Dialog Doctor Cha Dikritik karena Tidak Sensitif Terhadap Pasien

Selasa, 09 Mei 2023 - 17:12 WIB
loading...
Dialog Doctor Cha Dikritik...
Doctor Cha dikritik karena menampilkan adegan dan dialog yang tidak sensitif terhadap pasien. Foto/JTBC
A A A
SEOUL - Drama Korea Doctor Cha episode 7 dikritik penonton karena ucapan yang tidak sensitif terkait penyakit tertentu dan pasien yang mengidapnya.

Episode yang tayang pada Sabtu, 6 Mei itu menampilkan adegan seorang pasien pengidap crohn. Ini adalah penyakit radang usus kronis yang menyebabkan pembengkakan di saluran pencernaan.

Dalam adegan itu, keluarga pasien mengatakan kata-kata seperti, "Mengapa kamu menyembunyikan penyakit yang sangat buruk ini?" Dalam dialog juga dikatakan bahwa penyakit tersebut diwariskan secara genetik.



Mengutip Koreaboo, rupanya, ada keluarga penderita crohn yang menonton episode itu dan tak senang dengan dialog tersebut. Mereka mengkritisi adegan yang dianggap menggunakan kata-kata yang tidak sensitif seperti "bawaan genetik" dan "penyakit yang buruk".

Mereka yang melakukan protes menulis komentarnya di papan buletin untuk Doctor Cha yang disediakan oleh JTBC secara daring. Ada yang menulis, "Jika kalian tidak tahu tentang penyakit tersebut, jangan menulisnya" dan "Kalau ini bukan drama medis, kalian seharusnya menghilangkan kata 'dokter' di judulnya".

Ada juga yang menulis bahwa episode ini membuat anaknya jadi pesimistis terhadap penyakit yang dideritanya. Para pengkritik pun menuntut permintaan maaf dari tim produksi.

Sementara itu pada Selasa (9/5), JTBC mengatakan bahwa mereka akan mendiskusikan kritikan tersebut dengan tim produksi.

Mengutip Alodokter, crohn sering terjadi di bagian usus halus dan usus besar. Penyakit ini bisa diidap selama seumur hidup, tetapi bisa dikontrol dengan pengobatan yang tepat.

Penyakit ini menyebabkan nyeri perut dan diare parah. Peradangannya juga dapat menyebar ke lapisan usus yang lebih dalam dan menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa.



Adapun untuk penyebab penyakit crohn belum diketahui secara pasti, tapi diduga ada kaitannya dengan kombinasi antara faktor genetik, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, dan pengaruh lingkungan.

Kombinasi faktor-faktor ini bisa meningkat risikonya bagi seseorang yang merokok, mengonsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi, serta mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, naproxen, atau natrium diklofenak
(ita)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1765 seconds (0.1#10.140)