Sejarah Hari Valentine, Ini Peran Penting Cokelat Silverqueen dan Cadbury

Senin, 14 Februari 2022 - 14:09 WIB
Cokelat Silverqueen jadi salah satu merek favorit yang dicari untuk hadiah Valentine, dan ternyata produknya asli dari Indonesia. Foto/Instagram @silverqueenid
JAKARTA - Perayaan Hari Valentine pada 14 Februari selalu identik dengan cokelat. Nah, di balik itu, ada sejarah menarik tentang cokelat Silverqueen dan Cadbury.

Saat Valentine, biasanya hadiah yang paling sering diberikan adalah buket bunga atau cokelat. Cokelat Silverqueen termasuk yang paling sering diberikan, karena merek ini adalah yang terpopuler di Indonesia, sementara harganya juga tergolong murah.

Ditambah lagi, jaringan minimarket mainstream pasti menjual cokelat ini di depan meja kasir mereka, jadi sangat mudah didapatkan. Tentu saja, selama Valentine, Silverqueen juga meluncurkan produk-produk khusus selama Valentine.



Namun, apakah kamu tahu bahwa Silverqueen ternyata asli produk Indonesia? Melansir dari akun Instagram resmi @silverqueenid pada salah satu unggahannya Agustus silam, cokelat ini pertama kali diproduksi pada 1950 di Garut, di bawah PT. Perusahaan Industri Ceres. Pemiliknya merupakan pemuda asal Myanmar keturunan Tionghoa bernama Ming Chee Chuang.



Foto: Twitter @Azmiabubakar12

Sementara soal cokelat Cadbury, semuanya bermula dari sejarah Hari Valentine. Mengutip NPR, hingga pertengahan abad ke-19, cokelat belum populer sebagai hadiah Valentine. Pada abad ke-13, orang-orang merayakannya dengan menulis syair cinta kepada lawan jenis yang mereka sukai.

Lalu pada pertengahan abad ke-19, orang-orang mulai memberikan kartu ucapan mewah dengan gambar Cupid yang memegang panah.

Sementara itu, mengutip smithsonianmag.com, cokelat sejak dulu merupakan sebuah makanan yang cukup eksklusif. Bahkan bagi masyarakat Suku Aztek di Meksiko Tengah, biji kakao yang merupakan bahan dasar cokelat sama berharganya dengan emas.

Sedangkan mengutip NPR, seorang petualang dan tukang judi kelahiran Venesia Giacoma Casanova menyebut cokelat yang saat itu masih berupa sebuah minuman menyebutnya sebagai "obat mujarab cinta" atau minuman yang bisa menyalakan gairah seksual.

Baca Juga: 4 Hal yang Bikin Love and Leashes Beda Jauh dengan Fifty Shades of Grey

Lalu pada sekitar 1615, saat cokelat populer di Spanyol, minuman itu melewati Spanyol hingga ke Italia dan Prancis. Pelan-pelan, cokelat pun melintasi negara-negara Eropa. Namun saat itu harganya masih mahal dan hanya bisa dikonsumsi kalangan elite.



Foto: Freepik

Pada saat pemerintahan Ratu Victoria di Inggris pada 1837, kondisi perekonomian membaik, dan gairah perayaan Hari Valentine pun merebak. Orang-orang mulai mengirim kartu dan cokelat, karena harganya yang mulai terjangkau oleh kelas menengah.

Lalu pada 1847, pembuat cokelat asal Inggris J.S. Fry & Sons mulai memproduksi cokelat batangan. Perusahaan ini menggabungkan bubuk kakao dan gula dengan mentega kakao (lemak yang diekstraksi dari biji kakao). Beberapa tahun kemudian, perusahaan menjual cokelat dengan beragam rasa.

Namun, justru saingannya, yaitu Richard Cadbury yang menghubungkan Hari Valentine dengan cokelat, secara komersial. Pada 1861, ia memanfaatkan kesukaan orang-orang pada masa itu pada desain cantik dengan meluncurkan kemasan mewah untuk cokelat.

Baca Juga: 4 Pertemanan Idol K-pop yang Akhirnya Berantakan, Bikin Sedih Penggemar!

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More