7 Momen BTS Paling Menyedihkan Sepanjang 10 Tahun Berkarier
loading...
A
A
A
JAKARTA - BTS merayakan ulang tahunnya yang ke-10 pada 13 Juni 2023. Sepanjang satu dekade berkarier, grup ini mengalami banyak peristiwa pahit, juga mengharukan.
BTS debut pada 2013 di bawah agensi kecil bernama BigHit Entertainment (kini bernama Hybe). Grup K-pop yang lahir dari agensi kecil umumnya tak akan bertahan lama, bahkan biasanya tak sanggup melewati 'kutukan' tujuh tahun berkarier. Umumnya bubar sebelum waktunya karena tak mendapat dukungan finansial dan penggemar yang cukup.
Minimnya bujet untuk mempromosikan BTS justru membuat grup itu dan BigHit menempuh cara yang berbeda. Mereka jadi grup K-pop pertama yang sangat aktif menggunakan media sosial (saat itu Twitter dan YouTube) untuk berkomunikasi dengan para pendengar musik mereka.
Bermodalkan musik bagus, lirik yang relevan dengan kehidupan anak muda, dan interaksi intens dengan penggemar, BTS pun kini punya pengaruh yang sangat besar dalam budaya pop. Mereka masih menjadi artis dengan piala utama (daesang) terbanyak di Korea. Juga grup K-pop satu-satunya yang berhasil meraih piala Billboard Music Awards dan American Music Awards, serta lima kali sebagai nomine Grammy Awards.
Mereka juga punya kontribusi besar mengangkat citra Korea Selatan ke dunia internasional, salah satunya dengan berpidato di PBB dan Gedung Putih di Amerika Serikat. Mereka pun menjadi satu-satunya idol K-pop dan warga Korea termuda yang meraih The Order of Cultural Merit dari Presiden Korea Selatan, termasuk juga mendapat paspor diplomat.
Namun sebelumnya, ada banyak peristiwa pahit yang harus mereka jalani untuk sampai pada kejayaan tersebut. Berikut ini beberapa peristiwa paling menyedihkan yang pernah BTS alami.
Foto: BigHit Entertainment
Pada Mei 2015 atau dua tahun setelah debut, BTS baru mulai menunjukkan popularitasnya. Namun saat itu juga mereka dituduh melakukan sajaegi, yaitu saat perusahaan membeli album fisik artis mereka sendiri secara masif untuk menaikkan angka penjualannya.
Tuduhan ini muncul saat mini-album ketiga BTS yang bertajuk The Most Beautiful Moment in Life Pt. 1 berhasil mengalahkan angka penjualan album BIGBANG bertajuk Made Series-m berdasarkan data Hanteo. Seperti diketahui, popularitas BIGBANG saat itu sangatlah besar.
Gara-gara ini, BigHit sampai harus membuktikan ke pengadilan bahwa mereka tidak melakukan kecurangan tersebut. Pengadilan lantas mengukuhkan bahwa perusahaan itu tidak melakukan sajaegi, salah satunya karena finansial perusahaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut.
Foto: BigHit Music
Masih soal penjualan album, pada 2016 BTS berhasil memenangkan piala Best Album of the Year dalam Melon Music Awards (MMA). Ini juga membuat BTS menjadi grup pertama di luar tiga agensi besar (SM, YG, JYP) yang berhasil memenangkan daesang, bahkan hingga saat ini.
Namun gara-gara itu pula, Melon dan BTS dituduh telah melakukan kecurangan. Para penggemar dari grup K-pop lain melakukan protes keras kepada Melon, yang lantas dibalas oleh layanan streaming musik tersebut dengan merilis percakapan audio mereka dengan pemerotes untuk menjelaskan perhitungan mereka.
Foto: BigHit Music
Pada awal-awal kariernya terutama pada 2013-2015, BTS juga kerap dituduh melakukan plagiat konsep hingga aksi panggung. Tuduhan tersebut bahkan sempat diungkit seorang wartawan saat konferensi pers BTS pada 2019. Namun tuduhan tersebut pada akhirnya terbukti tidak benar.
Dalam satu kasus, aksi panggung BTS dalam Gaon Awards 2017 juga dituduh plagiat karena sama dengan konsep dari grup lain. Produser dari grup tersebut bahkan juga menyampaikan ketidaksenangannya atas hal tersebut, yang menambah kebencian terhadap BTS makin kuat.
Namun nyatanya, aksi 'plagiat' tersebut adalah kesalahan dari Gaon sebagai penyelenggara acara yang menampilkan video yang sama dengan grup lain saat BTS tampil. Sejak saat itu, BTS pun tak pernah tampil langsung dalam acara penghargaan tersebut.
BTS juga merekam berbagai tuduhan plagiat dan sajaegi itu, dan menampilkannya dalam video saat konser Wings Tour pada 2017.
Foto: via Koreaboo
Pada 2013, dua rapper BTS, yaitu RM dan Suga menghadiri acara hip hop yang juga dihadiri para rapper underground Korea, termasuk senior mereka B-Free. Di depan publik, B-Free menghina RM dan Suga yang pernah tergabung dalam komunitas rapper underground, karena dianggap menggadaikan diri dengan menjadi idol K-pop.
Di Korea, grup idol K-pop kerap dianggap bukan musisi, hanya bisa menari dengan riasan tebal di wajah. RM dan Suga pun dianggap sebagai perempuan karena memakai riasan di atas panggung. Pada akhirnya, B-Free meminta maaf atas perkataannya itu. Adapun belakangan ia juga ditangkap polisi karena memukuli sesama rapper bernama Kingchi Mane.
Foto: via Twitter
Pada suatu acara, Jimin mengenakan kaus terkait kemerdekaan Korea Selatan atas invasi Jepang. Pada 2018, kaus tersebut lantas menjadi kontroversi karena diembuskan oleh anggota partai konservatif di Jepang. Seperti diketahui, hubungan Jepang-Korea kerap jadi hal yang sensitif karena sejarah dua negara tersebut.
Gara-gara hal tersebut, BTS gagal tampil di sebuah stasiun televisi di Jepang. Beberapa ARMY yang terdiri dari akademisi dan penerjemah lantas membuat sebuah proyek tulisan yang disebut White Paper Project. Tulisan berisi ratusan halaman tersebut memaparkan sejarah hubungan kedua negara, untuk menetralisir suasana.
Foto: BigHit Music
BTS juga kerap menjadi korban langsung ancaman pembunuhan dan rasisme di Amerika Serikat dan Eropa. Ancaman pembunuhan pertama terjadi pada 2015, saat mereka menggelar fan meeting di New York City dalam rangka tur The Red Bullet.
Gara-gara aksi mengerikan itu, acara bertemu penggemar itu pun dibubarkan. Setelah itu, mereka beberapa kali menerima ancaman serupa saat berada di negara tersebut.
Tak hanya ancaman pembunuhan, rasisme juga kental mereka rasakan saat berada di luar negeri, bahkan banyak yang terekam langsung. Beberapa di antaranya adalah saat mereka menerima penghargaaan sebagai grup terbaik dari majalah Variety. Saat memasuki ruangan, sejumlah fotografer dan wartawan terdengar berbisik-bisik mengomentari riasan wajah mereka.
Soal rasisme, para penyiar televisi dan radio kerap mengolok-olok BTS karena riasan wajah yang tebal, dianggap membawa virus Covid-19, dan berbagai hinaan lainnya yang mayoritas terekam kamera.
Foto:Mnet
Saat menerima penghargaan daesang Artist of the Year Mnet Asian Music Awards (MAMA) 2018, Jin sambil menangis mengatakan bahwa mereka sempat berpikir membubarkan diri setelah kontrak tujuh tahun berakhir. Saat mendengar perkataan tersebut hampir seluruh member BTS ikut menangis, tak terkecuali ARMY dan audiens yang hadir dalam acara tersebut.
Belakangan diketahui, keinginan membubarkan grup tersebut muncul karena tekanan yang berat seiring popularitas yang meningkat. Ini membuat mereka mengalami kelelahan fisik maupun mental.
Baru-baru ini dalam program Suchwita bersama Suga, Jin juga mengatakan bahwa mereka harus bekerja sangat keras sejak debut hingga 2018, hingga nyaris tak pernah libur. Setelah itu, BTS akhirnya memilih untuk libur penuh selamasekitar satu bulan pada 2019. Setelah itu, mereka kembali dengan merilis album Map of the Soul: 7 yang merupakan album terlaris mereka hingga saat ini.
BTS debut pada 2013 di bawah agensi kecil bernama BigHit Entertainment (kini bernama Hybe). Grup K-pop yang lahir dari agensi kecil umumnya tak akan bertahan lama, bahkan biasanya tak sanggup melewati 'kutukan' tujuh tahun berkarier. Umumnya bubar sebelum waktunya karena tak mendapat dukungan finansial dan penggemar yang cukup.
Minimnya bujet untuk mempromosikan BTS justru membuat grup itu dan BigHit menempuh cara yang berbeda. Mereka jadi grup K-pop pertama yang sangat aktif menggunakan media sosial (saat itu Twitter dan YouTube) untuk berkomunikasi dengan para pendengar musik mereka.
Bermodalkan musik bagus, lirik yang relevan dengan kehidupan anak muda, dan interaksi intens dengan penggemar, BTS pun kini punya pengaruh yang sangat besar dalam budaya pop. Mereka masih menjadi artis dengan piala utama (daesang) terbanyak di Korea. Juga grup K-pop satu-satunya yang berhasil meraih piala Billboard Music Awards dan American Music Awards, serta lima kali sebagai nomine Grammy Awards.
Mereka juga punya kontribusi besar mengangkat citra Korea Selatan ke dunia internasional, salah satunya dengan berpidato di PBB dan Gedung Putih di Amerika Serikat. Mereka pun menjadi satu-satunya idol K-pop dan warga Korea termuda yang meraih The Order of Cultural Merit dari Presiden Korea Selatan, termasuk juga mendapat paspor diplomat.
Namun sebelumnya, ada banyak peristiwa pahit yang harus mereka jalani untuk sampai pada kejayaan tersebut. Berikut ini beberapa peristiwa paling menyedihkan yang pernah BTS alami.
1. Dituduh Curang hingga Dibawa ke Pengadilan
Foto: BigHit Entertainment
Pada Mei 2015 atau dua tahun setelah debut, BTS baru mulai menunjukkan popularitasnya. Namun saat itu juga mereka dituduh melakukan sajaegi, yaitu saat perusahaan membeli album fisik artis mereka sendiri secara masif untuk menaikkan angka penjualannya.
Tuduhan ini muncul saat mini-album ketiga BTS yang bertajuk The Most Beautiful Moment in Life Pt. 1 berhasil mengalahkan angka penjualan album BIGBANG bertajuk Made Series-m berdasarkan data Hanteo. Seperti diketahui, popularitas BIGBANG saat itu sangatlah besar.
Gara-gara ini, BigHit sampai harus membuktikan ke pengadilan bahwa mereka tidak melakukan kecurangan tersebut. Pengadilan lantas mengukuhkan bahwa perusahaan itu tidak melakukan sajaegi, salah satunya karena finansial perusahaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut.
2. Dituduh Curang karena Memenangkan Piala Utama
Foto: BigHit Music
Masih soal penjualan album, pada 2016 BTS berhasil memenangkan piala Best Album of the Year dalam Melon Music Awards (MMA). Ini juga membuat BTS menjadi grup pertama di luar tiga agensi besar (SM, YG, JYP) yang berhasil memenangkan daesang, bahkan hingga saat ini.
Namun gara-gara itu pula, Melon dan BTS dituduh telah melakukan kecurangan. Para penggemar dari grup K-pop lain melakukan protes keras kepada Melon, yang lantas dibalas oleh layanan streaming musik tersebut dengan merilis percakapan audio mereka dengan pemerotes untuk menjelaskan perhitungan mereka.
3. Dituduh Plagiat Berkali-kali
Foto: BigHit Music
Pada awal-awal kariernya terutama pada 2013-2015, BTS juga kerap dituduh melakukan plagiat konsep hingga aksi panggung. Tuduhan tersebut bahkan sempat diungkit seorang wartawan saat konferensi pers BTS pada 2019. Namun tuduhan tersebut pada akhirnya terbukti tidak benar.
Dalam satu kasus, aksi panggung BTS dalam Gaon Awards 2017 juga dituduh plagiat karena sama dengan konsep dari grup lain. Produser dari grup tersebut bahkan juga menyampaikan ketidaksenangannya atas hal tersebut, yang menambah kebencian terhadap BTS makin kuat.
Namun nyatanya, aksi 'plagiat' tersebut adalah kesalahan dari Gaon sebagai penyelenggara acara yang menampilkan video yang sama dengan grup lain saat BTS tampil. Sejak saat itu, BTS pun tak pernah tampil langsung dalam acara penghargaan tersebut.
BTS juga merekam berbagai tuduhan plagiat dan sajaegi itu, dan menampilkannya dalam video saat konser Wings Tour pada 2017.
4. Dianggap Bukan Rapper oleh Para Rapper Underground Korea
Foto: via Koreaboo
Pada 2013, dua rapper BTS, yaitu RM dan Suga menghadiri acara hip hop yang juga dihadiri para rapper underground Korea, termasuk senior mereka B-Free. Di depan publik, B-Free menghina RM dan Suga yang pernah tergabung dalam komunitas rapper underground, karena dianggap menggadaikan diri dengan menjadi idol K-pop.
Di Korea, grup idol K-pop kerap dianggap bukan musisi, hanya bisa menari dengan riasan tebal di wajah. RM dan Suga pun dianggap sebagai perempuan karena memakai riasan di atas panggung. Pada akhirnya, B-Free meminta maaf atas perkataannya itu. Adapun belakangan ia juga ditangkap polisi karena memukuli sesama rapper bernama Kingchi Mane.
5. Dilarang Tampil di Jepang karena Kaus yang Dipakai Jimin
Foto: via Twitter
Pada suatu acara, Jimin mengenakan kaus terkait kemerdekaan Korea Selatan atas invasi Jepang. Pada 2018, kaus tersebut lantas menjadi kontroversi karena diembuskan oleh anggota partai konservatif di Jepang. Seperti diketahui, hubungan Jepang-Korea kerap jadi hal yang sensitif karena sejarah dua negara tersebut.
Gara-gara hal tersebut, BTS gagal tampil di sebuah stasiun televisi di Jepang. Beberapa ARMY yang terdiri dari akademisi dan penerjemah lantas membuat sebuah proyek tulisan yang disebut White Paper Project. Tulisan berisi ratusan halaman tersebut memaparkan sejarah hubungan kedua negara, untuk menetralisir suasana.
6. Ancaman Pembunuhan dan Rasisme di Barat
Foto: BigHit Music
BTS juga kerap menjadi korban langsung ancaman pembunuhan dan rasisme di Amerika Serikat dan Eropa. Ancaman pembunuhan pertama terjadi pada 2015, saat mereka menggelar fan meeting di New York City dalam rangka tur The Red Bullet.
Gara-gara aksi mengerikan itu, acara bertemu penggemar itu pun dibubarkan. Setelah itu, mereka beberapa kali menerima ancaman serupa saat berada di negara tersebut.
Tak hanya ancaman pembunuhan, rasisme juga kental mereka rasakan saat berada di luar negeri, bahkan banyak yang terekam langsung. Beberapa di antaranya adalah saat mereka menerima penghargaaan sebagai grup terbaik dari majalah Variety. Saat memasuki ruangan, sejumlah fotografer dan wartawan terdengar berbisik-bisik mengomentari riasan wajah mereka.
Soal rasisme, para penyiar televisi dan radio kerap mengolok-olok BTS karena riasan wajah yang tebal, dianggap membawa virus Covid-19, dan berbagai hinaan lainnya yang mayoritas terekam kamera.
7. BTS Sempat Terpikir Bubar pada 2018
Foto:Mnet
Saat menerima penghargaan daesang Artist of the Year Mnet Asian Music Awards (MAMA) 2018, Jin sambil menangis mengatakan bahwa mereka sempat berpikir membubarkan diri setelah kontrak tujuh tahun berakhir. Saat mendengar perkataan tersebut hampir seluruh member BTS ikut menangis, tak terkecuali ARMY dan audiens yang hadir dalam acara tersebut.
Belakangan diketahui, keinginan membubarkan grup tersebut muncul karena tekanan yang berat seiring popularitas yang meningkat. Ini membuat mereka mengalami kelelahan fisik maupun mental.
Baru-baru ini dalam program Suchwita bersama Suga, Jin juga mengatakan bahwa mereka harus bekerja sangat keras sejak debut hingga 2018, hingga nyaris tak pernah libur. Setelah itu, BTS akhirnya memilih untuk libur penuh selamasekitar satu bulan pada 2019. Setelah itu, mereka kembali dengan merilis album Map of the Soul: 7 yang merupakan album terlaris mereka hingga saat ini.
(ita)