Tenda Radit: Imajinasi, Kecemasan Orang Tua, dan Harry Potter
Jum'at, 28 Januari 2022 - 15:15 WIB
MALANG - “Radit, di hutan itu banyak binatang buas, Nak, seperti harimau. Serem, kan? Jadi, enggak usah kemping di hutan, ya,”
Tentu kalimat yang keluar dari mulut Mama Radit (Anis Mufida) ini jelas tidak asing didengar oleh anak-anak di luar sana, terutama saat hendak meminta izin kegiatan outdoor.
Ya, kita semua pernah menjadi Radit (Yardan Al Waffi Casey Raditya Rahmad), menahan dongkol hanya karena izin tidak keluar dari orang tua, terutama ibu, sehingga terpaksa absen dalam berbagai kegiatan seru bersama teman-teman.
Dengan berbagai pertimbangan yang hanya mereka yang tahu, kekhawatiran memang jadi hak prerogatif orang tua terutama saat anak-anak mereka masih dalam usia SD. Bahkan percayalah, mereka yang sudah menjadi remaja dan "anak baru gede", tetap akan menghadapi larangan-larangan yang dengan usaha apa pun, anak tetap ada di posisi ‘kalah’ dan menerima kenyataan.
Kondisi ini kadang menjadi menyebalkan.
Apalagi kalau ternyata kita menjadi satu-satunya orang di kelas yang tak memperoleh izin, tentu hanya bisa memasang wajah pura-pura tegar saat semua orang bercerita soal pengalaman outdoor bersama. Ketika hal ini terjadi, anak jelas akan merajuk.
Foto: Genflix
Namun sekali lagi, orang tua tak pernah kehilangan akal untuk kembali memperoleh hatinya, terutama jika sudah diberi wejangan, ada bahaya di tempat yang bakal dikunjungi.
Baca Juga: Film Manusia Separuh Cinta, Bicara Memang Lebih Mudah Ketimbang Bertindak
Hal itulah yang juga dialami Radit setelah mungkin untuk kesekian kalinya harus memendam keinginan kemping di hutan. Untung saja, Radit tidaklah keras kepala seperti saya, karena dia bisa menerima larangan dari sang mama dengan lapang dada.
Alih-alih mengunci pintu dan memasang wajah berlipat cemberut, Radit justru menggunakan harta terbesar yang dimiliki anak-anak untuk tetap bisa kemping
Imajinasi.
Ya, menggunakan barang-barang di kamarnya seperti selimut hingga tongkat pramuka, Radit membangun tenda yang dan bertualang ke alam rimba yang ada di kepalanya. Kabur dari kejaran harimau mengerikan seperti yang diceritakan Mamanya, Radit menolak takut.
Foto: Genflix
Dengan seragam pramukanya, Radit berlarian menelusuri hutan Bedengan, melewati jalur aliran sungai dan melawan harimau yang ternyata adalah kucing peliharaannya di rumah.
Berdurasi 12 menit, Tenda Radit memang menceritakan imajinasi anak yang begitu istimewa. Film pendek yang naskahnya ditulis dan diarahkan oleh Ilham Fahmi Dzauqy ini menggambarkan betapa serunya saat seorang anak tenggelam dalam imajinasi. Lewat imajinasi, anak bisa bepergian menembus batas-batas ruang dan waktu dalam dunia kreatifnya.
Tak heran kalau akhirnya Albert Einstein pernah mengungkapkan jika imajinasi itu jauh lebih penting daripada pengetahuan. Karena menurut salah satu orang tergenius dalam peradaban manusia itu, pengetahuan terbatas pada hal-hal yang kita ketahui dan pahami, sedangkan imajinasi mencakup seluruh dunia termasuk yang akan kita ketahui.
Tentu kalimat yang keluar dari mulut Mama Radit (Anis Mufida) ini jelas tidak asing didengar oleh anak-anak di luar sana, terutama saat hendak meminta izin kegiatan outdoor.
Ya, kita semua pernah menjadi Radit (Yardan Al Waffi Casey Raditya Rahmad), menahan dongkol hanya karena izin tidak keluar dari orang tua, terutama ibu, sehingga terpaksa absen dalam berbagai kegiatan seru bersama teman-teman.
Dengan berbagai pertimbangan yang hanya mereka yang tahu, kekhawatiran memang jadi hak prerogatif orang tua terutama saat anak-anak mereka masih dalam usia SD. Bahkan percayalah, mereka yang sudah menjadi remaja dan "anak baru gede", tetap akan menghadapi larangan-larangan yang dengan usaha apa pun, anak tetap ada di posisi ‘kalah’ dan menerima kenyataan.
Kondisi ini kadang menjadi menyebalkan.
Apalagi kalau ternyata kita menjadi satu-satunya orang di kelas yang tak memperoleh izin, tentu hanya bisa memasang wajah pura-pura tegar saat semua orang bercerita soal pengalaman outdoor bersama. Ketika hal ini terjadi, anak jelas akan merajuk.
Foto: Genflix
Namun sekali lagi, orang tua tak pernah kehilangan akal untuk kembali memperoleh hatinya, terutama jika sudah diberi wejangan, ada bahaya di tempat yang bakal dikunjungi.
Baca Juga: Film Manusia Separuh Cinta, Bicara Memang Lebih Mudah Ketimbang Bertindak
Hal itulah yang juga dialami Radit setelah mungkin untuk kesekian kalinya harus memendam keinginan kemping di hutan. Untung saja, Radit tidaklah keras kepala seperti saya, karena dia bisa menerima larangan dari sang mama dengan lapang dada.
Alih-alih mengunci pintu dan memasang wajah berlipat cemberut, Radit justru menggunakan harta terbesar yang dimiliki anak-anak untuk tetap bisa kemping
Imajinasi.
Ya, menggunakan barang-barang di kamarnya seperti selimut hingga tongkat pramuka, Radit membangun tenda yang dan bertualang ke alam rimba yang ada di kepalanya. Kabur dari kejaran harimau mengerikan seperti yang diceritakan Mamanya, Radit menolak takut.
Foto: Genflix
Dengan seragam pramukanya, Radit berlarian menelusuri hutan Bedengan, melewati jalur aliran sungai dan melawan harimau yang ternyata adalah kucing peliharaannya di rumah.
Berdurasi 12 menit, Tenda Radit memang menceritakan imajinasi anak yang begitu istimewa. Film pendek yang naskahnya ditulis dan diarahkan oleh Ilham Fahmi Dzauqy ini menggambarkan betapa serunya saat seorang anak tenggelam dalam imajinasi. Lewat imajinasi, anak bisa bepergian menembus batas-batas ruang dan waktu dalam dunia kreatifnya.
Tak heran kalau akhirnya Albert Einstein pernah mengungkapkan jika imajinasi itu jauh lebih penting daripada pengetahuan. Karena menurut salah satu orang tergenius dalam peradaban manusia itu, pengetahuan terbatas pada hal-hal yang kita ketahui dan pahami, sedangkan imajinasi mencakup seluruh dunia termasuk yang akan kita ketahui.
Lihat Juga :
tulis komentar anda