5 Kontrak Menjerat yang Dilakukan SM Entertainment pada Para Artisnya
loading...
A
A
A
SEOUL - Kuasa hukum Chen, Baekhyun, dan Xiumin EXO membeberkan beberapa poin kontrak SM Entertainment yang diklaim 'mencekik' ketiga kliennya.
Mengutip dari artikel Xsportnews yang dirilis pada 5 Juni 2023, pengacara Lee Jae-hak dari firma hukum LIN memberikan pernyataan pers terkait kasus hukum Chen, Baekhyun, dan Xiumin (CBX) EXO. Dalam pernyataannya, mereka mengklaim SM Entertainment telah mengabaikan aturan yang ditetapkan oleh Fair Trade Commission (FTC) dalam kontrak dengan CBX.
Lee Jae-hak mengatakan bahwa meskipun FTC telah memerintahkan SM Entertainment untuk merevisi aturan kontrak dengan para artis mereka, tapi praktik yang tidak adil masih dilakukan. Diketahui, perintah kepada SM Entertainment telah diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada Oktober 2007 dan Januari 2011.
Berikut ini lima poin kontrak SM Entertainment yang sebelumnya sudah dianggap tidak layak oleh FTC, seperti diungkap oleh kuasa hukum CBX EXO.
1. Perhitungan Masa Kontrak yang Ambigu
Perhitungan kontrak eksklusif dimulai saat artis melakukan debutnya, bukan saat penandatanganan kontrak seperti yang biasa terjadi di agensi K-pop lainnya. Selain itu, SM Entertainment juga menggunakan kalimat yang ambigu tentang awal dan akhir masa kontrak.
SM Entertainment bisa menggunakan dalih atau argumen untuk menunjukkan masa berakhirnya kontrak. Ini membuat artis kehilangan kekuasaan untuk memutuskan kontrak dan memilih agensi lain.
2. Masa Kontrak Dianggap Tidak Adil oleh FTC
Pada 2007, FTC sudah mengeluarkan pernyataan bahwa kontrak yang dibuat SM Entertainment berbeda dengan agensi lainnya dan memberatkan artis mereka.
3. Perpanjangan Kontrak Trainee dengan Alasan Ekspansi ke Luar Negeri
FTC telah memerintahkan SM Entertainment untuk tidak menyamaratakan para trainee dengan melakukan perpanjangan kontrak dengan alasan agar trainee melakukan aktivitas promosi di luar negeri. Padahal informasi detail tentang aktivitas tersebut belum diberikan pada saat itu.
4. Klausul tentang Masa Akhir Kontrak yang Ambigu
SM Entertainment menerapkan klausul akhir masa kontrak dengan kalimat "akhir dari ulang tahun kelima perilisan album pertama" atau "akhir dari ulang tahun kelima tanggal kemunculan seorang artis sebagai pemeran utama atau pemeran pendukung (untuk bintang serial). Sekali lagi, kalimat ini dianggap bisa diutak-atik oleh SM Entertainment untuk memperdaya artisnya.
5. Klausul tentang Jumlah Album dan Masa Kontrak
Mirip seperti poin empat, ada klausul tentang kontrak yang tidak akan berakhir/otomatis diperpanjang jika artis belum merilis jumlah album seperti yang direncanakan agensi. Kontrak artis dengan SM Entertainment adalah 7 tahun ditambah 3 tahun aktivitas di luar negeri. Jika ditambah masa wamil yang berlangsung 2 tahun, artinya total kontrak dengan SM Entertainment menjadi 12-13 tahun.
Sekali lagi, jumlah tahun ini akan terus bertambah jika artis belum memenuhi targetnya. SM bahkan mendekati artis untuk bisa menandatangani kontrak selama 17-18 tahun.
Artis SM Entertainment bisa memberikan informasi untuk menghentikan kontrak enam bulan sebelum kontrak berakhir. Namun agensi tersebut biasanya berusaha memaksakan perpanjangan kontrak satu tahun sebelumnya untuk mencegah artis keluar dari agensi.
Pengacara CBX EXO juga mengatakan bahwa ketidakadilan ini bukan cuma dialami oleh ketiga kliennya, tapi juga oleh artis SM Entertainment lainnya.
Ini bukan pertama kalinya SM Entertainment dituntut oleh artisnya. Pada 2009, tiga member TVXQ, yaitu Jaejoong, Yoochun, dan Junsu mengeluhkan kontrak 12 tahun yang dianggap sangat panjang, lalu aktivitas yang dilakukan tanpa persetujuan member terlebih dahulu, serta perhitungan honor yang tidak transparan.
Kemudian pada 2015, Rose alias No Min-woo dari TRAX juga menggugat agensi itu atas kontrak 17 tahun yang tidak sesuai hukum. Tiga member EXO lainnya, yaitu Kris Wu, Luhan, dan Tao juga keluar dari SM Entertainment karena perlakuan yang tidak adil.
Terakhir, ada novel yang ditulis Jessica Jung, mantan member SNSD yang berjudul Shine dan Bright. Dua novel fiksi yang bercerita tentang idol K-pop itu diduga terinspirasi dari banyak praktik buruk SM Entertainment terhadap artisnya.
Lihat Juga: Harga Tiket Konser Kyuhyun Suju di Jakarta, Mulai Rp1 Jutaan hingga Dapat Tanda Tangan Eksklusif
Mengutip dari artikel Xsportnews yang dirilis pada 5 Juni 2023, pengacara Lee Jae-hak dari firma hukum LIN memberikan pernyataan pers terkait kasus hukum Chen, Baekhyun, dan Xiumin (CBX) EXO. Dalam pernyataannya, mereka mengklaim SM Entertainment telah mengabaikan aturan yang ditetapkan oleh Fair Trade Commission (FTC) dalam kontrak dengan CBX.
Lee Jae-hak mengatakan bahwa meskipun FTC telah memerintahkan SM Entertainment untuk merevisi aturan kontrak dengan para artis mereka, tapi praktik yang tidak adil masih dilakukan. Diketahui, perintah kepada SM Entertainment telah diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada Oktober 2007 dan Januari 2011.
Berikut ini lima poin kontrak SM Entertainment yang sebelumnya sudah dianggap tidak layak oleh FTC, seperti diungkap oleh kuasa hukum CBX EXO.
1. Perhitungan Masa Kontrak yang Ambigu
Perhitungan kontrak eksklusif dimulai saat artis melakukan debutnya, bukan saat penandatanganan kontrak seperti yang biasa terjadi di agensi K-pop lainnya. Selain itu, SM Entertainment juga menggunakan kalimat yang ambigu tentang awal dan akhir masa kontrak.
SM Entertainment bisa menggunakan dalih atau argumen untuk menunjukkan masa berakhirnya kontrak. Ini membuat artis kehilangan kekuasaan untuk memutuskan kontrak dan memilih agensi lain.
2. Masa Kontrak Dianggap Tidak Adil oleh FTC
Pada 2007, FTC sudah mengeluarkan pernyataan bahwa kontrak yang dibuat SM Entertainment berbeda dengan agensi lainnya dan memberatkan artis mereka.
3. Perpanjangan Kontrak Trainee dengan Alasan Ekspansi ke Luar Negeri
FTC telah memerintahkan SM Entertainment untuk tidak menyamaratakan para trainee dengan melakukan perpanjangan kontrak dengan alasan agar trainee melakukan aktivitas promosi di luar negeri. Padahal informasi detail tentang aktivitas tersebut belum diberikan pada saat itu.
4. Klausul tentang Masa Akhir Kontrak yang Ambigu
SM Entertainment menerapkan klausul akhir masa kontrak dengan kalimat "akhir dari ulang tahun kelima perilisan album pertama" atau "akhir dari ulang tahun kelima tanggal kemunculan seorang artis sebagai pemeran utama atau pemeran pendukung (untuk bintang serial). Sekali lagi, kalimat ini dianggap bisa diutak-atik oleh SM Entertainment untuk memperdaya artisnya.
5. Klausul tentang Jumlah Album dan Masa Kontrak
Mirip seperti poin empat, ada klausul tentang kontrak yang tidak akan berakhir/otomatis diperpanjang jika artis belum merilis jumlah album seperti yang direncanakan agensi. Kontrak artis dengan SM Entertainment adalah 7 tahun ditambah 3 tahun aktivitas di luar negeri. Jika ditambah masa wamil yang berlangsung 2 tahun, artinya total kontrak dengan SM Entertainment menjadi 12-13 tahun.
Sekali lagi, jumlah tahun ini akan terus bertambah jika artis belum memenuhi targetnya. SM bahkan mendekati artis untuk bisa menandatangani kontrak selama 17-18 tahun.
Artis SM Entertainment bisa memberikan informasi untuk menghentikan kontrak enam bulan sebelum kontrak berakhir. Namun agensi tersebut biasanya berusaha memaksakan perpanjangan kontrak satu tahun sebelumnya untuk mencegah artis keluar dari agensi.
Pengacara CBX EXO juga mengatakan bahwa ketidakadilan ini bukan cuma dialami oleh ketiga kliennya, tapi juga oleh artis SM Entertainment lainnya.
Ini bukan pertama kalinya SM Entertainment dituntut oleh artisnya. Pada 2009, tiga member TVXQ, yaitu Jaejoong, Yoochun, dan Junsu mengeluhkan kontrak 12 tahun yang dianggap sangat panjang, lalu aktivitas yang dilakukan tanpa persetujuan member terlebih dahulu, serta perhitungan honor yang tidak transparan.
Kemudian pada 2015, Rose alias No Min-woo dari TRAX juga menggugat agensi itu atas kontrak 17 tahun yang tidak sesuai hukum. Tiga member EXO lainnya, yaitu Kris Wu, Luhan, dan Tao juga keluar dari SM Entertainment karena perlakuan yang tidak adil.
Terakhir, ada novel yang ditulis Jessica Jung, mantan member SNSD yang berjudul Shine dan Bright. Dua novel fiksi yang bercerita tentang idol K-pop itu diduga terinspirasi dari banyak praktik buruk SM Entertainment terhadap artisnya.
Lihat Juga: Harga Tiket Konser Kyuhyun Suju di Jakarta, Mulai Rp1 Jutaan hingga Dapat Tanda Tangan Eksklusif
(ita)