheong-ah berdua. Ini artinya, sebagian penonton tersebut berharap agar kisah romantis antara dua karakter ini bisa lebih menonjol dibanding plot cerita lainnya.
Hal ini bisa dimaklumi karena beberapa konten promosi Twinkling Watermelon mengarahkan bahwa ini adalah drama Korea romantis berlatar dunia remaja. Dalam beberapa publikasi, genre serial ini pun disebut sebagai drama romantis.
Namun nyatanya, Twinkling Watermelon lebih cocok disebut sebagai serial coming of age. Istilah ini dipakai untuk cerita yang mengisahkan proses perubahan individu dari masa remaja ke dewasa muda dengan segala krisis dan perjuangan yang harus dilakukannya.
Ini tentu saja juga melibatkan kisah bromance dan persahabatan, juga hubungan dengan keluarga. Cerita cinta tentu juga termasuk karena romansa tak mungkin lepas dari kehidupan remaja, tapi ini bukanlah inti yang ingin diceritakan dalam Twinkling Watermelon.
Jadi pilihan sutradara dan penulis skenario Twinkling Watermelon, Son Jung-hyun dan Jin Soo-wan, yang memfokuskan ceritanya pada sosok Eun-gyeol, juga Eun-yoo, bisa dibilang sudah tepat. Ini mengingat keduanya adalah sosok penting penjelajah waktu yang punya motivasi kuat untuk mengubah masa lalu keluarga mereka demi masa depan yang lebih baik.
Lihat Juga: Sinopsis Drama Korea Social Savvy Class 101, Kisah Romantis Masa SMA Kim Woo Seok dan Kang Na Eon
Meski ratingnya tergolong biasa saja di Korea (rating episode final 4,4%), tapi serial tvN ini populer di platform streaming (OTT). Ini terbukti dengan posisinya yang ada di peringkat kelima untuk drama TV+OTT versi Good Data Corporation pada awal November 2023. Sedangkan ratingnya di MyDramaList juga sangat tinggi, mencapai 9,1/10 dari 5.576 pengguna.
Peringatan: tulisan ini mengandung spoiler akhir cerita
Pada episode final atau episode 16 yang tayang semalam (14/11), diceritakan bahwa Eun-gyeol (Ryeoun) gagal mencegah kecelakaan yang terjadi pada Yi Chan (Choi Hyun-wook. Ini artinya, takdir Yi Chan tak berubah, ia tetap mengalami kerusakan pendengaran.
Meski begitu, masa depan keluarga mereka justru jauh lebih baik. Saat Eun-gyeol kembali ke tahun 2023, ayah dan ibunya telah menjadi konglomerat, band milik Eun-gyeol memiliki popularitas tinggi, dan bahkan Yi Chan tetap terhubung dengan teman-teman bandnya saat SMA dulu.
Yang lebih penting, keluarga mereka hidup bahagia meski Yi Chan tetap tuli. Selain itu, Eun-gyeol juga kembali bertemu dengan Eun-yoo (Seol In-ah).
Nah, berikut ini inti dari ending atau akhir cerita drama Korea Twinkling Watermelon, sekaligus pelajaran hidup yang bisa kita ambil bersama.
1. Jangan Selalu Merasa Bersalah dan Menanggung Beban Banyak Orang Sendirian
Foto: tvN
Inti cerita Twinkling Watermelon sedari awal adalah tentang Eun-gyeol yang lahir sebagai CODA, satu-satunya anak nondisabilitas di tengah keluarga tuli. Meski lahir sebagai anak bungsu, tapi kondisi tersebut membuat Eun-gyeol merasa harus bertanggung jawab atas banyak hal yang terjadi dalam keluarganya.
Ia yang menghubungkan ayah, ibu, serta kakaknya dengan dunia luar, dengan membantu berkomunikasi dengan orang lain. Ia juga yang kerap menjaga kakaknya, termasuk dengan menemaninya berlatih taekwondo.
Yang paling berat, ia harus selalu menjadi trofi bagi ayahnya alias menjadi anak yang bisa membuat keluarganya bangga sekaligus dipandang oleh orang lain. Singkat kata, Eun-gyeol merasa harus selalu bertanggung jawab atas kestabilan dalam keluarganya.
Bahkan saat ia 'dipindahkan' ke tahun 1990-an, insting 'meluruskan hidup' keluarga langsung menancap di kepalanya saat ia mengetahui bahwa ayahnya, Yi Chan, ternyata bisa bicara dan mendengar saat masih muda. Ia seolah menemukan misinya pada era itu, yaitu mencegah kecelakaan yang menimpa Yi Chan agar ayahnya itu tidak tuli pada masa depan.
Namun nyatanya, niat Master mengirim Eun-gyeol bukanlah untuk mencegah Yi Chan tuli, melainkan mengubah hal-hal lain yang lebih penting dan mendasar. Ini mulai dari memberinya kesempatan bagi Eun-gyeol untuk merasakan masa muda layaknya remaja pada umumnya, merasakan cinta pertama, serta membimbing ayah dan ibunya untuk menjalani hidup yang lebih baik agar masa depan mereka pada 2023 bisa berubah.
Satu hal yang sangat penting yang diucapkan Yi Chan pada En-gyeol sebelum anaknya itu pulang ke tahun 2023 adalah untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri atas kecelakaan yang terjadi. Bahwa ia (Yi Chan) akan menderita untuk sementara waktu, tapi tak akan putus asa.
"Kecelakaan tetaplah kecelakaan.... Saat akhirnya kamu bisa menyingkirkan wajah bersalahmu itu, kembalilah untuk menemuiku," ujar Yi Chan pada Eun-gyeol saat akhir pertemuan mereka pada era 1995.
Sejalan dengan perkataan Yi Chan, Master juga mengatakan bahwa yang perlu dilakukan Eun-gyeol adalah berjuang dan bertahan. Karena nantinya, semesta akan memberinya hadiah-hadiah kecil dalam kehidupannya. Terbukti, saat kembali ke tahun 2023, Eun-gyeol menerima seluruh kado manisnya dari hasil kerja keras membantu ayah dan ibunya dalam menjalani masa remaja mereka.
2. Disabilitas 'Bukan Hal yang Penting'
Foto: tvN
Seperti telah disebutkan, saat menjalani hidup pada tahun 1990-an, Eun-gyeol bertekad mencegah kecelakaan yang terjadi pada ayahnya saat sang ayah masih muda. Tujuannya tentu saja karena Eun-gyeol merasa bahwa jika saja ayahnya bukan penyandang disabilitas, maka hidup mereka akan lebih baik pada masa 2023.
Namun nyatanya, jalan cerita Twinkling Watermelon tidak menempatkan masalah disabilitas Yi Chan sebagai hal yang penting untuk diubah atau diperbaiki. Justru, hal-hal seperti cara menghabiskan masa muda, hubungan antar-anggota keluarga, dan hubungan pertemanan yang harus diubah dari buruk menjadi lebih baik.
Itulah mengapa ceritanya fokus pada usaha Eun-gyeol membuat masa muda Yi Chan menjadi lebih baik dengan menjadi tutor belajar dan rekan satu bandnya. Ia juga membimbing Cheong-ah (Shin Eun-soo) untuk belajar bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan dunia. Juga menyadarkan ayah Cheong-ah agar ia bisa dekat dengan anaknya.
Tidak menjadikan disabilitas sebagai sesuatu yang harus diperbaiki juga memberi sinyal simpati pada para penyandang disabilitas. Ini karena mereka kerap dianggap sebagai golongan yang "tidak sempurna" karena "disabilitas adalah sebuah kelemahan".
Namun justru dalam Twinkling Watermelon, memperbaiki kualitas hidup jauh lebih penting daripada mencegah kecelakaan yang membuat seseorang menjadi penyandang disabilitas. Ini juga memberi pelajaran hidup, bahwa apa pun yang terjadi, hidup harus bisa dijalani dengan berani, karena jika dijalani sebaik mungkin, maka hasil yang baik juga akan bisa dinikmati.
3. Romansa Bukan Inti Cerita Twinkling Watermelon
Foto: tvN
Sebagian penonton Twinkling Watermelon mengeluh bahwa jalan cerita drama Korea ini lambat, dan tak banyak scene yang menampilkan Yi Chan dan Cheong-ah berdua. Ini artinya, sebagian penonton tersebut berharap agar kisah romantis antara dua karakter ini bisa lebih menonjol dibanding plot cerita lainnya.
Hal ini bisa dimaklumi karena beberapa konten promosi Twinkling Watermelon mengarahkan bahwa ini adalah drama Korea romantis berlatar dunia remaja. Dalam beberapa publikasi, genre serial ini pun disebut sebagai drama romantis.
Namun nyatanya, Twinkling Watermelon lebih cocok disebut sebagai serial coming of age. Istilah ini dipakai untuk cerita yang mengisahkan proses perubahan individu dari masa remaja ke dewasa muda dengan segala krisis dan perjuangan yang harus dilakukannya.
Ini tentu saja juga melibatkan kisah bromance dan persahabatan, juga hubungan dengan keluarga. Cerita cinta tentu juga termasuk karena romansa tak mungkin lepas dari kehidupan remaja, tapi ini bukanlah inti yang ingin diceritakan dalam Twinkling Watermelon.
Jadi pilihan sutradara dan penulis skenario Twinkling Watermelon, Son Jung-hyun dan Jin Soo-wan, yang memfokuskan ceritanya pada sosok Eun-gyeol, juga Eun-yoo, bisa dibilang sudah tepat. Ini mengingat keduanya adalah sosok penting penjelajah waktu yang punya motivasi kuat untuk mengubah masa lalu keluarga mereka demi masa depan yang lebih baik.
Lihat Juga: Sinopsis Drama Korea Social Savvy Class 101, Kisah Romantis Masa SMA Kim Woo Seok dan Kang Na Eon
(ita)