4 Alasan The Worst of Evil Lebih Cocok Disebut Sad Ending

Kamis, 26 Oktober 2023 - 09:23 WIB
loading...
4 Alasan The Worst of Evil Lebih Cocok Disebut Sad Ending
Ending The Worst of Evil lebih cocok disebut sad atau tragic ending dibanding happy atau bittersweet ending. Foto/Disney+
A A A
JAKARTA - Drama Korea The Worst of Evil telah usai dengan 12 episode. Meski penyamaran yang dilakukan Junmo berakhir baik, tapi serial ini rasanya lebih tepat disebut berakhir tragis.

Peringatan: tulisan ini mengandung spoiler seluruh akhir cerita

Pada akhir cerita, digambarkan bahwa penyamaran Junmo (Ji Chang-wook) sebagai Seungho sukses besar. Tak cuma geng Gangnam Union dan seluruh pentolannya yang berhasil ditangkap, tapi pabrik narkoba di China juga berhasil digerebek. Tak ketinggalan, geng pembeli dan pengedar di Jepang juga ditangkap.

Selain itu, polisi menyebalkan yang juga korup, Hwang Mingoo (Yoon Kyung-ho) yang bekerja di Kantor Polisi Gangnam, juga mati ditusuk Lee Haeryeon (Bibi). Sedangkan perempuan itu berhasil melarikan diri berkat petunjuk Jun-mo dan pengawalnya.



Meski begitu, nasib para karakter utamanya, yaitu Junmo, Gicheul (Wi Ha-joon), dan Euijeong (Im Se-mi) justru berakhir menyedihkan. Bahkan bisa dibilang, hidup mereka menjadi tragis.

Berikut ini lima alasan The Worst of Evil lebih cocok disebut berakhir sad ending dibanding happy ending atau bittersweet ending.

1. Pernikahan Junmo dan Euijeong Berakhir

4 Alasan The Worst of Evil Lebih Cocok Disebut Sad Ending

Foto: Disney+


Pada awal cerita, digambarkan bahwa Junmo dan Euijeong adalah pasangan suami-istri dengan cinta yang kuat. Meski ayah Euijeong kerap meremehkan Junmo di depan keluarga besarnya karena pangkatnya yang lebih rendah dibanding Euijeong, tapi istrinya itu setia membesarkan hati Junmo.

Saat Junmo mulai masuk menyamar, Euijeong juga mau membantu kepolisian dan kejaksaan demi memudahkan kerja suaminya itu. Ia rela masuk lagi ke masa lalunya bersama Gicheul serta membahayakan dirinya sendiri.

Namun terlalu dalam masuk dalam intrik penyamaran dan penyelidikan membuat keduanya mengalami luka batin yang terlalu dalam. Pada akhir cerita The Worst of Evil, digambarkan bahwa Junmo dan Euijeong mendapatkan penghargaan atas keberhasilan menyelesaikan kasus narkoba kelas kakap. Namun mereka duduk jauh terpisah, dan pergi sendiri-sendiri. Ini menunjukkan bahwa hubungan mereka tidak lagi seperti dulu.

Pernikahan mereka terkonfirmasi berakhir saat Junmo datang ke makam Gicheul, dan menaruh cincin kawinnya di atas pusara. Di sampingnya juga ada bunga yang diikat dengan kalung yang diberikan Euijeong pada Gicheul saat mereka masih SMA. Ini menunjukkan bahwa Euijeong sebelumnya datang ke makan mantan kekasihnya itu.

Scene di akhir cerita The Worst of Evil ini terasa sangat memilukan karena meski penyamaran Junmo dan campur tangan Euijeong berhasil dan mereka mendapat penghargaan, tapi sebagai akibatnya, pernikahan mereka yang penuh cinta malah hancur.

Ini seolah membuktikan perkataan terakhir Gicheul sebelum ia ditembak mati oleh Junmo, bahkan perbuatan pasangan suami istri itu pada dirinya harus dibayar saat keduanya masih hidup.

2. Junmo Menembak Mati Gicheul, meski Ia sangat Menghormatinya sampai Akhir

4 Alasan The Worst of Evil Lebih Cocok Disebut Sad Ending

Foto: Disney+


Akhir hubungan dua karakter utama ini memang bisa ditebak akan berakhir tragis. Hanya saja sampai jelang akhir cerita, penonton masih belum tahu akan seperti apa ujung hubungan mereka.

Jelang akhir cerita, Gicheul diceritakan datang ke apartemen Junmo dan Euijeong untuk menuntut balas atas pengkhianatan yang mereka berdua lakukan. Setelah perdebatan, Gicheul malah berniat untuk menembak dirinya sendiri, tapi Junmo dengan cepat malah menembak Gicheul, membuatnya mati kehabisan darah.

Ada beberapa spekulasi yang bisa diberikan mengapa Junmo memilih menembak mati Gicheul alih-alih membiarkan pria itu bunuh diri. Pertama, bisa jadi demi menjaga kehormatan Gicheul.

Kedua, bisa jadi demi ego Junmo sebagai polisi yang ingin dianggap sukses. Ini bisa dilihat dari ucapan Junmo ditelepon setelah ia menembak Gicheul. Ia mengatakan bahwa dirinya telah menangkap Gicheul, bukan menelepon ambulans.

Adapun untuk alasan pertama, hubungan Junmo dan Gicheul bisa dibilang sangat rumit. Meski Junmo bertugas untuk menumbangkan Gicheul, tapi tersirat bahwa Junmo punya simpati dan mengagumi pria itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1327 seconds (0.1#10.140)