5 Fakta Menarik Coldplay: Dibenci sekaligus Dicinta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Coldplay akan menggelar konser pertamanya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 15 November 2023.
Pengumuman tur konser Coldplay Music of the Spheres World Tour (MOTSWT) di Asia tersebut langsung direspons antusias oleh para penggemarnya. Tak lama setelah pengumuman diberikan pada sekitar pukul 09.00 WIB, situs web coldplay.com yang memberikan info lengkap soal konser tersebut langsung mengalami error, diduga karena lonjakan traffic.
Coldplay adalah band asal Inggris beranggotakan empat personel, yaitu Chris Martin (vokal, gitar), Johnny Buckland (gitar), Guy Berryman (bas), dan Will Champion (drum). Satu orang lagi yang kerap disebut "anggota kelima Coldplay" adalah direktur kreatif mereka, Phil Harvey.
Berikut ini fakta-fakta menarik tentang Coldplay yang patut kamu ketahui.
Foto: via timeline.coldplay.com
Sebelum menjadi Coldplay, nama band mereka adalah Starfish. Nama ini dipakai saat Chris, Johnny, Guy, dan Will tampil untuk pertama kalinya dalam pertunjukan kecil pada 16 Januari 1998 di The Laurel Tree, Camden. Camden adalah wilayah tempat budaya musik di London berkembang.
Sebelum Will bergabung, ketiga personel bahkan menyebut diri mereka sebagai Big Fat Noises. Nama Coldplay baru dipakai beberapa minggu kemudian setelah pertunjukan di Camden. Mini-album pertama mereka, Safety, dirilis pada Mei 1998 dengan ongkos produksi ditanggung oleh Phil Harvey.
Foto: Joby Sessions
Will Champion sempat dikeluarkan dari Coldplay pada 1999 karena kemampuan bermain drumnya dianggap tidak cocok dengan musik band tersebut. Ini sempat diungkapkan Chris dalam film dokumenter Coldplay: A Head Full of Dreams yang dirilis pada 2018.
Namun dikeluarkannya Will malah membuat ketigapersonel merasa ada yang hilang dari grup. Tak lama setelah itu, Will akhirnya kembali menjadi personel Coldplay.
Perlu diketahui, keempat personel semuanya berkuliah di kampus yang sama, yaitu di University College London. Chris dan Johnny menjadi dua pendiri Coldplay.
Foto: Getty Images
Sejak popularitasnya melejit, terutama setelah album Viva La Vida Vida or Death and All His Friends (2008) sukses besar, Coldplay sangat sering mendapat respons negatif dari para kritikus musik, bahkan dari rekan musisi di Inggris. Noel Gallagher dari Oasis termasuk yang terang-terangan menyebut Coldplay sebagai band yang "membuat musik untuk anak-anak yang ngompol di tempat tidur".
Mengutip El Pais, para kritikus musik di antaranya dari The New Yorker dan The Guardian juga menyebut Coldplay sebagai band yang "musiknya sulit ditoleransi pada dekade ini" dan disebut mengorbankan kualitas musiknya karena terobsesi pada kesuksesan komersial.
Meski begitu, Coldplay toh tetap berjaya. Tur konsernya selalu sold out, bahkan pentolan Rolling Stones, Mick Jagger, pun tahun lalu menonton konser mereka di Wembley Stadium. Ia bahkan mengunggah video di akun Instagram-nya dan mengatakan ia sangat menikmati konser Coldplay.
Kritikus lainnya juga mengatakan bahwa salah satu daya tarik Coldplay adalah lagu-lagu mereka yang secara emosional relevan dengan banyak orang. Mereka tidak pernah berniat menjadi bintang rock (rock star) yang cool dan misterius. Alih-alih, Chris bahkan menampilkan citra yang sangat positif dengan berbagai gerakan sosial dan politiknya.
Konser Coldplay juga dinilai menghadirkan atmosfer positif saat semua orang bisa bernyanyi dan menari tanpa pandang bulu, bahkan bagi yang bukan penggemar dan tidak familier dengan lagu-lagu Coldplay.
Foto: Getty Images
Mengutip Billboard, Coldplay duduk di posisi 7 dalam daftar highest grossing tour in the world. Tur konser A Head Full of Dreams Tour (2016-2017) berhasil mencatat pendapatan hingga USD254 juta atau Rp7,7 triliun dari 115 pertunjukan yang mereka gelar.
Adapun jumlah penontonnya total mencapai 5,4 juta. Angka ini menjadi yang terbanyak keempat dalam daftar yang sama, setara dengan jumlah penonton tur konser Guns N'Roses, Not in This Lifetime...Tour (2016-2019) dengan 158 pertunjukan.
Foto:Rick Scuteri/Invision/AP
Chris Martin dikenal sangat peduli dengan isu lingkungan, dan ia berharap tur konser Coldplay bisa mengurangi emisi karbon dioksida sebanyak 50% dibanding tur sebelumnya. Ini diawali dengan usaha mereka untuk mengurangi penerbangan dan lebih memilih menggunakan transportasi biofuel jika memungkinkan.
Selain itu, desain panggung juga sebisa mungkin menggunakan bahan-bahan lokal (bisa didapat di negara tempat konser berlangsung) demi mengurangi energi yang dipakai untuk transportasinya. Bahan-bahan yang digunakan juga adalah yang bisa dipakai ulang, bukan yang sekali pakai.
Coldplay juga memasang panel surya portable di beberapa titik di area panggung dan tempat konser. Panel ini bisa dipakai untuk mengisi baterai dan membangkitkan listrik ketika konser.
Yang juga menarik adalah dalam konser MOTSWT yang sudah dilakukan, di dalam area konser juga terdapat sepeda statis yang bisa menghasilkan tenaga listrik. Penonton bisa ikut mengayuh sepeda itu. Di luar panggung, ada juga lantai kinetik yang bisa diinjak-injak penonton untuk menghasilkan tenaga listrik.
Terakhir, untuk setiap tiket konser yang terjual dalam tur konser ini, Coldplay akan menanam satu pohon. Program ini dilakukan bekerja sama dengan LSM One Tree Planted.
Pengumuman tur konser Coldplay Music of the Spheres World Tour (MOTSWT) di Asia tersebut langsung direspons antusias oleh para penggemarnya. Tak lama setelah pengumuman diberikan pada sekitar pukul 09.00 WIB, situs web coldplay.com yang memberikan info lengkap soal konser tersebut langsung mengalami error, diduga karena lonjakan traffic.
Coldplay adalah band asal Inggris beranggotakan empat personel, yaitu Chris Martin (vokal, gitar), Johnny Buckland (gitar), Guy Berryman (bas), dan Will Champion (drum). Satu orang lagi yang kerap disebut "anggota kelima Coldplay" adalah direktur kreatif mereka, Phil Harvey.
Berikut ini fakta-fakta menarik tentang Coldplay yang patut kamu ketahui.
1. Dulunya Bernama Starfish
Foto: via timeline.coldplay.com
Sebelum menjadi Coldplay, nama band mereka adalah Starfish. Nama ini dipakai saat Chris, Johnny, Guy, dan Will tampil untuk pertama kalinya dalam pertunjukan kecil pada 16 Januari 1998 di The Laurel Tree, Camden. Camden adalah wilayah tempat budaya musik di London berkembang.
Sebelum Will bergabung, ketiga personel bahkan menyebut diri mereka sebagai Big Fat Noises. Nama Coldplay baru dipakai beberapa minggu kemudian setelah pertunjukan di Camden. Mini-album pertama mereka, Safety, dirilis pada Mei 1998 dengan ongkos produksi ditanggung oleh Phil Harvey.
2. Will Sempat Dikeluarkan dari Coldplay
Foto: Joby Sessions
Will Champion sempat dikeluarkan dari Coldplay pada 1999 karena kemampuan bermain drumnya dianggap tidak cocok dengan musik band tersebut. Ini sempat diungkapkan Chris dalam film dokumenter Coldplay: A Head Full of Dreams yang dirilis pada 2018.
Namun dikeluarkannya Will malah membuat ketigapersonel merasa ada yang hilang dari grup. Tak lama setelah itu, Will akhirnya kembali menjadi personel Coldplay.
Perlu diketahui, keempat personel semuanya berkuliah di kampus yang sama, yaitu di University College London. Chris dan Johnny menjadi dua pendiri Coldplay.
3. Band yang Dibenci sekaligus Dicinta
Foto: Getty Images
Sejak popularitasnya melejit, terutama setelah album Viva La Vida Vida or Death and All His Friends (2008) sukses besar, Coldplay sangat sering mendapat respons negatif dari para kritikus musik, bahkan dari rekan musisi di Inggris. Noel Gallagher dari Oasis termasuk yang terang-terangan menyebut Coldplay sebagai band yang "membuat musik untuk anak-anak yang ngompol di tempat tidur".
Mengutip El Pais, para kritikus musik di antaranya dari The New Yorker dan The Guardian juga menyebut Coldplay sebagai band yang "musiknya sulit ditoleransi pada dekade ini" dan disebut mengorbankan kualitas musiknya karena terobsesi pada kesuksesan komersial.
Meski begitu, Coldplay toh tetap berjaya. Tur konsernya selalu sold out, bahkan pentolan Rolling Stones, Mick Jagger, pun tahun lalu menonton konser mereka di Wembley Stadium. Ia bahkan mengunggah video di akun Instagram-nya dan mengatakan ia sangat menikmati konser Coldplay.
Kritikus lainnya juga mengatakan bahwa salah satu daya tarik Coldplay adalah lagu-lagu mereka yang secara emosional relevan dengan banyak orang. Mereka tidak pernah berniat menjadi bintang rock (rock star) yang cool dan misterius. Alih-alih, Chris bahkan menampilkan citra yang sangat positif dengan berbagai gerakan sosial dan politiknya.
Konser Coldplay juga dinilai menghadirkan atmosfer positif saat semua orang bisa bernyanyi dan menari tanpa pandang bulu, bahkan bagi yang bukan penggemar dan tidak familier dengan lagu-lagu Coldplay.
4. Termasuk Musisi dengan Penghasilan Tur Konser Terbesar Sepanjang Masa
Foto: Getty Images
Mengutip Billboard, Coldplay duduk di posisi 7 dalam daftar highest grossing tour in the world. Tur konser A Head Full of Dreams Tour (2016-2017) berhasil mencatat pendapatan hingga USD254 juta atau Rp7,7 triliun dari 115 pertunjukan yang mereka gelar.
Adapun jumlah penontonnya total mencapai 5,4 juta. Angka ini menjadi yang terbanyak keempat dalam daftar yang sama, setara dengan jumlah penonton tur konser Guns N'Roses, Not in This Lifetime...Tour (2016-2019) dengan 158 pertunjukan.
5. Membuat Tur Konser yang Ramah Lingkungan
Foto:Rick Scuteri/Invision/AP
Chris Martin dikenal sangat peduli dengan isu lingkungan, dan ia berharap tur konser Coldplay bisa mengurangi emisi karbon dioksida sebanyak 50% dibanding tur sebelumnya. Ini diawali dengan usaha mereka untuk mengurangi penerbangan dan lebih memilih menggunakan transportasi biofuel jika memungkinkan.
Selain itu, desain panggung juga sebisa mungkin menggunakan bahan-bahan lokal (bisa didapat di negara tempat konser berlangsung) demi mengurangi energi yang dipakai untuk transportasinya. Bahan-bahan yang digunakan juga adalah yang bisa dipakai ulang, bukan yang sekali pakai.
Coldplay juga memasang panel surya portable di beberapa titik di area panggung dan tempat konser. Panel ini bisa dipakai untuk mengisi baterai dan membangkitkan listrik ketika konser.
Yang juga menarik adalah dalam konser MOTSWT yang sudah dilakukan, di dalam area konser juga terdapat sepeda statis yang bisa menghasilkan tenaga listrik. Penonton bisa ikut mengayuh sepeda itu. Di luar panggung, ada juga lantai kinetik yang bisa diinjak-injak penonton untuk menghasilkan tenaga listrik.
Terakhir, untuk setiap tiket konser yang terjual dalam tur konser ini, Coldplay akan menanam satu pohon. Program ini dilakukan bekerja sama dengan LSM One Tree Planted.
(ita)